5.2.1 Kajian Finansial
Kajian finansial diawali dengan analisis biaya biaya tetap dan biaya variabel, penentuan harga pokok dan harga jual. Untuk mengetahui batasan pengambilan keputusan kelayakan suatu
proyek, digunakan berbagai indeks yang disebut kriteria investasi. Analisis biaya adalah kegiatan yang meliputi identifikasi biaya, pengukuran, alokasi dan
pengendalian, yang merupakan kegiatan penting dalam suatu perusahaan. Penggolongan biaya menurut perubahannya terhadap volume produk terdiri dari biaya tetap, variabel dan semi
variable Simangunsong 1991. Menurut De Garmo et al 1984, biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya
tetapkonstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan intensitas atau aktivitas volume kegiatan sampai dengan tingkat usaha tertentu. Komponen dalam biaya ini adalah biaya penyusutan, bunga modal
investasi, pajak, biaya sewa gudang dan bangunan, gaji pegawai tetap serta dana sosial. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah sebanding dengan
perubahan intensitas volume kegiatan. Biaya variable meliputi biaya pemeliharaan, biaya bahan bakar, biaya bahan bakupenolong, upah karyawan harian serta jaminan karyawan. Biaya semi
variabel adalah biaya variabel yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti beban kerja peralatan dan umur peralatan. Karena penghitungan biaya semi variabel cukup rumit, maka
umumnya komponen biaya ini dikelompokkan ke dalam biaya variabel De Garmo et al. 1984. Dalam menentukan harga pokok, Simangunsong 1991 menyatakan bahwa perhitungan
harga pokok berdasarkan obyek biaya dapat dibedakan menjadi: 1 Metode Full CostingAbsorbation Costing Metode konvensional, yaitu metode
yang memperhitungkan semua biaya produksi biaya tetap dan biaya variabel sebagai unsur harga pokok.
2 Metode Direct CostingVariable Costing, yaitu metode yang hanya memperhitungkan biaya variabel dan tidak menyertakan biaya tetap dalam
penentuan harga pokok produksi. Dengan menggunakan metode tersebut akan diperoleh harga pokok yang
selanjutnya ditambah dengan prosentase laba yang diinginkan mark up sehingga menghasilkan harga jual target price.
Biaya tetap yang diperhitungkan meliputi biaya penyusutan dan bunga modal. Biaya penyusutan meliputi biaya penyusutan lamporan dan peralatan pendukungnya, seperti garpu
perata dan tampah. Perhitungan biaya penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus dengan persamaan sebagai berikut:
5.1 L
S P
D −
=
dimana: D = Biaya penyusutan Rp tahun P = Harga awal Rp
S = Harga Akhir Rp L = Perkiraan umur ekonomis tahun
Bunga modal dari investasi pada mesin pengering diperhitungkan sebagai biaya, karena uang yang dipergunakan untuk membeli alat atau mesin tidak bisa dipergunakan untuk usaha
lain. Bunga modal diperhitungkan sendiri, karena pada perhitungan biaya penyusutan belum memperhitungkan bunga modal.
Perhitungan bunga modal diperhitungkan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
N N
P i
I 2
1 +
× =
. 5.2
dimana: I = Total bunga modal Rp tahun P= Nilai awal mesin Rp
i = Tingkat bunga modal tahun N = Umur ekonomis tahun
Biaya tidak tetap meliputi biaya pemakaian bahan bakar, biaya pemakaian listrik, biaya buruhoperator dan biaya pemeliharaan. Biaya ini akan dikeluarkan jika mesin dioperasikan.
