KESIMPULAN ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN

Perhitungan biaya dengan skenerio kapasitas pengering 500 kg ; 1000 kg dan 2000 kg ditampilkan pada Lampiran 4, 11 dan 13

5.4 KESIMPULAN

1 Mengingat harga alat dan mesin pertanian, khususnya mesin pengering gabah, secara umum tidak terjangkau oleh daya beli petani, sedangkan alat dan mesin pertanian sangat diperlukan untuk membantu usaha tani dalam peningkatan produksi dan mutu. Bagi petani yang diperlukan adalah ketersediaan jasa alat dan mesin pertanian tersebut, bukan kepemilikan alat dan mesin. Jasa itu disediakan secara komersial, oleh karena itu pengadaan alat dan mesin tersebut harus dilaksanakan dalam konteks yang layak secara teknis dan ekonomi bagi pengusaha jasa bersangkutan. Peningkatan usaha jasa pelayanan pengeringan akan merangsang pengembangan penggunaan mesin pengering. 2 Usaha jasa pengeringan gabah ini biasanya terintegrasi dengan unit penggilingan padi, sehingga pengembangan usaha jasa pengeringan gabah melalui pengusaha penggilingan padi, petani ataupun kelompok tani yang mengelola usaha penggilingan padi mempunyai prospek yang cukup baik. Biaya investasi untuk pengering gabah kapasitas 500 kg adalah Rp 10 juta, - ; kapasitas 1000 kg adalah Rp 15 juta,- dan kapasitas 2000 kg adalah Rp 30 juta,-. Berdasarkan hasil analisis biaya , Hasil analisis finansial usaha pengeringan gabah dengan menggunakan pengering resirkulasi menunjukkan bahwa nilai NPV adalah sebesar Rp 8.186.391,-. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tingkat suku bunga 15 nilai NPV masih menunjukkan positif sehingga pada tingkat opportunity discount rate 15 investasi usaha pengeringan layak untuk dilakukan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai net BC sebesar 1.82 dapat ditarik kesimpulan bahwa investasi usaha pengeringan gabah layak untuk dilaksanakan. Hasil analisisi menunjukkan bahwa nilai IRR sebesar 31.19 yang berarti bahwa bila dibandingkan dengan tingkat suku bunga bank sebesar 15 investasi usaha pengeringan gabah masih menguntungkan. 3 Analisis titik impas BEP perlu diketahui untuk mengetahui hari pengoperasian mesin pengering gabah setiap tahun agar usaha jasa pengeringan gabah tidak mengalami kerugian. Upah pengeringan yang dikenakan Rp 250 per kg atau dalam bentuk natura GKG sebesar 0.074 kg. Dari perhitungan yang dilakukan, menunjukkan kapasitas volume gabah masuk yang harus diusahakan adalah sebesar 86.4 ton GKP per tahun dan 1728 jam kerja per tahun. Dari hasil perhitungan PBP, usaha ini menunjukkan waktu pengembalian modal investasi pada tahu ke dua, yang berarti investasi yang dikeluarkan akan kembali pada tahun ke dua. 4 Dengan kenaikan harga bahan bakar hingga 15 dan kenaikan upah pekerja naik 15 usaha tersebut masih layak, jika kenaikan hanya terjadi pada upah pekerja, kenaikan hingga 50 juga masih layak untuk usaha jasa pengeringan dengan menggunakan pengering resirkulasi tersebut.

BAB VI PEMBAHASAN UMUM

Sumber energi yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran minyak jarak sebagai salah satu energi terbarukan dengan minyak tanah, berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa penggunaan minyak jarak dicampur dengan minyak tanah dapat digunakan dengana baik, pencampuran homogen karena keduanya senyawa non-polar, serta minyak tanah sebagai pelarut yang kuat. Perbandingkan nilai kalor minyak jarak dengan minyak tanah tidak terlalu berbeda, tetapi kekentalan minyak jarak sangat tinggi dibandingkan kekentalan minyak tanah, faktor kekentalan akan mempengaruhi panjang lidah api, sudut api dan pelepasan panas, makin kental bahan bakar tersebut makin panjang lidah api dan makin kecil sudut api serta pelepasan panas kecil. Untuk menurunkan tingkat kekentalan minyak jarak, maka dicampur dengan minyak tanah dan dilakukan pemanasan, penggunaan campuran hingga perbandingan antara minyak jarak dengan minyak tanah hingga 3:1, dan dipanaskan hingga temperatur 60 o C memberikan hasil tingkat kekentalan 7.5 cp. Adapun minyak jarak dengan pemanasan temperatur 90 o C mempunyai tingkat kekentalan 8.03 cp, Dengan demikian kedepan dapat dimungkinkan menggunakan minyak jarak 100, sebagai bahan bakar untuk memanaskan udara pengering. Perlakuan antara temperatur dan waktu pengeringan terhadap penurunan kadar air, berdasarkan analisis varian terdapat perbedaan nyata, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa temperatur dan waktu pengeringan sangat mempengaruhi penurunan kadar air bahan. Laju pengeringan berbanding lurus terhadap temperatur dan waktu pengeringan. Untuk pengeringan bertahap, proses pengeringan pertama memegang peranan penting, ketika pengeringan pertama berhenti pada tingkat kadar air di atas 18 bb, maka peningkatan rendemen beras kepala dapat ditingkatkan dengan proses tempering, tetapi ketika melewati kadar air 18 bb, bahan mendekati garis transisi gelas sehingga tempering tidak dapat meningkatkan rendemen beras kepala. Hal ini disebabkan pada bagian permukaan bahan berada dalam daerah glassy sedangkan pada bagian pusat berada dalam daerah rubbery yang akan menimbulkan stress pada bahan. Perbedaan keadaan tersebut mengakibatkan perbedaan sifat antar bagian, yang dapat menimbulkan keretakan bahan.