Perkembangan pengering resirkulasi TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 14 Parameter model pengeringan untuk gabah T o C RH Me db k min -1 50 27.3 6.616 0.0085 60 16.9 4.616 0.0129

4.2.3 Perkembangan pengering resirkulasi

Ridwan Thahir et al. 2001 membuat pengering sirkulasi untuk biji kedelai, dimana alat tersebut berkapasitas 2 ton dengan menggunakan minyak tanah sebagai sumber panas, serta menggunakan bucket konveyor untuk mesirkulasi bahan, dengan daya motor sebesar 746 watt, dan hasil pengujian menunjukkan konsumsi minyak tanah sebesar 5.12 literjam dengan efisiensi pengeringan 28.43 serta laju penurunan kadar air 0.96jam, dan tingkat kerusakan biji pecah 1.13, serta lama proses pengeringan adalah 5 jam. Kamaruddin 2007 telah menghasilkan pengering biji-bijian tipe resirkulasi dengan menggunakan energi surya, dan tambahan bahan bakar arang kayu, energi listrik yang digunakan untuk motor getar 0.18 kW serta untuk blower 0.25 kW. Alat tersebut digunakan untuk mengeringkan gabah seberat 24 kg dengan kadar air awal 23 bb hingga menjadi 15.8, membutuhkan arang kayu 12 kg dan lama pengeringan 7 jam, efisiensi pengeringan 1.93. International Rice Research Institute IRRI menunjukkan pengering yang digunakan oleh pengusaha penggilingan padi kapasitas besar, pengering tipe resirkulasi tersebut nampak pada Gambar 26. Gambar 26. Deretan pengering resirkulasi IRRI.2003 Pengering menggunakan bucket elevator, dilengkapi screw konveyor dengan menggunakan bahan bakar minyak. Thakur A.K dan A.K.Gupta 2006, dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa tempering dapat meningkatkan rendemen beras kepala hingga 8 lebih tinggi dibandingkan pengeringan kontinyu, dan pengurangan konsumsi energi hingga 44, dengan menggunakan temperatur udara pengering 60 o C selama 20 menit dan waktu tempering 30 menit, 60 menit dan 120 menit. Hung Jung Shei dan Yi LuenChen 2002, membuat simulasi dengan menggunakan model Partial Differential Equation, menggunakan bahasa Fortran untuk pengeringan bertahap intermittent berdasarkan hasil penelitian laboratorium menggunakan pengeringan resirkulasi kapasitas 50 kg, dengan temperatur udara pengering 35 o C hingga 60 o C, merekomendasikan perbandingan waktu pengeringan dan waktu tempering antara 11 hingga 19 dan laju pengeringan kurang dari 1.5 jam, untuk mendapatkan hasil tingkat keretakan bahan yang baik. Hasil simulasi menunjukkan waktu tempering tidak berpengaruh terhadap laju pengeringan, adapun total waktu pengeringan antara simulasi dengan percobaan mempunyai tingkat kesalahan kurang dari 5. Nishiyama 2006, membuat model sederhana untuk menganalisa karakteristik pengeringan bertahap, menggunakan model pengering bola untuk pengering lapisan tipis, dengan hasil tingkat ketelitian pendugaan kadar air kurang dari 0.47 bk. Model matematika sangat efektif untuk menggambarkan karakteristik pengeringan gabah Giner, Bruce, Mortimore. 1998 menggunakan hukum Fick untuk difusi model pengeringan lapisan tipis gabah. Cao, Nishiyama, Koide 2004 menyatakan, adalah sulit untuk mensimulasi proses pengeringan bertahap yang didalamnya termasuk perioda pengeringan dan tempering menggunakan analisis teoritis. Adapun Yang et al. 2002 melakukan analisis teoritis pengeringan gabah diikuti dengan proses tempering, didalam penelitian tersebut model bola digunakan, oleh kerena sederhana dan dapat diaplikasikan untuk perhitungan pada proses pengeringan ataupun pada proses tempering.

4.2.4 Konveyor Pneumatik