3.4 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.4.1 Temperatur dan waktu pengeringan
Nilai konstanta pengeringan k berbanding lurus dengan temperatur udara pengering, sehingga semakin tinggi temperatur udara pengering semakin besar nilai
k, yang mengakibatkan pengeringan lebih cepat. Dengan demikian untuk temperatur udara yang tinggi membutuhkan waktu yang singkat untuk pengurangan
kadar air yang sama, seperti ditunjukan pada Tabel 11 berikut : Tabel 10 Data gabah yang digunakan dalam percobaan
Tabel 11 Data hasil pengeringan gabah Ciherang
T udara pengering
o
C
RH Lama
pengerin gan I
menit Lama
temperi ng I
menit Kadar
air setelah
pengerin gan I
Lama pengering
an II menit
Lama temperin
g II menit
Kadar air
setelah pengerin
gan II Rendem
en beras kepala
RBK
50 26 30
60 18.41 35 60
14.66 64.6 30
60 18.14
30 60
14.69 65.2
20 60
18.74 30
60 15.42
68.11 20
60 18.63
30 60
15.22 67.21
60 17 20
60 18.02 20 80
14.82 64.77 20
60 17.99
20 80
14.39 64.64
30 60
17.63 20
80 14.63
50.33 30
60 16.52
20 80
13.53 32.58
50 27 30
10 18.22 35 60
13.97 62.6 30
10 18.24
30 60
14.44 63.3
20 10
18.82 20
60 15.22
64.82 20
10 18.64
30 60
14.94 64.51
60 16 20 10
18.10 20 80 14.5
62.5 20
10 18.02
30 80
14.22 62.2
30 10
16.62 20
80 13.37
49.57 30
10 15.52
20 80
12.23 32.37
Varietas gabah Tgl Panen
Kadar air KA awal Standar deviasi KA
Ciherang 23 Juli 2007
22.92 bb ± 0.5
Ciherang 24 Juli 2007
23.12 bb ± 0.4
Tabel 12 Pengaruh suhu dan waktu pengeringan terhadap penurunan kadar air yang dicapai dengan kadar air awal 22.92.
Suhu
o
C Waktu Pengeringan
C 20 menit D 30 menit
50 A 18.69
a
18.30
a
60 B 18.04
a
16.57
b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata.
Hasil analisis varian menunjukkan terdapat perbedaan nyata P ≤0.05 antara
perlakuan suhu, waktu pengeringan dan interaksinya. Selanjutnya dilakukan uji Duncan 5 menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara perlakuan suhu dan
waktu pengeringan, tetapi pada interaksi menunjukkan bahwa perlakuan AC, AD, dan BD tidak berbeda nyata P
≤0.05, sedangkan perlakuan AC, AD, dan BC berbeda nyata lebih kecil P
≤0.05 dari perlakuan BD tabel 12. Tabel 13 Pengaruh waktu tempering terhadap Rendemen Beras KepalaRBK
Waktu tempering
menit RBK ketika kadar air
pengeringan pertama 18 Mean
RBK ketika kadar air pengeringan pertama 18
Mean 60
65.76
a
41.46
a
10 63.32
b
40.97
a
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama, pada kolom yang sama tidak berbeda nyata.
Berdasarkan data Tabel 13, nampak bahwa waktu tempering berpengaruh signifikan terhadap rendemen beras kepala, apabila kadar air pada pengeringan
pertama mencapai lebih besar dari 18, waktu tempering menunjukkan perbedaan nyata
a
dan
b
terhadap rendemen beras kepala, yang berarti waktu tempering mempengaruhi rendemen beras kepala, sedangkan ketika kadar air pada
pengeringan pertama telah di bawah 18, maka waktu tempering menunjukkan tidak berbeda nyata , dengan demikian waktu tempering menjadi tidak berpengaruh
terhadap rendemen beras kepala. Hasil terbaik berdasarkan analisis tersebut adalah ketika pengeringan
menggunakan temperatur udara pengering 50 °C dengan waktu pengeringan pertama 20 menit dan waktu tempering 60 menit, waktu pengeringan kedua 30
menit dengan rendemen beras kepala rata-rata 68.11. Tetapi pada kondisi tersebut dengan total pengeringan 50 menit, kadar air akhir gabah 15.32 bb.
Gambar 22 menunjukkan data rendemen beras kepala dari gabah varietas Ciherang hasil panen pada tanggal 23 Juli dengan kadar air awal rata-rata 22.92
bb yang diplot dengan variasi lama pengeringan dan tempering, temperatur udara pengering 50
o
C, RH 26, ketika kadar air setelah pengeringan pertama 18.41 bb, dengan lama pengeringan pertama 30 menit dan lama tempering 60 menit, dan
kadar air setelah pengeringan ke dua sebesar 14.66, lama pengeringan kedua 35 menit dengan total waktu pengeringan 65 menit, nilai rendemen beras kepala 63.6
.
