Ekspor Ekspor dan Impor
103
Perekonomian Terbuka
pupuk, semen, kulit dan barang dari kulit, kertas dan barang dari kertas, serta berbagai macam komoditas lainnya.
Pada masa depan perkembangan perdagangan internasional akan semakin kompetitif, sedangkan kinerja ekspor negara kita justru sedang
mengalami penurunan dan masih menanggung beban akibat krisis ekonomi. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah harus memiliki
strategi pengembangan ekspor nonmigas yang menyangkut kemampuan komponen barang-barang yang secara langsung dapat
diekspor exportable goods, diimpor importable goods, dan barang-barang yang tidak secara langsung dapat diperdagangkan nontradeable goods.
Tujuan dari strategi pengembangan ekspor, antara lain: 1.
memperlancar arus barang dan jasa; 2.
mendorong pembentukan harga yang layak dalam iklim persaingan yang sehat;
3. menunjangusaha peningkatan efisiensi produksi;
4. mengembangkan ekspor;
5. memperluas kesempatan berusaha dan lapangan kerja;
6. meningkatkan dan memeratakan pendapatan masyarakat;
7. memantapkan stabilitas ekonomi.
Strategi pengembangan ekspor nonmigas yang dilakukan, di antaranya sebagai berikut.
a. Melakukan diversifikasi produk ekspor baik diversifikasi produk,
pasar, maupun pelakunya. Diversifikasi produk dapat dilakukan secara horizontal dengan cara menggali berbagai jenis produk
baru, dan secara vertikal dengan cara menciptakan produk baru dari bahan baku yang ada.
b. Meningkatkan daya saing ekspor mengingat pasaran di luar negeri
sangat kompetitif. Daya saing tinggi dalam berbagai bidang merupakan salah satu faktor penting dalam perdagangan
internasional. Untuk menciptakan daya saing yang tinggi, kita harus meningkatkan produktivitas, efisiensi kerja, kualitas produk,
konsistensi, kepastian dan kesinambungan pasokan, pelayanan yang memerhatikan ketepatan waktu pengiriman, pelayanan lain
yang dituntut pembeli, sikap ulet pengusaha dalam meng- upayakan pemasaran produk, dan kejelian pengusaha membidik
alternatif yang terbuka, seperti mendirikan unit pemasaran di negara lain atau usaha patungan.
c. Menjalin kerja sama dengan mitra usaha asing. Hal ini sangat
penting dalam menerobos pasar internasional, dengan per- timbangan sebagai berikut.
104
Ekonomi SMA Kelas XI
1. Dapat memudahkan penetrasi pasar baru, seperti yang
dilakukan industri otomotif Jepang Mitsubishi yang bekerja sama dengan Jerman Daimler Benz dalam merebut pasar
otomotif kawasan Eropa.
Gambar 4.2 Bagan mekanisme ekspor-impor
2. Dapat menghindari risiko yang cukup besar dibandingkan
melakukan penerobosan pasar tanpa melakukan kerja sama. 3.
Dapat menekan berbagai biaya, seperti biaya penelitian, pengembangan, dan biaya operasional lainnya.
4. Dapat menekan kerugian akibat kompetisi sesama pesaing.
5. Dapat menghindari pencaplokan dari perusahaan yang lebih
kuat, terutama perusahaan yang mengalami kesulitan likuiditas.
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain: a.
meningkatkan transparansi pasar; b.
menciptakan ketertiban dalam usaha perniagaan sehingga menciptakan iklim usaha dan kepastian usaha serta kepastian
berusaha yang semakin baik dan kepentingan konsumen terlindungi;
c. memperluas sarana dan prasarana penunjang perdagangan dan
memfungsikannya dengan sebaik-baiknya;
Negara A
Bergerak di bidang industri pertanian
Negara B
Bergerak di bidang industri pertambangan
Aliran Ekspor
Hasil Tambang
Aliran Impor
Hasil Tambang
Aliran Ekspor
Hasil Pertanian
Aliran Impor
Hasil Pertanian
105
Perekonomian Terbuka
d. meningkatkan keberadaan lembaga-lembaga perdagangan dan
pemasaran; e.
memantapkan pasar dalam negeri; f.
memperluas penggunaan produk industri dalam negeri dan mengendalikan impor barang mewah.
Meskipun demikian, keberhasilan strategi pengembangan ekspor sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal dan internal.
1. Unsur eksternal, meliputi laju pertumbuhan ekonomi, perdagang-
an dunia, laju peningkatan aliran modal, investasi, keterbukaan, dan adanya keadilan dalam sistem perdagangan dunia baik
bilateral, regional, maupun multilateral.
