Berdasarkan peraturan yang telah dikeluarkan oleh PPATK mengenai tata cara identifikasi transaksi keuangan mencurigakan ini dapat diterangkan bahwa ;
1. Pemantauan Transaksi Pengguna Jasa
Penyedia jasa keuangan termasuk PJK bank dalam melaksanakan kegiatan identifikasi transaksi keuangan mencurigakan akan dilaksanakan dengan cara
melakukan pemantauan transaksi dari pengguna jasa. Pemantauan ini dilakukan PJK bank diawali dengan pemantauan terhadap transaksi yang tidak wajar,
pemantauan ini dilakukan bedasarkan parameter yang disusun oleh PJK bank. Parameter tersebut paling kurang ditentukan berdasarkan transaksi pengguna jasa
yang antara lain meliputi rata-rata transaksi, frekuensi transaksi, tujuan transaksi, nominal transaksi, jangka waktu transaksi, pertofolio pengguna jasa dan produk
PJK bank. Penjelasan Pasal 6 ayat 2 Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan Nomor PER-041.02PPATK032014, menyebutkan bahwa contoh parameter transaksi yang tidak wajar diantaranya adalah :
a. Transaksi dari atau ke negara beresiko tinggi dan melebihi ambang batas
tertentu. b.
Transaksi dari atau ke negara beresiko tinggi dan melebihi frekuensi tertentu dalam waktu 1 satu bulan.
c. Transaksi dalam jumlah besar melebihi ambang batas tertentu
d. Transaksi keuangan tunai dilakukan dalam beberapa kali, dalam satu hari
kerja melebihi nilai Rp 500.000.000,00. e.
Penetapan rekening tidak lama setelah dibuka f.
Transaksi besar yang tidak sesuai dengan gaji atau penghasilan saat ini. g.
Transaksi yang dilakukan oleh pengguna jasa beresiko tinggi dengan frekuensi transaksi melebihi ambang batas tertentu selama periode
tertentu. h.
Rekening yang baru dibuka kurang ari periode tertentu dan menerima total dana melebihi ambang batas tertentu.
i. Incoming transfer dalam jumlah besar melebihi ambang batas tertentu dan
ditarik dalam periode tiga hari.
j. Rekening baru buka dengan saldo sangat besar melebihi ambang batas
tertentu. k.
Pengguna jasa berusia 20 tahun melakukan transaksi melebihi Rp500.000.000,00 dalam waktu beberapa hari.
l. Pengguna jasa yang memiliki pekerjaan yang tergolong beresiko tinggi
melakukan transaksi melebihi frekuensi rata-rata transaksi normal. m.
Pengguna jasa yang tidak aktif bertransaksi selama jangka waktu tertentu dan saldonya mencapai nilai minimum, tiba-tiba menerima total dana lebih
dari Rp 500.000.000,00 kemudian ditarik dalam periode singkat. Penetapan parameter dilakukan berdasarkan hasil kajian secara mendalam
dan mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang. PJK bank juga harus melakukan evaluasi dan mengembangkan parameter secara berkala berdasarkan
pengalaman dalam mengidentifikasi transaksi keuangan mencurigakan dan PJK bank juga dapat melakukan perubahan parameter berdasarkan evaluasi tersebut.
Pelaksanaan pemantauan transaksi pengguna jasa dapat dilakukan melalui sistem pemantauan baik secara manual yaitu dengan menginput data profil
pengguna jasa dan transaksi kedalam suatu aplikasi pengolah data, maupun secara elektronis melalui aplikasi pemantauan yang dilakukan dengan sistem sistem
pemantauan anti pencucian uang yang terhubung dengan sistem database PJK bank yang memuat data profil pengguna jasa, transaksi, produk dan portofolio
pengguna jasa. Dalam rangka melakukan pemantaun secara elektronis melalui aplikasi pemantauan harus dilakukan dengan profil pengguna jasa secara terpadu.
Tujuan pemantauan transaksi dari pengguna jasa sebagaimana dimuat pada Pasal 3 Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
Nomor PER-111.02PPATK062013 adalah untuk menemukan transaksi yang : 1.
Menyimpang dari profil, karateristik atau kebiasaan dari pola transaksi dari pengguna jasa yang bersangkutan.
2. Patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan
transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh PJK sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
3. Dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang
digunakan berasal dari hasil tindakan pidana. 4.
Diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh PJK karena melibatkan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana.
Pemantauan juga dilakukan terhadap tindakan pemutusan hubungan usaha
dengan pengguna jasa karena pengguna jasa menolak mematuhi prinsip mengenali pengguna jasa, PJK bank meragukan informasi dari pengguna jasa
berdasarkan analisis ang dilakukan oleh PJK bank terhadap potensi resiko dari hubungan usaha dengan pengguna jasa.
Pemantauan transaksi dalam rangka menemukan profil, karateristik atau kebiasaan yang menyimpang dari pola transaksi dari pengguna jasa yang
bersangkutan dilakukan dengan mencari dan meneliti informasi dari pihak internal dan eksternal. Apabila ditemukan informasi dugaan tindak pidana yang
melibatkan pegawai PJK bank, maka unit kerja wajib memberikan informasi kepada unit kerja yang menangani pelaporan ke PPATK yang mana pemberian
informasi tersebut dilakukan paling lama 7 tujuh hari sejak ditemukan informasi dugaan tindak pidana. Dan dalam rangka untuk menemukan transaksi yang patut
diduga sebagai transaksi keuangan mencurigakan yang dilakukan menghindari pelaporan transaksi yang wajib dilakukan oleh PJK bank sesuai dengan ketentuan
undang-undang yang berlaku, maka pemantauan transaksi dilakukan dengan mengharuskan unit kerja melakukan pemutusan hubungan usaha untuk
menginformasikan kepada petugas atau unit kerja yang menangani penerapan
undang-undang, dan jangka waktu penyampaian informasi tersebut kepada unit kerja dilakukan berdasarkan ketentuan internal dan eksternal PJK bank.
2. Analisis Transaksi Pengguna Jasa