Analisis Sensitivitas HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Internal Rate of Return IRR 3. BC Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan menggunakan hasil perhitungan pada analisis biaya, upah untuk pengeringan, jam kerja per tahun dan jumlah gabah yang dikeringkan per tahun pada tingkat bunga 15. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai NPV sebesar Rp 8.186 .391,- , IRR sebesar 31.19 dan BC sebesar 1.82. Dari hasil perhitungan untuk kelayakan finansial yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa usaha pengeringan gabah secara mekanis dari segi finansial adalah layak dengan rata-rata jumlah gabah 500 kg GKP per hari atau sebesar 86.400 kg GKP per tahun. Ini terlihat dari semua nilai NPV yang lebih besar dari 0 nol, nilai IRR yang lebih besar dari discount rate yang berlaku 15, dan BC yang lebih besar dari 1 satu.

5.3.7 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas pada usaha pengeringan gabah ini dilakukan untuk mempelajari kemungkinan bila terjadi perubahan pada salah satu komponen biaya. Sebelum dilakukan analisis sensitivitas, perlu ditentukan terlebih dulu variabel kritis yang mungkin akan mengalami perubahan karena pengaruh dari keadaan sosial, politik dan ekonomi saat itu dan dapat mengakibatkan perubahan biaya dan kelayakan pada usaha. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak tanah sebesar 10 , 12.5 , 15 dan 17,5. Selain itu, dilakukan analisis sensitivitas untuk kenaikan upah operator sebesar 30 , 40, dan 50. Analisis lainnya adalah terhadap penurunan rata-rata jumlah gabah yang dikeringkan per hari sebesar 15, 20, 25, 30, dan 35 serta terhadap penurunan harga Gabah Kering Giling GKG sebesar 5, 7.5, dan 10. Untuk analisis sensitivitas terhadap kenaikan tarif listrik tidak dilakukan, karena tidak begitu berpengaruh terhadap hasil kelayakan. Hasil perhitungan dari analisis sensitivitas disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 21 Analisis sensitivitas kenaikan harga bahan bakar Kenaikan Harga NPV Rp BC IRR 10 12,5 15 17,5 2876578 1549124 221671 -1105782 1.29 1.15 1.02 0.89 27.78 19.99 17.98 9.01 Dari Tabel 21 terlihat bahwa kenaikan harga bahan bakar hingga mencapai 17.5 dari sekarang harga sekarang Rp 6.000 per liter akan mempengaruhi kelayakan usaha jasa pengeringan. Hal ini terlihat dari nilai NPV sebesar - Rp 1.105.782 ; BC sebesar 0.89 dan IRR 9.01, menjadi tidak karena dengan nilai NPV yang kurang dari nol, nilai BC yang kurang dari 1, dan nilai IRR yang kurang dari suku bunga. Tabel 21 Analisis sensitivitas kenaikan upah operator Kenaikan Upah NPV Rp BC IRR 30 40 50 3.359.288 2.118.991 141.219 1.34 1.21 1.1 38.36 34.23 22.37 Dari Tabel 22 terlihat kenaikan upah operator hingga mencapai 50 dari sekarang upah operator sekarang Rp 20.000 per orang per hari tidak akan mempengaruhi kelayakan usaha jasa pengeringan. Ini terlihat dari nilai NPV sebesar Rp 141.219 BC sebesar 1.1, dan IRR sebesar 22.37. Nilai NPV yang lebih dari nol, nilai BC yang lebih dari 1, dan nilai IRR yang lebih dari suku bunga menunjukkan saat kenaikan upah operator mencapai 50 maka usaha jasa pengeringan dengan rata-rata jumlah gabah yang masuk 500 kg per hari masih layak. Dari Tabel 23 terlihat penurunan rata-rata jumlah gabah yang dikeringkan per hari sebesar 35 akan mempengaruhi kelayakan usaha jasa pengeringan. Ini terlihat dari nilai NPV sebesar Rp -1.571.084., BC sebesar 0.89 dan IRR sebesar 11.08. Nilai NPV yang kurang dari nol, nilai BC yang kurang dari 1, dan nilai IRR yang kurang dari suku bunga menunjukkan saat penurunan rata-rata jumlah gabah yang dikeringkan per hari mencapai 35 maka usaha jasa pengeringan menjadi tidak layak. Tabel 23 Analisis sensitivitas penurunan rata-rata jumlah gabah yang dikeringkan per hari Penurunan Rata- rata Jumlah Gabah per Hari NPV Rp BC IRR 20 25 30 35 3.830.883 2.030.226 229.569 -1.571.084 1.25 1.13 1.01 0.89 24.47 2.06 15.63 11.08 Penurunan harga Gabah Kering Giling GKG dapat juga mempengaruhi jumlah penerimaan dari usaha jasa pengeringan tersebut. Upah pengeringan pada pengeringan ini selain dapat dibayar dengan menggunakan uang, dapat juga dibayar dengan menggunakan gabah GKG sebesar 0.074 kg. Nilai ini merupakan konversi dari upah pengeringan sebesar Rp 250 per kg harga gabah yang dipakai sebesar Rp 2.840 per kg GKG, harga ini berdasarkan pada harga pembelian GKG di tingkat Bulog menurut Inpres No.1 Maret 2008. Tabel 24 Analisis sensitivitas penurunan harga Gabah Kering Giling GKG Penurunan Harga GKG NPV Rp BC IRR 5 7.5 10 4.906.740 1.230.680 -1.832.700 1.33 1.08 0.88 27.11 18.19 10.35 Dari Tabel 24 terlihat penurunan harga gabah kering giling GKG mencapai 10 akan mempengaruhi kelayakan usaha jasa pengeringan. Ini terlihat dari nilai NPV sebesar Rp -1.832 700, BC sebesar 0.88 dan IRR sebesar 10.35. Nilai NPV yang kurang dari nol, nilai BC yang kurang dari 1, dan nilai IRR yang kurang dari suku bunga menunjukkan saat penurunan harga gabah kering giling GKG mencapai 10 maka usaha jasa pengeringan menjadi tidak layak. Perhitungan biaya dengan skenerio kapasitas pengering 500 kg ; 1000 kg dan 2000 kg ditampilkan pada Lampiran 4, 11 dan 13

5.4 KESIMPULAN