65 Banyak negara masih menerapkan berbagai hambatan perdagangan dengan dalih
membela kepentingan nasional. Analisis terhadap perubahan kesejahteraan masyarakat akibat penerapan hambatan perdagangan dapat dilakukan dengan
menggunakan konsep surplus konsumen consumers’ surplus dan surplus produsen
producers’ surplus. Berikut ini diuraikan dampak penerapan hambatan perdagangan, khususnya tarif, kuota impor, dan subsidi ekspor terhadap kesejahteraan
masyarakat.
3.2.1. Pemberlakuan Tarif Impor
Tarif impor merupakan alat kebijakan perdagangan tradisional yang pada awalnya digunakan sebagai sumber pendapatan pemerintah. Dalam perkembangan
selanjutnya, kebijakan tarif impor seringkali diberlakukan dengan tujuan untuk: 1 mengurangi jumlah impor dengan cara membuat harga barang impor relatif lebih
mahal dibandingkan harga barang substitusinya di dalam negeri, 2 sebagai balasan atas praktek dumping dengan cara meningkatkan harga barang impor yang di-
dumping ke tingkat harga pasar, dan 3 untuk melindungi industri dalam negeri yang
nilai sangat penting, seperti: sektor pertanian. Pada umumnya ada dua cara pengenaan tarif impor, yaitu: tarif ad valorem yang dihitung berdasarkan presentase
nilai barang yang diimpor, dan tarif spesifik yang ditetapkan dengan jumlah uang tertentu untuk setiap unit barang yang diimpor.
Kebijakan tarif selama ini diberlakukan baik oleh negara kecil maupun negara besar. Negara kecil diartikan sebagai negara pengimpor dimana perubahan impornya
tidak mempengaruhi harga di pasar dunia. Sebaliknya negara besar adalah negara pengimpor yang mampu mempengaruhi harga di pasar dunia. Perbedaan ini
menyebabkan dampak terhadap perubahan tingkat kesejahteraan yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif juga berbeda. Pada kasus negara kecil, kebijakan tarif akan
66 menurunkan tingkat kesejahteraan nasional di negara pengimpor sedangkan
kesejahteraan negara-negara lain Rest of World RoW tidak terpengaruh. Pada kasus negara besar, kebijakan tarif kemungkinan dapat meningkatkan kesejahteraan negara
pengimpor tetapi merugikan kesejahteraan negara-negara lain.
3.2.1.1. Tarif Impor Pada Kasus Negara Kecil
Sebagaimana telah disebutkan di atas, negara kecil diartikan sebagai negara pengimpor dimana perubahan jumlah impornya tidak mempengaruhi harga di pasar
dunia. Tarif impor hanya menyebabkan distorsi pasar domestik sehingga harga barang naik dan konsumsi berkurang. Analisis keseimbangan umum dampak
kebijakan tarif pada kasus negara kecil diilustrasikan dengan Gambar 9. Pada gambar tersebut diasumsikan negara A memproduksi dua jenis komoditi: tekstil dan beras,
dengan kurva produksi FG. Dalam kondisi perdagangan bebas, negara A diasumsikan mengekspor produk tekstil dan mengimpor komoditi beras. Rasio harga dunia adalah
sudut kemiringan slope garis TT, produksi di titik P
1
, dan konsumsi di titik C
1
, dimana garis TT bersinggungan dengan kurva kesamaan indifferent curve I
2
. Selanjutnya ketika negara A memberlakukan tarif impor beras, maka harga beras di
pasar domestik naik sehingga rasio harga domestik dan rasio harga dunia berubah. Rasio harga domestik yang baru adalah slope garis DD yang terlihat lebih landai
dibanding garis TT, artinya harga relatif beras menjadi lebih mahal. Kenaikan harga beras menyebabkan produksi beras domestik meningkat sehingga produksi bergeser
dari titik P
1
menjadi titik P
2
, dimana garis harga domestik bersinggungan dengan kurva produksi FG. Oleh karena harga dunia diasumsikan tidak berubah maka
perdagangan dunia berlangsung sepanjang garis P
2
C
2
sejajar dengan garis TT. Keseimbangan konsumsi bergeser ke titik C
2
pada saat garis harga domestik EE bersinggungan dengan kurva kesamaan, dan garis harga dunia P
2
C
2
memotong titik
67 singgung tersebut. Pada titik keseimbangan baru, negara A tetap mengekspor produk
tekstil dan mengimpor beras tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit. Tarif impor meningkatkan produksi beras domestik atau mengurangi ketergantungan atas beras
impor, tetapi di sisi lain akan menurunkan tingkat produksi dan ekspor tekstil. Secara keseluruhan dampak pemberlakuan tarif impor akan menurunkan kesejahteraan
nasional. Hal ini ditunjukkan dengan bergesernya kurva kesamaan I
2
ke kurva kesamaan I
1
yang lebih rendah.
G E
D I
1
I
2
C
1
C
2
P
1
P
2
E D
F
T T
Tekstil B
er as
Sumber: Dunn dan Mutti 2000 Gambar 9. Dampak Tarif Impor Pada Kasus Negara Kecil
68
3.2.1.2. Tarif Impor Pada Kasus Negara Besar
Pada kasus negara besar, pemberlakuan tarif impor akan menyebabkan harga di pasar dunia RoW turun karena jumlah impor berkurang. Penurunan harga tersebut
akan diikuti penurunan produksi, sehingga kesejahteraan RoW berkurang. Di sisi lain, berkurangnya jumlah impor akan menyebabkan produksi domestik di negara
pengimpor meningkat. Keuntungan produsen domestik ditambah penerimaan pemerintah dari tarif lebih besar dari kerugian konsumen, sehingga secara
keseluruhan tarif impor memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan negara importir. Analisis keseimbangan umum tarif impor pada kasus negara besar dapat
dijelaskan dengan Gambar 10. Dengan menggunakan contoh seperti pada kasus negara kecil di atas, tetapi dengan asumsi negara A adalah negara besar sehingga
pemberlakuan tarif impor beras akan menyebabkan harga beras di pasar dunia menjadi turun. Pemberlakuan tarif impor beras menyebabkan rasio harga dunia
berubah dari slope garis TT menjadi slope garis P
3
C
3
dan produksi bergeser ke titik P
3
. Perdagangan dunia sekarang berlangsung sepanjang garis P
3
C
3
, dan keseimbangan konsumsi terjadi di titik C
3
dimana garis harga domestik bersinggungan dengan kurva kesamaan, dan garis harga dunia memotong titik
singgung tersebut. Pada Gambar 10 dapat dilihat bahwa negara A mencapai kurva kesamaan yang lebih tinggi dari sebelumnya I
2
ke I
3
sebagai dampak pemberlakukan tarif impor tersebut. Dengan kata lain, kebijakan tarif impor akan meningkatkan
kesejahteraan negara A, tetapi sebaliknya akan menurunkan kesejahteraan RoW. Pada contoh kasus di atas, peningkatan kesejahteraan negara A akan
bergantung kepada seberapa besar perubahan harga dunia dapat memperbaiki terms of trade
negara A. Yang dimaksud dengan terms of trade adalah rasio antara harga barang ekspor dengan harga barang impor. Semakin besar terms of trade berarti
69 semakin tinggi tingkat kesejateraan yang diperoleh dari kegiatan perdagangan Dunn
dan Mutti, 2000. Kesejahteraan negara pengimpor dapat meningkat apabila perbaikan terms of trade dapat menutup seluruh kerugian yang disebabkan oleh
inefisiensi produksi dan konsumsi.
3.2.2. Pemberlakuan Kuota Impor