Tahap pengawasan APBN Proses Penyusunan APBN

38 Ekonomi SMA Kelas XI

6. Struktur APBN

Format APBN yang sekarang ini sudah disesuaikan dengan format I-Account GFS IMF Standard, yang terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu 1. sisi penerimaan, 2. sisi pengeluaran, dan 3. sisi pembiayaan. Apakah kalian sudah membaca APBN negara kita tahun ini? No. Uraian 2002 2003 2004 2005 2006 PAN PAN APBN-P APBN-P2 APBN 1. Pendapatan Negara dan 298,8 341,4 403,8 516,2 625,2 Hibah Penerimaan Perpajakan 210,1 242,0 279,2 347,6 416,3 Penerimaan Bukan Pajak 88,4 98,9 123,8 161,4 205,3 Hibah 0,3 0,5 0,8 7,2 3,6 2. Belanja Negara 322,2 376,5 430,0 542,4 647,7 Belanja Pemerintah Pusat 224,0 256,2 300,0 392,8 427,6 Pembayaran Bunga Utang 89,9 65,4 63,2 59,2 76,6 Subsidi 40,0 43,9 69,9 121,9 79,5 Belanja Daerah 98,2 120,3 130,0 149,6 220,1 3. Keseimbangan Umum 23,4 34,4 26,3 26,2 22,4 4. Surat Utang Negara 650,0 624,0 621,0 620,0

n.a.

5. Utang Luar Negeri 131,3 135,4 137,0 134,9

n.a. USD milyar

Pemerintah 74,5 80,9 80,7 78,3 n.a. Swasta 55,2 51,9 52,9 52,4 n.a. 6. PDB Nominal 1.897,8 2.086,8 2.303,5 2.636,5 3.040,8 7. Surplus Defisit APBN 1,4 1,7 1,1 1,0 0,7 PDB Tabel 2.1 APBN Tahun 2002–2006 dalam Triliun rupiah Sumber: Nota Keuangan dan RAPBN RI 2006 39 APBN dan APBD B APBD Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah, serta memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan, pemerintah Republik Indonesia sejak 1 Januari 2001 menerapkan otonomi daerah. Dengan berlakunya otonomi daerah prinsip pembangunan daerah mengalami pergeseran dari sentralisasi menjadi desentralisasi. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, daerah mempunyai hak dan kewajiban yang diwujudkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah, dan dijabarkan dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD.

1. Pengertian

APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan keuangan daerah.

2. Landasan Hukum

Landasan hukum dari penyusunan APBD tercantum dalam: a. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; b. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan daerah.

3. Tujuan

Tujuan penyusunan APBD adalah a. membantu pemerintah daerah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antarbagian dalam lingkungan pemerintah daerah; b. membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa publik melalui proses pemrioritasan; c. memungkinkan pemerintah daerah untuk memenuhi prioritas belanja; d. meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada DPRD dan masyarakat luas.