Tabel 3 Sifat fisik minyak jarak Sifat fisik
Satuan Nilai
Titik Nyala ˚C 236
Densitas pada 15 ˚C gcm
3
0.9177 Kekentalan pada 30
˚C mm
2
s 49.15 Residu karbon
mm 0.34
Kandungan abu sufat mm
0.007 Titik tuang
˚C -2.5 Kadar air
ppm 935
Kandungan sulfur ppm
1 Nilai Acid
mg KOHg 4.75
Nilai Iodine -
96.5 Sumber :Biodiesel Technocrats 2006
2.2.2 Teori Pembakaran
Berdasarkan teori pembakaran kekentalan bahan bakar minyak akan mempengaruhi nyala api yang terdiri dari: panjang lidah api flame length L
f
, sudut api angel of flame dan panas yang dilepaskan heat release, serta
kecepatan api flame speed Turn.R.S 1996. Nyala api hasil pembakaran bahan bakar pada berbagai aplikasi, seperti
kebutuhan rumah tangga atau industri dikenal dengan nyala api laminar, struktur nyala api laminar ditunjukkan pada Gambar 3.
Bahan bakar yang mengalir sepanjang sumbu menyebar secara radial ke luar, sementara itu udara sebagai oksidator menyebar secara radial ke arah
dalam. Ketika bahan bakar dan oksidator bertemu dalam keseimbangan stoichiometric
akan membentuk permukaan api flame surface, permukaan api ditetapkan sebagai tempat dimana equivalence ratio
Ф sama dengan satu.
o t
l
d p
b b
G Nyal
oksidator, se tekan, maka
lakosi aksial Ф r=
Panja diameter, tet
panjang lida
F
Q =
f
L ≈
Untu bilangan Re
bakar yang n
F
0,375R Y
= R
ν ρ
Rej
e e
= Gambar 3 Str
la api pem eperti pemba
a panjang lid l dimana:
=0, x=L
f
= ang api yang
tapi dapat d ah api L
f
terg
2 e
πR V
stoic F
F
DY Q
,
8 3
π ≈
uk bilangan eynold menj
nilainya adal
1 ej
[1 R
x R
−
+ R
ruktur penye mbakaran y
akaran yang dah api L
f
1 g keluar dar
diasumsikan gantung pada
c
Schmidt, adi paramet
lah :
2 2
] 4
−
ebaran api lam yang kelebi
terjadi di da dapat seca
ri nosel terg dengan beb
a laju aliran
ma mome
S
c
= ter pengontr
minar Turn ihan udara,
alam kompor ara sederhan
antung pada berapa penye
volume Q
F
,
y diffusivit
ass diffusi
entum ol, Y
F
adala n.R.S 1996
, berarti b r gas ataupun
na ditentuka
a kecepatan ederhanaan,
dimana
D ν
y y
vit =
= ah fraksi ma
berlebihan n kompor
n dengan
2.1 awal dan
sehingga
2.2
2.3 1
maka asa bahan
2.4 2.5
ρ ν =
2.6 Parameter nyala api yang lain adalah sudut api
α yang menunjukkan penyebaran api
tan ,
. Berdasarkan persamaan-persamaan tersebut di atas dapat diketahui
bahwa, jika kekentalan minyak kinematis persamaan 2.6 semakin
tinggi, maka Re
j
semakin rendah persamaan 2.5, berakibat panjang lidah api semakin panjang, sudut api semakin kecil, kecepatan api rendah dan pelepasan
panasnya kecil. Sebaliknya, apabila kekentalan kinematis rendah, maka panjang lidah api semakin pendek, sudut api semakin lebar, kecepatan api menjadi tinggi
dan pelepasan panasnya besar. Dengan demikian penurunan kekentalan minyak jarak diperlukan tidak
hanya karena masalah aliran fluida kental, akan membutuhkan tekanan yang lebih besar dibandingkan dengan fluida berkekentalan rendah, tetapi juga karena
masalah dalam pembakaran.
2.2.3 Ikatan polar dan non-polar