Tujuan Penerapan Prinsip Mengenali Nasabah Oleh Penyedia Jasa

Bank sebagai salah satu entry masuknya uang tindak kejahatan, maka bank atau perusahaan jasa keuangan harus mengurangi resiko digunakannya sebagai sarana pencucian uang dengan mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau transaksi, dan memelihara profil nasabah serta melaporkan adanya transaksi keuangan yang mencurigakan yang dilakukan oleh pihak yang menggunakan jasa bank atau perusahaan jasa keuangan lainnya. 152 Penerapan prinsip mengenal nasabah merupakan faktor yang penting dalam melindungi kesehatan bank, sehingga PJK bank perlu menerapkan prinsip mengenal nasabah secara lebih efektif, selain itu penerapan prinsip mengenali nasabah juga merupakan upaya untuk mencegah lembaga keuangan digunakan sebagai sarana dan sasaran kejahatan, baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh pelaku kejahatan. 153 Salah satu prasyarat dan kondisi yang harus dipenuhi untuk meningkatkan efektifitas penerapan prinsip mengenal nasabah adalah adanya kesamaan presepsi dan pemahaman oleh perbankan, masyarakat pengguna bank, instansi terkait dan aparat penegak hukum mengenai pentingnya penerapan prinsip tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah komunikasi dan sosialisasi secara intensif dan berkesinambungan bukan hanya dengan perbankan tetapi juga dengan masyarakat umum. 154

C. Tujuan Penerapan Prinsip Mengenali Nasabah Oleh Penyedia Jasa

Keuangan Bank 152 Eko Soetikno, Kiat Mencegah Kejahatan dan Penanggulangannya, Jakarta : Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara Republik Indonesia, 2011, hal.50. 153 Ibid. 154 Bismar Nasution, Op.Cit., hal 60. UU TPPU menetapkan bahwa pembentukan PPATK adalah dalam rangka mencegah dan memberantas tindak pidana pencuian uang di Indonesia. Dalam melaksanakan tugasnya PPATK memerlukan kerjasama dan peran serta semua pihak yang merupakan komponen dari rezim anti pencucian uang, yaitu : 155 a. Penyedia jasa Keuangan ; b. Lembaga-lembaga pengawas penyedia jasa keuangan c. Penegak hukum seperti Polisi, Kejaksaan, Pengadilan, dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai d. Masyarakat, termasuk media massa dan pengamat. Ketika akan melakukan hubungan usaha dengan calon nasabah, setiap PJK bank harus secara pasti mengetahui siapa nasabah dan apa tujuan serta bagaimana cara penggunaan produk PJK bank oleh nasabah tersebut. Dengan demikian PJK bank dapat memperkirakan aktivitas normal serta profil calon nasabah sehingga dapat mengidentifikasi apakah transaksi yang dilakukan oleh nasabah sesuai dengan profil nasabah. Ketentuan mengenai prinsip mengenal nasabah merupakan suatu instrument pencegahan dan pemberantasan pencucian uang yang dilakukan melalui PJK bank. Ketentuan mengenai prinsip mengenal nasabah bagi PJK bank meliputi kebijakan dan prosedur yang dilakukan terhadap nasabah, baik dalam hal penerimaan, pengidentifikasian, pemantauan terhadap transaksi, maupun manajemen resiko. Penerapan prinsip mengenal nasabah sangat penting untuk mencegah digunakannya PJK bank sebagai saran pencucian uang dan aktivitas lainnya yang terkait. 156 PJK bank harus memperoleh keyakinan mengenai identitas nasabah baik perseorangan maupun perusahaan. Selain itu, PJK bank 155 Ibid., hal.45. 156 Ibid harus melakukan verifikasi terhadap identitas calon nasabah. Apabila nasabah bertindak untuk dan atas nama pihak lain maka identitas para pihak lain tersebut juga wajib diminta dan di verifikasi. Prosedur pembuktian identitas nasabah berlaku sama untuk setiap produk yang dikeluarkan oleh PJK bank, hal yang perlu diperhatikan dari dokumen pendukung bukti dari calon pengguna jasa antara lain masa berlakuna dan instansi yang berwenang mengeluarkan dokumen tersebut. PJK bank harus memiliki salinan dokumen tersebut dan menata usahakannya dengan baik. PJK bank wajib melakukan pengkinian data pengguna jasa terhadap setiap perubahan yang berkaitan dengan identitasnya. Proses pengkinian merupakan bagian dari prosedur pelaksanaan prinsip mengenali nasabah untuk melindungi PJK bank agar tidak dimanfaatkan sebagai sarana pencucian uang. Apabila kebenaran identitas dari calon pengguna jasa diragukan kebenarannya maka PJK bank wajib menolak melakukan hubungan usaha dengan nasabah tersebut. 157 Penerapan prinsip mengenal nasabah pada setiap penyedia jasa keuangan bank dimaksudkan untuk mengatasi berbagai resiko sejalan dengan kegiatan usahannya termasuk kegiatan pencucian uang. Untuk mengurangi resiko usaha itulah maka setiap penyedia jasa keuangan untuk menerapkan prinsip kehati- hatian, salah satu upaya dalam melaksanakan prinsip kehati-hatian adalah dengan penerapan prinsip mengenali nasabah oleh PJK bank. Ketidak cukupan penerapan prinsip mengenali nasabah dapat memperbesar resiko yang dihadapi dan juga dapat mengakibatkan kerugian 157 Ibid., hal.47. keuangan yang signifikan bagi PJK bank, selain itu prinsip mengenali nasabah merupakan upaya mencegah lembaga keuangan digunakan sebagai sarana atau sasaran kejahatan, baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh pelaku kejahatan. 158 Walaupun PJK bank tunduk pada ketentuan prinsip mengenali nasabah yang ditetapkan oleh lembaga petugas dan pengawas jasa keuangan, namun sesuai dengan Pasal 45 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010, laporan mengenai transaksi keuangan mencurigakan harus disampaikan kepada PPATK dan tata cara pelaporannya berpedoman pada ketentuan yang dikeluarkan oleh PPATK. 159

D. Unsur-Unsur Dan Indikator Transaksi Keuangan Mencurigakan