BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN
PENGERING RESIRKULASI
5.1 PENDAHULUAN
Pengembangan usaha pelayanan jasa pengeringan gabah dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan manfaat dengan memanfaatkan sumberdaya
yang ada. Kegiatan seperti ini disebut suatu proyek Pramudya dan Dewi, 1992. Adapun tujuan dari adanya proyek adalah untuk mendapatkan keuntungan, dimana keuntungan tersebut
didapatkan dari adanya selisih biaya yang diterima dengan biaya yang telah dikeluarkan. Untuk mengetahui besarnya biaya yang diterima dan biaya-biaya yang dikeluarkan, maka
dilakukan analisis biaya. Biaya-biaya suatu proyek terdiri dari biaya investasi dan biaya eksploitasi. Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada tahap persiapan, sedangkan
biaya eksploitasi dikeluarkan selama proyek tersebut dijalankan. Secara tradisional petani petani dan unit usaha pengilingan mengeringkan gabah dengan
menggunakan metoda lamporan pengeringan langsung menggunakan energi matahari, sehingga membutuhkan lahan yang luas, dengan tebal tumpukan antara 1- 2.5 cm, diperlukan luas lahan
lamporan antara 80-115 m
2
untuk setiap ton gabah. Dengan cara tersebut petani tidak memperhitungkan biaya pengeringgan, dan biasanya dikeringkan dipinggir jalan atau dititipkan
ke penggilingan padi untuk dikeringkan dengan biaya Rp 50.000 per ton, tetapi dengan metoda lamporan, mutu hasil pengeringan tidak dapat ditentukan, oleh karena sangat tergantung cuaca
dan keadaan sekelilingnya. Usaha penggilingan pada umumnya mempunyai lahan untuk pengering lamporan yang
terbatas, sehingga ketika banyak petani menitipkan gabahnya untuk dikeringkan tidak mampu melakukannya, akibatnya banyak gabah yang mengalami penundaan pengeringan dan akan
menurunkan mutu hasil penggilingan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk itu penting bagi pengusaha penggilingan atau kelompok tani merubah cara pengeringan dari secara
tradisional menjadi menggunakan pengering mekanis, yang dapat meningkatkan mutu pengeringan juga dapat meningkatkan hasil dari penggilingan.
Penggunaan pengering mekanis tersebut, tentunya diharapkan penambah biaya yang tidak terlampau tinggi, sehingga dibutuhkan pengering mekanis dengan harga terjangkau dan
mempunyai unjuk kerja yang baik. Untuk itu , maka pengering gabah tipe resirkulasi dengan menggunakan konveyor pneumatik dan energi minyak jarak dapat menjadi pilihan utama.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan dari usaha pengeringan gabah dengan menggunakan pengering tipe resirkulasi yang diteliti, dan diharapkan hasil dari analisis
ini dapat dimanfaatkan oleh kelompok tani atau pengusaha penggilingan gabah.
5.2 TINJAUAN PUSTAKA