Gambar 22 Rendemen beras kepala terhadap lama pengeringan dan tempering untuk gabah varietas Ciherang dengan kadar air awal 22.92 basis basah dengan
suhu udara pengering 50
o
C. Penurunan kadar air saat pengeringan pertama sangat mempengaruhi
besarnya nilai prosentase rendemen beras kepala, dimana kadar air setelah pengeringan pertama di atas 18 menunjukkan secara rata-rata kondisi bahan
masih dalam keadaan rubbery Siebenmorgen and Schluterman, 2005 sehingga masih dalam batas aman dari kerusakan bahan, hal ini menunjukkan bahwa kadar
air setelah pengeringan pertama di atas 18, tidak berpengaruh banyak terhadap keretakan bahan, sehingga mempunyai nilai rendemen beras kepala di atas 60.
Sedangkan pada Gambar 23 ditunjukan hasil percobaan dengan menggunakan temperatur udara 60
o
C, RH 17, pada saat lama pengeringan pertama 20 menit, didapat nilai kadar air bahan sebesar 18.02 bb, sedangkan
setelah pengeringan ke dua kadar airnya adalah 14.82 dengan total waktu pengeringan 40 menit dan total waktu tempering 140 menit, besarnya rendemen
beras kepala 62.77, tetapi ketika lama pengeringan 30 menit, dan kadar air setelah pengeringan pertama 17.63, nilai rendemen beras kepala nya turun
10 20
30 40
50 60
70 80
10 20
30 40
50 60
70
Percobaan I
Percobaan II
Percobaan III
Meint
Lama pengeringan I menit
Lama tempering I menit
Lama pengeringan II menit
Lama tempering II menit
Kadar air setelah pengeringan I
Kadar air setelah pengeringan II
Rendemen beras kepala
menjadi 50.33, bahkan ketika kadar air setelah pengeringan pertama mencapai 16.52, nilai rendemen beras kepala turun drastis menjadi hanya 32.58.
Gambar 23 Rendemen beras kepala terhadap lama pengeringan dan tempering untuk gabah varietas Ciherang dengan kadar air awal 23.5 basis basah. Dengan
suhu udara pengering 60
o
C Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut, berdasarkan percobaan pada
saat akhir pengeringan pertama kadar air bahan telah mencapai di bawah 18, dengan temperatur udara pengering 60
o
C dalam waktu 30 menit, kemungkinan terjadinya penyusutan yang tidak sama didalam endosperm, akibat dehidrasi yang
tidak merata pada biji, atau besar kemungkinan terjadinya perbedaan kadar air pada permukaan bahan dan kadar air di dalam inti bahan.
Keadaan tersebut di atas menimbulkan stress pada bahan, hal ini akan meningkatkan kerusakan bahan, oleh karena perbedaan kadar air dipermukaan
bahan dan pada pusat bahan yang tinggi. Penurunan kadar air hingga di bawah 18 akan menyebabkan banyaknya keretakan pada bahan yang berakibat penurunan
nilai rendemen beras kepala dan lama tempering akan menjadi tidak berpengaruh
10 20
30 40
50 60
70
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Percobaan I
Percobaan II
Percobaan III
Menit
Lama pengeringan I menit
Lama tempering I menit
Lama pengeringan II menit
Lama tempering II menit
Kadar air setelah pengeringan I
Kadar air setelah pengeringan II
Rendemen beras kepala
terhadap penurunan rendemen beras kepala. Semakin besar penurunan kadar air saat pengeringan pertama, akan semakin besar penurunan rendemen beras kepala nya.
Berdasarkan analisis menunjukkan pilihan yang terbaik adalah skenario pengeringan dengan temperatur udara 50
o
C, waktu pengeringan pertama 20 menit, waktu tempering pertama 60 menit, waktu pengeringan kedua 30 menit dan waktu
tempering kedua 30 menit, tetapi kadar air akhirnya hanya mencapai 15.82. Sedangkan berdasarkan skenario dengan temperatur udara 60
o
C, waktu pengeringan pertama 20 menit, waktu tempering 60 menit, kemudian waktu
pengeringan kedua 20 menit dan dilanjutkan tempering 80 menit, dengan kadar air akhir 14.1 bb serta rendemen beras kepala rata-rata 63.21. Berdasarkan data
tersebut, maka direkomendasikan pengeringan menggunakan skenario pengeringan dengan temperatur udara 60
o
C, dengan waktu pengeringan pertama 20 menit, tempering 60 menit, kemudian waktu pengeringan kedua 20 menit dan tempering
80 menit. Hal ini dikarenakan, kadar air yang dapat dicapai adalah 14.1 memenuhi kadar air yang disyaratkan.
3.5 KESIMPULAN