9. Kepadatan hunian rumah adalah keadaan yang menggambarkan rata-rata jumlah anggota keluarga yang mendiami suatu rumah atau tempat tinggal yang
memungkinkan perkembangan kejadian penyakit.
3.7. Aspek Pengukuran 1. Kadar Debu
Kadar debu ini telah termasuk debu yang berasal dari mobilitas industri galangan kapal sebagai akibat dari keberadaan industri galangan kapal dan serta kadar
debu yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan dari industri galangan kapal di sekitar permukiman warga tersebut mobilitas warga. Ukuran partikulat yang dapat memasuki
saluran respiratorius adalah 10µ ke bawah. Yang berukuran 5µ sampai dengan 10µ akan mudah tersaring secara fisik oleh bulu-bulu yang terdapat dalam rongga hidung,
trakea, dan brokus. Yang lebih halus akan mudah terbawa oleh udara inspirasi ke dalam paru-paru, tetapi yang berukuran 2 mikron akan mudah masuk, dan mudah
pula keluar dengan udara ekspirasi. Jadi yang terendapkan di dalam alveoli biasanya adalah yang berukuran antara 2-5 mikron Soemirat, 2009.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara menjelaskan mengenai baku mutu udara ambien
yang di dalamnya dijelaskan mengenai baku mutu kadar debu. Baku mutu kadar debu dalam udara ambien yaitu PM
10
adalah 150 µgm
3
. Dari paparan diatas, untuk penilaian mengenai kadar debu yaitu Particulat
matter 10 PM
10
akan ditarik kesimpulan :
Universitas Sumatera Utara
a. Sesuai baku mutu, jika kadar PM
10
pada udara ambien di masing-masing titik pengukuran adalah 150 µgm
3
. b. Tidak sesuai baku mutu, jika kadar PM
10
pada udara ambien di masing-masing titik pengukuran adalah 150 µgm
3
.
2. Keluhan ISPA
Tanda gejala ISPA menurut Depkes RI 2002 adalah : 1. Gejala dari ISPA Ringan
Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
a. Batuk. b. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara misal pada
waktu berbicara atau menangis. c. Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.
d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37 C atau jika dahi anak diraba.
2. Gejala dari ISPA Sedang Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari
ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut : a. Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari
satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu tahun atau lebih. Cara menghitung pernafasan ialah dengan menghitung
jumlah tarikan nafas dalam satu menit. Untuk menghitung dapat digunakan arloji.
Universitas Sumatera Utara
b. Suhu lebih dari 39 C diukur dengan termometer.
c. Tenggorokan berwarna merah. d. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.
e. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga. f.
Pernafasan berbunyi seperti mengorok mendengkur. g. Pernafasan berbunyi menciut-ciut.
3. Gejala dari ISPA Berat Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-gejala
ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut: a. Bibir atau kulit membiru.
b. Lubang hidung kembang kempis dengan cukup lebar pada waktu bernafas. c. Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.
d. Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah. e. Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.
f. Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
g. Tenggorokan berwarna merah. Berdasarkan data di atas maka dapat mengukur variabel keluhan ISPA melalui
hasil kuisioner yang dikategorikan sebagai berikut : 1. Ada Keluhan
2. Tidak ada keluhan.
Universitas Sumatera Utara
3.8. Alat dan Cara Pengukuran 3.8.1. Pengukuran Kadar Debu
Pengukuran kadar debu yaitu PM10 dilakukan menggunakan metode analisis gravimetric menggunakan peralatan Hi-Vol yang pengukurannya memerlukan waktu
selama 24 jam PP NO 41 Tahun 1999.
3.8.1.1. Prinsip
Udara dihisap melalui filter di dalam shelter dengan menggunakan pompa vakum laju alir tinggi sehingga partikel terkumpul di permukaan filter. Jumlah
partikel yang terakumulasi dalam filter selama periode waktu tertentu dianalisa secara gravimetri. Laju alir dipantau saat periode pengujian. Hasilnya ditampilkan dalam
bentuk satuan massa partikulat yang terkumpul per satuan volum contoh uji udara yang diambil sebagai µgm3.
3.8.1.2. Bahan
Secara umum pemilihan filter bergantung terhadap tujuan pengujian. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah penentuan seleksi dan pemakaian karakteristik
filter. Adapun beberapa macam filter yang umum digunakan adalah sebagai berikut : a. Filter serat kaca untuk contoh uji dengan kelembaban tinggi dan dapat
mengumpulkan partikel dengan kisaran diameter 0,1 µm – 100 µm dengan efisiensi pengumpulan berkisar 99,95 untuk ukuran partikel 0,3 µm ;
b. Filter fiber ; dan c. Filter selulosa
Universitas Sumatera Utara
3.8.1.3. Peralatan
a. Peralatan HVAS dilengkapi dengan skalameter; b. Timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg;
c. Barometer yang mampu mengukur hingga 0,1 kPa 1 mmHg; d. Manometer diferensial yang mampu mengukur hingga 4 kPa 40 mmHg;
e. Pencatat waktu yang mampu mengukur selama 24 jam ± 2 menit; f.