Makin lama dioperasikan maka makin banyak biaya yang dikeluarkan. Biaya bahan bakar adalah biaya sumber tenaga, seperti minyak tanah. Biaya buruhoperator diperhitungkan sebagai biaya
tidak tetap karena buruhoperator digaji menurut jam kerjanya. Menurut Waries 2006 gaji operator diperhitungkan sebagai biaya tidak tetap apabila operator digaji berdasarkan jam
kerjanya. Lanjutnya, apabila operator digaji sebagai pegawai tetap, maka gajinya termasuk ke dalam biaya tetap. Biaya pemeliharaan meliputi biaya penggantian bagian yang telah aus, upah
tenaga kerja mekanik untuk perbaikan khusus, pengecatan, pembersihan, pencucian dan perbaikan-perbaikan karena faktor tak terduga. Biaya tidak tetap ini dihitung dalam satuan
Rpjam. Biaya total merupakan biaya keseluruhan yang diperlukan untuk mengoperasikan suatu
mesin. Biaya ini merupakan penjumlahan biaya tetap dan biaya tidak tetap, dan dinyatakan dalam satuan Rpjam. Biaya total dihitung dengan persamaan Pramudya dan Dewi. 1992 :
5.3 BTT
x BT
B +
=
k M
x =
dimana: B = Biaya total Rpjam BT = Biaya tetap Rptahun
BTT = Biaya tidak tetap Rpjam x = Jam kerja per tahun jamtahun
M = Perkiraan gabah yang dikeringkan kgtahun k = Kapasitas kerja mesin kgjam
Menurut Manullang 1980, biaya pokok produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang, ditambah biaya lainnya sehingga barang tersebut dapat
dipergunakan. Pada pengeringan gabah, biaya pokok adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengeringkan satu kilogram gabah GKP. Biaya pokok dinyatakan dalam satuan Rpkg. Biaya
pokok dihitung dengan persamaan Pramudya dan Dewi 1992:
k B
Bp =
dimana: B = Biaya total Rpjam k = Kapasitas kerja mesin kgjam
Adapun kriteria Investasi yang merupakan indeks yang digunakan untuk mengetahui kelayakan proyek yang akan dilaksanakan. Penghitungan kriteria investasi yang didasarkan pada
konsep nilai uang meliputi Net Present ValueNPV, Internal Rate of ReturnIRR, Net Benefit Cost RatioNet BC ratio
dan analisis kepekaansensitivitas. Sedangkan kriteria investasi yang didasarkan pada konsep nilai waktu meliputi Break Even Point BEP dan Pay Back Period.
Net Present Value NPV, yaitu selisih harga sekarang dari penerimaan terhadap
pengeluaran pada tingkat suku bunga tertentu. NPV sangat dipengaruhi oleh nilai dari pengeluaran dan penerimaan, atau salah satu dari unsur tersebut, dengan menggunakan kriteria
NPV, maka proyek dikatakan layak apabila nilai NPV lebih besar atau sama dengan nol. Rumus perhitungan NPV adalah:
5.4 1
1
∑
=
+ −
=
n t
t
i Ct
Bt NPV
B = penerimaan total n = umur ekonomis t = tahun ke-
C = biaya total i = tingkat suku bunga
Internal Rate of Return IRR, yaitu tingkat suku bunga yang menunjukkan jumlah nilai
sekarang NPV sama dengan jumlah seluruh biaya investasi proyek Djamin 1984. Nilai IRR merupakan nilai tingkat bunga, dimana nilai NPV-nya sama dengan nol Pramudya dan Dewi
1992. Dalam persamaan dapat dinyatakan sebagai berikut:
5.5 i
i NPV
NPV NPV
i IRR
− −
+ =
NPV’ = NPV pada suku bunga i’ bernilai positif NPV” = NPV pada suku bunga i” bernilai negatif
Proyek dinyatakan layak bila IRR lebih besar dari tingkat suku bunga i yang berlaku saat itu.
Net Benefit Cost Ratio Net BC, merupakan perbandingan antara present value total dari
benefit bersih terhadap present value total dari biaya bersih Kadariah et al. 1988.
5.6 1
1
1 1
∑ ∑
= =
+ −
+ −
=
n t
t n
t t
i Bt
Ct i
Ct Bt
C NetB
Apabila Net BC 1 proyek dianggap layak, dan bila Net BC 1 maka proyek dinyatakan tidak layak.
Break Even Point BEP adalah salah suatu keadaan tingkat produksi tertentu yang
menyebabkan besarnya hasil penjualan sama dengan biaya total Kadariah et al. 1988, atau dalam hal ini keuntungan sama dengan nol.
5.7 V
H FC
unit Q
− =
Pay Back Period PBP, menunjukkan waktu sebuah gagasan usaha dapat
mengembalikan seluruh modal yang ditanam. Pengembalian dilakukan dengan pembayaran laba bersih ditambah penyusutan Kadariah et al., 1988. Dengan demikian PBP menggambarkan
panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu usaha dapat diperoleh kembali.
5.8 1 tahun
periodik penerimaan
awal Investasi
PBP +
=
Analisis kepekaansensitivitas yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh beberapa faktor terhadap hasil analisis investasi yang dilakukan. Dalam melakukan analisis
kepekaan, perhitungan yang telah dilakukan perlu diulang kembali dengan perubahan yang terjadi atau mungkin terjadi, dengan melakukan trial and error.
5.2.2 Analisis Data