74
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pengukuran Kadar PM
10
Hasil Pengukuran Kadar PM
10
yang diperoleh pada titik pengukuran I, II, III, IV
tidak melebihi baku mutu udara ambien karena berada pada angka 150µgNm
3
sedangkan titik pengukuran V memberikan hasil 150µ gNm
3
. Titik pengukuran I memberikan hasil yaitu 132.343 µgNm
3
.Bila ditinjau dari waktu pengukuran dan hasil pengukuran maka dikatakan kadar debu di titik ini tidak
melebihi baku mutu pengukuran 24 jam . Titik pengukuran II memberikan hasil yaitu 18.959 µgNm
3
.Bila ditinjau dari waktu pengukuran dan hasil pengukuran maka dapat dikatakan kadar debu di titik ini dalam taraf rendah.
Titik pengukuran III memberikan hasil yaitu 57.358 µgNm
3
. Bila ditinjau dari waktu dan hasil pengukuran maka dapat dikatakan kadar debu di titik ini dalam
taraf rendah. Titik pengukuran IV memberikan hasil yaitu 1.363µ gNm
3
. Bila ditinjau dari waktu pengukuran dan hasil pengukuran maka dapat dikatakan kadar debu di
titik ini dalam taraf rendah. Titik V yang dilakukan memberikan hasil yaitu 179.006 µgNm
3
.Bila ditinjau dari waktu pengukuran dan hasil pengukuran maka dapat dikatakan kadar debu di titik ini dalam taraf tinggi namun tidak melebihi baku mutu
karena waktu pengukuran hanya dilakukan selama 1 jam. Berdasarkan hasil pengukuran kadar PM
10
di kelima titik pengukuran yang paling rendah kadar PM
10
terdapat di titik pengukuran IV yaitu sebesar 1,363
gNm
3
, sedangkan yang paling tinggi kadar PM
10
terdapat pada titik pengukuran V yaitu sebesar 179,006 gNm
3
. Hasil ini tidak dapat dibandingkan dengan baku mutu
Universitas Sumatera Utara
dari Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 karena pengukuran ini hanya dilakukan selama 1 jam.
5.2. Gambaran Keluhan ISPA Berdasarkan Gejala
Data mengenai keluhan ISPA didapat dari hasil wawancara responden yang dilakukan dengan pertanyaan yang diajukan mencakup riwayat ISPA pada
responden maupun pada anggota keluarga dan gejala-gejala yang dapat timbul saat terjadi ISPA. Berdasarkan data dari tabel Tabel Distribusi Responden Berdasarkan
Keluhan ISPA di Kavling Melati, Kelurahan Sei Pelunggut Kecamatan Sagulung Kota Batam Tahn 2014, hanya ada 1 responden yang menyatakan bahwa ada anggota
keluarga yang pernah di diagnosa ISPA yaitu sebesar 1,2 dari total responden dengan frekuensi didiagnosa ISPA oleh tenaga kesehatan sebanyak 1 kali.
Terdapat 72 orang responden atau sebesar 86,7 menyatakan bahwa ada anggota keluarga yng sering mengalami batuk dengan frekuensi batuk yang sering di
alami oleh anggota keluarga responden dalam rentang waktu 2-3 bulan sekali yaitu sebanyak 42 responden atau sebanyak 50,6 dari total responden. Sebanyak 65 orang
responden yang menyatakan bahwa ada anggota keluarga yang sering mengalami demam 37ºC dan 61 responden yang menyatakan bahwa ada anggota keluarga yang
sering mengalami serak saat demam dan batuk. Diketahui bahwa terdapat 1 orang responden yang menyatakan bahwa ada
anggota keluarga yang pernah mengalami keluarnya cairan dari telinga saat demam, batuk dan serak dan terdapat 51 responden yang menyatakan bahwa ada anggota
keluarga yang mengalami tanda tenggorokan merah saat demam, batuk dan serak. Terdapat 20 responden yang menyatakan bahwa ada anggota keluarga yang
Universitas Sumatera Utara
mengalami tanda sel iga tertarik saat bernafas saat demam, batuk dan serak dan terdapat 73 responden yang menyatakan bahwa ada anggota keluarga yang
mengalami tanda pilek saat demam, batuk dan serak. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian didasarkan pada tanda dan gejala ISPA menurut Depkes RI
2002. Dari hasil penelitian tersebut didapati bahwa dengan mengasumsikan bahwa
apabila responden memiliki keluhan yang ditanyakan, pada sebulan terakhir, maka dapat dikatakan bahwa responden atau anggota keluarga memiliki keluhan ISPA
berdasarkan gejala-gejala ISPA. Dan berdasarkan data penelitian didapati bahwa 73 orang responden 87,95 memiliki keluhan ISPA dan sisanya yaitu 10 atau sebesar
12,05 dari total responden tidak memiliki keluhan ISPA berdasarkan gejala.
5.3. Faktor Rendahnya Kadar PM