6.4.2. Kombinasi FTA ASEAN – China dengan Kebijakan Peningkatan
Investasi Sektor Pertanian Sebesar 15 Persen Hasil Simulasi-4
Investasi untuk memperbaiki infrastuktur pertanian sangat diperlukan guna meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasar internasional. Kebijakan FTA
ASEAN-China yang dibarengi dengan peningkatan produktivitas diharapkan dapat memperbesar manfaat sekaligus mengurangi dampak negatif dari liberalisasi
perdagangan tersebut. Data pada Tabel 40 menunjukkan kombinasi kebijakan FTA ASEAN-China dengan peningkatan investasi sektor pertanian sebesar 15 persen
simulasi-4 mengakibatkan perubahan positif terhadap variabel ekonomimakro Indonesia yang lebih besar dibanding dengan kebijakan FTA ASEAN-China saja
simulasi-2. Dengan kata lain, kombinasi kebijakan tersebut memperbesar manfaat yang diperoleh dari FTA ASEAN-China. Namun apabila dibandingkan dengan
kombinasi kebijakan FTA ASEAN-China dan penurunan biaya transaksi perdagangan simulasi-3, nilai tambah dari simulasi-4 tersebut relatif lebih kecil. Hal ini
disebabkan penurunan biaya transaksi akan berpengaruh secara langsung terhadap volume dan harga baik ekpor maupun impor. Di sisi lain, efek investasi terhadap
perdagangan berlangsung secara bertahap melalui perbaikan proses produksi dan peningkatan output output augmenting technical change. Selanjutnya peningkatan
output tersebut akan dialokasikan untuk konsumsi domestik dan ekspor. Hasil simulasi-4 menunjukkan GDP riil dan tingkat kesejahteraan Indonesia
masing-masing bertambah 1.81 persen dan US 2 743.81 juta dihitung dari skenario dasar. .Nilai terms of trade TOT naik 0.68 persen, lebih kecil dibanding nilai TOT
pada simulasi-2 dan simulasi-3. Jika dibandingkan dengan simulasi-2, kecilnya persentasi perubahan nilai TOT tersebut disebabkan persentasi penurunan indeks
harga ekspor yang relatif lebih besar, sedangakan persentasi penurunan indeks harga
impor tetap atau sama besarnya. Fakta ini mendukung argumentasi sebelumnya bahwa efek investasi terhadap perdagangan internasional relatif kecil karena terjadi
secara bertahap dan dalam waktu yang panjang.
Tabel 40. Perubahan Variabel Makroekonomi Indonesia pada Kombinasi FTA ASEAN
– China dengan Kebijakan Peningkatan Investasi Sektor Pertanian Sebesar 15 Persen
Variabel Ekonomi Makro Simulasi-2
Simulasi-3 Simulasi-4
GDP Nominal 1.79
2.77 2.17
Indeks Harga GDP 0.53
0.67 0.36
GDP Riil 1.26
2.10 1.81
Kesejahteraan US Juta 1 994.42
3 521.18 2 743.81
Terms of Trade 0.76
1.79 0.68
Total Volume Ekspor 2.97
4.95 3.30
Total Volume Impor 4.35
7.80 4.51
Neraca Perdagangan US Juta 395.43
615.38 494.69
Investasi Bruto 2.16
3.55 2.56
Indeks Harga Ekspor -0.01
-0.27 -0.09
Indeks Harga Impor -0.76
-2.02 -0.76
Sumber: Hasil Simulasi-4
Pada tingkat sektoral, hasil simulasi kombinasi kebijakan FTA ASEAN-China dan peningkatan investasi sektor pertanian simulasi-4 memberikan dampak terhadap
peningkatan output sektor pertanian dan kehutanan yang lebih besar jika dibandingkan dengan hasil simulasi-2. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 41
output komoditi minyak nabati dan kayu olahan pada simulasi-2 meningkat masing- masing sebesar 3.31 persen dan 3.66 persen, selanjutnya pada simulasi-4 peningkatan
output kedua komoditi tersebut menjadi 5.09 persen dan 6.91 persen. Peningkatan investasi sektor pertanian tidak hanya meningkatkan output komoditi pertanian tetapi
juga output sektor manufaktur. Output produk elektronik dan tekstil masing-masing bertambah sebesar 5.85 persen dan 3.27 persen. Hal ini dimungkinkan karena sektor
pertanian memiliki keterkaitan linkages dengan sektor lain baik di hulu maupun di hilir Yudhoyono, 2004.