Pencatat laju alir mampu membaca laju alir dengan ketelitian 0,03 m
3
menit 1,0 ft
3
menit; g. Thermometer; dan
h. Desikator Catatan : Penimbangan dilakukan pada ruangan dengan temperature 15ºC - 27ºC
dengan kelembaban relatif antara 0 - 50
3.8.1.4. Pengambilan Contoh Uji
Pengambilan contoh uji dengan tahapan sebagai berikut : a. Tempatkan filter pada filter holder.
b. Tempatkan alat uji di posisi dan lokasi pengukuran menurut metoda penentuan lokasi titik ambien.
c. Nyalakan alat uji dan catat waktu serta tanggal, baca indicator laju alir dan catat pula laju alirnya Q
1
untuk diteruskan pembacaan hasil dari kalibrasinya. Catat pula temperature dan tekanan baromatik. Sambungkan
pencatat waktu ke motor untuk mendeteksi kehilangan waktu karena gangguan listrik, pantau laju alir.
d. Lakukan pengambilan contoh uji selama 24 jam . selama periode pengambilan, baca laju alir, temperatur dan tekanan baromatik minimal 2 kali,
dikumpulkan hingga seluruh data terkumpul pada akhir pengukuran. Jika
Universitas Sumatera Utara
hanya pembacaan awal dan akhir dibuat, asumsikan bahwa perubahan pembacaan linear setiap waktu.
e. Catat semua pembacaan seperti baca laju alir Q
2
, temperatur, dikumpulkan hingga seluruh data terkumpul pada akhir pengukuran.
f. Pindahkan filter secara hati-hati, jaga agar tidak ada partikel yang terlepas,
lipat filter dengan partikulat tertangkap didalamnya. Tempatkan lipatan filter dalam alumunium foil dan tandai untuk identifikasi.
3.8.2. Pengukuran Keluhan ISPA
Pengukuran Keluhan ISPA menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan mengenai ada atau tidaknya keluhan ISPA serta gambaran Karakteristik responden
dan lingkungan fisik rumah responden.
3.9. Titik Pengukuran Kadar Debu PM
10
Titik Pengukuran kadar PM10 yang menjadi variabel dalam penelitian di Kavling Melati Kelurahan Sei Pelunggut Kecamatan Sagulung ini berada di 5 Lima
titik pengukuran kadar debu yaitu :
1. Titik Pengukuran I
Berada di titik terdekat jalur keluar dan masuknya Industri galangan kapal namun bukan berada di titik pengukuran udara ambien yang berada disekitar
permukiman warga, berbatasan langsung dengan Lingkungan IV Kavling Melati. Alasan pemilihan titik pengukuran ini adalah untuk memberikan perbedaan atau
menghindari bias karena titik ini mampu memberikan gambaran kadar debu dari jalur yang paling sering atau mobilitas yang padat dari aktivitas galangan kapal.
Universitas Sumatera Utara
2. Titik Pengukuran II
Berada di titik tengah Lingkungan II Kavling Melati Kelurahan Sei Pelunggut Kecamatan Sagulung yang berada di tengah permukiman warga dan tidak sering
dilalui oleh kendaraan berat seperti truk hasil mobilitas industri.
3. Titik Pengukuran III
Berada di Lingkungan I Kavling Melati Kelurahan Sei Pelunggut Kecamatan Sagulung yang titik pengukurannya dilakukan di depan permukiman warga kavling I
namun tidak berada di titik pengukuran udara jalan. Dilakukan di tanah lapang Lingkungan I yang dikelilingi oleh semak dan pepohonan.
4. Titik Pengukuran IV
Berada di Lingkungan IV Kavling Melati Kelurahan Sei Pelunggut Kecamatan Sagulung yang titik pengukurannya dilakukan di jalan tanah yang dekat
dengan permukiman warga namun bukan menjadi jalur lalu lintas dan dekat dengan perkebunan.
5. Titik Pengukuran V
Berada di Lingkungan III Kavling Melati Kelurahan Sei Pelunggut Kecamatan Sagulung dimana pada titik pengukuran ini adalah permukiman warga
yang menjadi jalur mobilitas industri namun pengukuran tidak dilakukan di titik pengukuran udara jalan. Alasan pemilihan titik pengukuran II, III, IV dan V adalah
untuk mewakili masing-masing udara ambien di tiap lingkungan sehingga mampu memberikan gambaran sesuai dengan lokasi dari sampel penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.10. Analisis Data
Data yang berhasil dikumpulkan melalui wawancara dengan responden akan di analisa melalui beberapa uji statistika memakai program komputer secara analisa
statistic deskriptif untuk kemudian disajikan dalam bentuk tabulasi silang untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik dari variabel diteliti.
Universitas Sumatera Utara
55
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Kecamatan Sagulung
Kecamatan Sagulung merupakan salah satu kecamatan di Kota Batam yang memiliki banyak industri dan perusahaan baik Industri Rumah Tangga, Industri Kecil
dan Menengah bahkan Industri berbasis Penanaman Modal Asing. Kecamatan Sagulung memiliki luas wilayah sebesar 63.680 Ha dan mempunyai penduduk
sebanyak 119.303 jiwa. Kecamatan Sagulung terdiri dari 6 enam kelurahan, yaitu : a. Kelurahan Sagulung Kota
b. Kelurahan Tembesi c. Kelurahan Sungai Binti
d. Kelurahan Sungai Lekop e. Kelurahan Sungai Langkai, dan
f. Kelurahan Sei Pelunggut
Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat di Kecamatan Sagulung, disediakan beberapa unit pelayanan kesehatan diantaranya, 1satu Rumah Sakit,
1satu Puskesmas, 13 Puskesmas pembantu, 2dua Puskesmas Keliling, dan 3 tiga Rumah Bersalin.
4.1.2. Kelurahan Sei Pelunggut
Berdasarkan Perda Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pemekaran Wilayah Kota Batam, wilayah Kelurahan Sei Pelunggut mulai tanggal 1 Juni 2006 berada di bawah
Kecamatan Sagulung.
Universitas Sumatera Utara