Pengelolaan anggaran Pembiayaan fungsional

57 APBN dan APBD

6. Hubungan Fiskal Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Berpijak pada tiga asas desentralisasi dekonsentrasi, desentralisasi, dan tugas perbantuan, pengaturan hubungan fiskal keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah didasarkan atas empat prinsip. a. Urusan yang merupakan tugas pemerintah pusat di daerah dalam rangka dekonsentrasi dibiayai dari dan atas beban APBN. b. Urusan yang merupakan tugas pemerintah daerah sendiri dalam rangka desentralisasi dibiayai dari dan atas beban APBD. c. Urusan yang merupakan tugas pemerintah pusat atau pemerintah daerah tingkat atasnya, yang dilaksanakan dalam rangka tugas perbantuan, dibiayai oleh pemerintah pusat atas beban APBN atau oleh pemerintah daerah tingkat atasnya atas beban APBD sebagai pihak yang menugaskan. d. Sepanjang potensi sumber-sumber keuangan daerah belum mencukupi, pemerintah pusat memberikan sejumlah sumbangan. Pada kenyataannya, hubungan fiskal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah masih ditandai oleh tingginya kontrol pemerintah pusat terhadap proses pembangunan daerah atau terjadi ketergantungan fiskal. Hal ini tercermin dari: 1. rendahnya proporsi pendapatan asli daerah terhadap total pendapatan daerah dibandingkan dengan besarnya subsidi yang diberikan oleh pemerintah pusat; 2. dominannya subsidi dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Adapun penyebab terjadinya ketergantungan fiskal, antara lain: 1. kurang berperannya perusahan daerah sebagai sumber pendapatan daerah; 2. tingginya derajat sentralisasi dalam bidang perpajakan. Semua pajak utama yang paling produktif, baik pajak langsung maupun tidak langsung ditarik oleh pemerintah pusat; 3. pajak daerah yang cukup beragam hanya sedikit yang dapat diandalkan sebagai sumber penerimaan; 4. adanya kekhawatiran apabila daerah memiliki sumber keuangan yang tinggi, hal itu akan mendorong terjadinya disintegrasi dan separatisme; 5. kelemahan dalam pemberian subsidi dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.