Diversi Perdagangan Teori Blok Perdagangan Bebas Regional

77 S 2 S 1 =D 1 D 2 Q D P b c P T B P T C P A P B P C a Negara A Sumber: Suranovic 2004 Gambar 13. Kreasi Perdagangan dan Kesejahteraan Nasional

3.3.2. Diversi Perdagangan

Diversi perdagangan trade diversion dapat diartikan sebagai masuknya produk-produk yang tidak efisien dari negara-negara anggota FTA, dan mencegah produk yang lebih efisien dari negara di luar FTA. Hal ini terjadi karena negara- negara non-FTA dikenakan tarif lebih tinggi dibandingkan dengan negara anggota FTA. Perbedaan perlakukan tarif impor menyebabkan perdagangan beralih dari negara-negara non-FTA ke negara anggota FTA. Diversi perdagangan memberikan dampak negatif terhadap kesejahteraan karena menyebabkan pengalihan sumber- sumber pasokan yang efisien. Berkaitan dengan hal ini, diversi perdagangan dapat dilihat sebagai akibat dari proteksionisme. Sebagai contoh, dalam hal FTA ASEAN – China, China akan merugi worse off karena impor daging beralih dari New Zealand yang diasumsikan lebih efisien atau murah ke Indonesia. Gambar 14 memberikan S 78 ilustrasi dampak negatif dari diversi perdagangan pada negara A yang membentuk FTA dengan negara B. Negara C adalah bukan anggota FTA yang diasumsikan mampu memproduksi barang yang sama dan menjualnya dengan harga yang lebih rendah dibandingkan negara B. Sebelum ada FTA, tarif impor atas produk dari B dan C yang dikenakan oleh A adalah: t B = t C = t . Pada Gambar 14 ditunjukkan besarnya tarif adalah: t = P T B – P B = P T C – P C . Dengan tarif tersebut, A akan mengimpor barang dari C karena harganya lebih murah dibanding impor dari B P T C P T B . Jumlah impor tersebut adalah sebesar D 1 – S 1 dan penerimaan pemerintah A dari tarif impor adalah sebesar c + e. Dengan pembentukan FTA antara negara A dan B, negara A selanjutnya menghapus tarif impor atas barang dari B sehingga t B = 0 , sedangkan besar t C masih tetap sebesar t . Akibat penghapusan terif tersebut maka harga impor dari B dan C di pasar domestik A berubah menjadi P B dan P T C . Oleh karena P B P T C maka setelah adanya FTA negara A akan mengimpor barang seluruhnya dari negara B karena harga yang lebih murah. Pada harga P B tersebut, jumlah yang diimpor bertambah menjadi D 2 – S 2 . Hal ini berarti perdagangan negara A dengan C dengan produk yang lebih efisien mengalami diversi ke B. Mengingat P B P C , negara A mengalami trade diversion yaitu memperoleh barang-barang yang diproduksi secara tidak efisien di negara B dibanding dengan produk negara C yang lebih efisien. Meskipun menambah kesejahteraan konsumen sebesar a+b+c+d, diversi perdagangan telah menurunkan kesejateraan produsen producer surplus sebesar a dan kerugian pemerintah dari penerimaan tarif impor sebesar c+e. Dampak secara keseluruhan dari diversi perdagangan tersebut adalah kesejahteraan nasional berkurang sebesar b+d-e sebab efek positif konsumsi lebih kecil dibandingkan dengan efek negatif distorsi produksi dan hilangnya penerimaan pemerintah dari tarif. 79 Berkaitan dengan dampak kreasi dan diversi perdagangan yang kemungkinan terjadi akibat dari perlaksanaan FTA ASEAN – China, hasil studi Tambunan 2006 berkesimpulan bahwa akan terjadi kreasi perdagangan antara ASEAN dan China tetapi dengan mengorbankan diversi perdagangan diantara negara-negara ASEAN sendiri intra-ASEAN trade. Apabila dampak diversi perdagangan tersebut lebih besar maka akan menghambat tercapainya integrasi ekonomi ASEAN dan semakin sulit untuk mewujudkan pembentukan ASEAN Economic Community pada tahun 2015. Lebih lanjut dikatakan bahwa Indonesia akan memperoleh efek positif kreasi perdagangan dengan China, tanpa mengurangi perdagangannya dengan negara-negara ASEAN lainnya. Sedangkan Chirathivat 2002 berpendapat bahwa efek kreasi perdagangan akan lebih besar daripada efek diversinya, sehingga FTA ASEAN – China akan saling menguntungkan bagi perdagangan antara kedua belah pihak. D 1 D 2 S 2 S 1 P T B P T C P B P C a b c d e Q Negara A S D P Sumber: Suranovic 2004 Gambar 14. Diversi Perdagangan dan Kesejahteraan Nasional 80

3.4. Teori Keseimbangan Umum