2. Unsur internal, meliputi iklim dunia usaha yang kondusif,
kebijakan pemerintah, kesiapan dan kegairahan para pengusaha, keahlian dunia usaha dalam memanfaatkan peluang yang trebuka,
dan upaya pengembangan usaha dengan mitra usaha asing.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh negara kita dalam melakukan ekspor, di antaranya sebagai berikut.
a. Perekonomian negara kita dihadapkan pada ekonomi biaya tinggi
high cost economy, yang ditandai dengan: 1. produktivitas dan kualitas tenaga kerja relatif rendah;
2. struktur industri dan teknis produksi tidak efisien dan rapuh; 3. struktur dan prosedur birokrasi sering menimbulkan biaya
tambahan; 4. sistem transportasi dan jalur distribusi laut dan darat yang
lamban dan kurang memadai, serta sistem integrasi antarmodal yang lemah di hampir semua jenis angkutan dan
distribusi sehingga menganggu ketepatan waktu penyampaian barang dan efisiensi biaya;
5. mekanisme keterkaitan industri hulu dan hilir yang tidak efisien;
6. banyaknya industri yang terkait dengan monopoli, oligopoli, dan konsentrasi rasio yang tinggi pada kelompok tertentu,
serta kolusi yang samar-samar yang mengkonsentrasikan diri pada pasar domestik;
7. kondisi moneter yang terlalu peka dan labil terhadap inflasi, nilai kurs, dan tingkat bunga;
8. ketergantungan terhadap kandungan impor yang tinggi serta industri hulu dan industri strategis;
9. Kawasan Berikat Nusantara KBN yang sarat dengan biaya- biaya tambahan dan birokratis;
106
Ekonomi SMA Kelas XI
10. proteksi yang berlebihan dan berkepanjangan pada industri hulu;
11. kesalahan struktural dalam kebijakan pemerintah serta kurangnya kemampuan dalam bidang rekayasa dan rancang
bangun; 12. tata niaga perdagangan dan jasa dalam negeri yang
berlingkar pada kelompok tertentu. b.
Kendala internal lainnya berupa: 1. lingkar proses bahan baku yang belum memadai untuk
industri barang jadi; 2. rendahnya tingkat investasi untuk komoditas ekspor, baik
investasi domestik maupun asing; 3. keserasian proses dan mekanisme kerja antara birokrat dan
pengusaha masih belum selaras dan harmonis; 4. kelemahan dalam informasi pasar;
5. proses inovasi dan pengembangan teknologi yang rendah; 6. forum Indonesia Incorporated yang kurang berperan antif;
7. trading house yang belum berfungsi; 8. tingginya ketergantungan pada beberapa komoditas ekspor
bahan-bahan pertanian dan tambang 90 konsentrasi mata dagangan nonmigas hanya pada 23 komoditi;
9. term of trade beberapa komoditas pendukung cenderung merosot;
10. ekspor masih dalam komoditas pesanan, belum masuk dalam tahap daya saing dan lemahnya respon terhadap
permintaan pasar sehingga riskan terhadap perubahan global;
11. rendahnya upaya strategi promosi ekspor dan budaya ekspor serta tumpulnya ujung tombak atase dan wakil dagang di
luar negeri, dan lemahnya kekuatan jangkauan pasar yang hanya terbatas pada akses pasar dari pemiliki merek sebagai
pemesan;
12. kecilnya peran konglomerat yang ikut bermain dalam pasar internasional, mereka lebih melihat pasar domestik untuk
melempar produknya; 13. lemahnya jaringan bisnis dan saluran distribusi perdagangan
internasional; 14. mayoritas industri Indonesia hanya bertumpu pada hasil
akhir, tanpa didukung oleh akar industri yang kuat;
107
Perekonomian Terbuka
15. lemahnya infrastuktur pendukung dan lambatnya kesiapan kelembagaan pendukung, seperti pelabuhan, listrik,
telekomunikasi, dan tenaga ahli; 16. pasar luar negeri yang mendikte bahan baku produksi atau
pun pelemparan output produksinya. c.
Kendala eksternal berupa: 1. semakin ketatnya persaingan beberapa macam ekspor
antarnegara; 2. proses substitusi barang impor meningkat di negara-negara
pengimpor, sikap proteksionis dari beberapa negara tujuan ekspor;
3. ketergantungan pada ekonomi dunia akibat strategi led growth;
4. daya serap negara maju rendah akibat resesi dan problem ekonomi yang masih terasa dan upaya penghematan impor
dari negara-negara pengimpor sehingga membuat permintaan turun, yang berakibat merosotnya harga barang-
barang tersebut;
5. lingkaran utama negara-negara berkembang ikut mempengaruhi lalu lintas impor-ekspor internasional;
6. perubahan struktur produksi bagi negara-negara maju yang cenderung dan bertendensi menjadi over supply bagi negara-
negara pengekspor sehingga mendorong merosotnya harga- harga dari produksi ekspor tersebut;
7. perubahan gerak nilai tukar internasional yang sulit dideteksi;
8. munculnya negara-negara pendatang baru yang mem- produksi barang sejenis, seperti Vietnam, Bangladesh, dan
Cina yang bersamaan dengan pesaing-pesaing lama yang memiliki jaringan internasional membanjiri pasaran dengan
ciri dan pola strategi pemasaran yang berbeda dengan harga yang lebih kompetitif;
9. semakin berkembangnya trading block, seperti pasar tunggal Eropa, NAFTA, AFTA, dan forum APEC. Walaupun pada
akhirnya semakin terarah menuju liberalisasi perdagangan dan investasi, terutama setelah ditandatanganinya
kesepakatan-kesepakatan WTO untuk tahun 20102020.
108
Ekonomi SMA Kelas XI