40
Ekonomi SMA Kelas XI
4. Fungsi
APBD memiliki fungsi sebagai berikut. a.
Fungsi otorisasi. b.
Fungsi perencanaan, melalui APBD, pemerintah daerah dapat: 1.
merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan;
2. merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai
tujuan organisasi serta merencanakan alternatif sumber pembiayaannya;
3. mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang
telah disusun; 4.
menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi. c.
Fungsi pengawasan, dengan APBD dapat dihindari adanya overspending, underspanding, dan salah sasaran dalam pengalokasian
anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas.
d. Fungsi alokasi, APBD memuat pendapatan yang dihimpun oleh
pemerintah daerah yang digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran pemerintah daerah di segala bidang dalam upaya
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat karena pemerintah daerah lebih mengetahui
kebutuhan serta standar pelayanan masyarakat.
e. Fungsi distribusi, APBD yang diperoleh dari berbagai sumber
penerimaan oleh pemerintah daerah, kemudian didistribusikan kembali kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Selain fungsi-fungsi yang telah disebutkan di atas, APBD sebagai anggaran sektor publik juga memiliki fungsi sebagai:
a. alat kebijakan fiskal, artinya APBD digunakan sebagai alat untuk
menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi, serta untuk mengetahui arah kebijakan fiskal pemerintah sehingga dapat
dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi-estimasi ekonomi;
b. alat koordinasi dan komunikasi menjadi alat koordinasi antarbagian
dalam pemerintah sebab proses penyusunan anggaran melibatkan setiap unit kerja pemerintah;
c. alat penilaian kinerja dari eksekutif sebagai budget holder oleh legislatif
pemberi wewenang, kinerja eksekutif dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi anggaran;
41
APBN dan APBD
d. alat motivasi untuk bekerja dengan efektif dan efisien dalam mencapai
target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan, target anggaran hendaknya tidak terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi dan tidak
terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai;
e. alat politik menjadi dokumen politik sebagai bentuk komitmen
eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik, f.
alat menciptakan ruang publik baik masyarakat, LSM, perguruan tinggi,dan berbagai organisasi kemasyarakatan lainnya yang me-
mungkinkan untuk terlibat dalam proses penganggaran.
5. Proses Penyusunan APBD
Proses penyusunan APBD sebelum otonomi daerah berbeda dengan setelah era otonomi daerah. Penyusunan APBD sebelum otonomi daerah
tidak melibatkan masyarakat secara langsung terhadap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga aspirasi masyarakat kurang
mendapat perhatian. Penyusunan anggaran lebih memerhatikan petunjuk- petunjuk dari pusat yang lebih bersifat sektoral. Setelah era otonomi daerah,
penyusunan APBD lebih mengutamakan nuansa masyarakat yang benar- benar dibutuhkan dalam rangka memecahkan masalah yang diidentifikasi
bersama dengan potensi lokal yang dimiliki.
Tabel 2.2 Siklus dan Mekanisme Perencanaan dan Penyusunan APBD Sebelum Otonomi Daerah
No. Uraian
Siklus Mekanisme
1 Musyawarah
Mei–Juni Musyawarah tingkat kelurahan
tingkat ditetapkan program kegiatan
kelurahan beserta nilainya, yaitu plafon untuk
setiap kelurahan sebesar Rp50 juta. 2
Musyawarah Juni–Juli
Musyawarah tingkat camat untuk tingkat
menginvestarisasi programkegiatan kecamatan
yang belum dibiayai serta aspirasi masyarakat.
3 Rakorbangda II
Agustus–September Sinkronisasi musyawarah tingkat
camat dengan dinas-dinas terkait tentang programkegiatan yang
akan dilaksanakan.
4 Rakorbangda I
September–Oktober Sinkronisasi kebijakan program
kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai prioritas dan ketersediaan
anggaran.