Peningkatan output tersebut kemudian direspon dengan peningkatan permintaan tenaga kerja baik non-terampil unskilled-labor maupun terampil skilled
labor . Peningkatan permintaan tenaga yang cukup menonjol terjadi di sektor
pertanian dan kehutanan, terutama untuk industri pengolahan daging, peternakan, dan industri kayu olahan. Peningkatan permintaan tenaga kerja tersebut selanjutnya
mendorong kenaikan upah tenaga kerja non-terampil sebesar 1.94 persen dan upah tenaga terampil sebesar 1.52 persen. Peningkatan produksi juga diikuti dengan
peningkatan volume ekspor dan impor sehingga secara keseluruhan volume perdagangan meningkat. Peningkatan volume ekspor yang cukup menonjol adalah
minyak nabati, produk daging, kehutanan dan kayu olahan. Di sisi impor, komoditi beras padi, beras olahan dan gula masing-masing turun sebesar 10.92 persen, 3.53
persen dan 1.08 persen. Berdasarkan perubahan positif variabel sektoral sebagaimana diuraikan di
atas, dapat disimpulkan bahwa kombinasi kebijakan FTA ASEAN-China dengan peningkatan investasi sektor pertanian akan menambah nilai manfaat dari FTA
tersebut sekaligus mengurangi dampak negatif di tingkat produsen petani dan konsumen. Peningkatan investasi tersebut juga akan menambah output produksi dan
permintaan tenaga kerja sehingga dengan demikian diharapkan dapat mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.
Tabel 41. Perubahan Variabel Sektoral Indonesia pada Kombinasi FTA ASEAN –
China dengan Kebijakan Peningkatan Investasi Sektor Pertanian Sebesar 15 Persen
Sektor Simulasi-4
Output qo
Permintaan Tenaga Kerja Volume
Ekspor qxw
Volume Impor
qiw qfe[UnSkLab]
qfe[SkLab] Paddy
0.44 0.27
0.37 1.47
-10.92 ProcRice
1.13 -1.52
-1.07 1.58
-3.53 Wheat
-5.54 -6.34
-6.25 -6.44
1.23 Cereal
1.1 1.02
1.11 -3.86
-0.46 VegetFruit
0.77 0.64
0.74 -0.48
-1.43 VegetOil
5.09 3.88
4.12 12.99
2.23 Sugar
1.97 -0.56
-0.11 -0.98
-1.08 OtherSugar
1.28 1.21
1.31 66.72
4.37 MeatProd
13.41 10.62
11.12 162.47
6.49 DairyProd
0.74 -1.64
-1.2 0.27
2.63 FoodProd
1.97 -0.63
-0.18 2.61
2.94 Livestock
6.06 6.55
6.66 0.75
17.91 Fishery
1.57 0.99
1.07 1.29
1.41 Forest
6.93 6.47
6.55 24.69
10.58 WoodProd
6.91 3.92
4.45 9.21
5.16 OtherAgric
-0.08 -0.31
-0.22 0.87
5.08 Textiles
3.27 1.06
1.58 10.9
10.29 Electronic
5.85 3.64
4.17 8.54
9.69 Machinery
1.27 -0.31
0.2 1.64
2.78 MiningMnrl
0.77 -0.78
-0.4 1.89
4.74 OtherMnfcs
-1.89 -3.8
-3.31 -3.09
5.43 Sumber: Hasil Simulasi-4
6.4.3. Kombinasi Kebijakan FTA ASEAN-China dengan Penurunan Biaya