keuangan yang signifikan bagi PJK bank, selain itu prinsip mengenali nasabah merupakan upaya mencegah lembaga keuangan digunakan sebagai sarana atau
sasaran kejahatan, baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh pelaku kejahatan.
158
Walaupun PJK bank tunduk pada ketentuan prinsip mengenali nasabah yang ditetapkan oleh lembaga petugas dan pengawas jasa
keuangan, namun sesuai dengan Pasal 45 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010, laporan mengenai transaksi keuangan mencurigakan harus disampaikan kepada
PPATK dan tata cara pelaporannya berpedoman pada ketentuan yang dikeluarkan oleh PPATK.
159
D. Unsur-Unsur Dan Indikator Transaksi Keuangan Mencurigakan
Pelaku pencucian uang dalam melakukan pencucian uang pada umumnya tidak lansung membelanjakan atau menggunakan harta kekayaan hasil
kejahatannya, namun terlebih dahulu mengupayakan agar harta kekayaan tersebut masuk kedalam sistem keuangan melalui tahap placement, layering, dan
integration. Sehubungan dengan hal tersebut kegiatan pengidentifikasian transaksi keuangan mencurigakan sebagai indikasi adanya suatu tindak pidana pencucian
uang merupakan salah satu kegiatan yang penting bagi PJK baik itu PJK bank maupun PJK non-bank dalam menghasilkan laporan transaksi keuangan
mencurigakan yang berkualitas. Hal ini diperlukan untuk mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang serta mengamankan
sistem keuangan agar tidak digunakan untuk tujuan yang tidak sah.
160
158
Ibid., hal.43.
159
R.Wiryono, Op.Cit., hal 165.
160
Bismar Nasution. Op.Cit.,hal.507.
Metode yang digunakan oleh para pencuci uang dapat dikatakan hampir tidak terbatas, sehingga kadang-kadang tidak mudah mengidentifikasi transaksi
keuangan mencurigakan. Dibutuhkan suatu alasan yang kuat atas dasar fakta-fakta yang kuat dan bukan hanya sekedar tidak adanya suatu informasi tertentu dari
pengguna jasa. Ketetapan alasan yang kuat ditentukan oleh kelengkapan informasi nasabah dan transaksi yang dilakukannya, pelatihan dan pengalaman dari
karyawan dan atau pejabat PJK bank. Dalam menganalisa suatu transaksi sebagai transaksi yang patut dicurigai maka ada beberapa pertanyan-pertanyaan pokok
yang biasa digunakan dalam menganalisis suatu transaksi antara lain :
161
a. Apakah jumlah nominal dan frekuensi transaksi konsisten dengan kegiatan
normal selama ini dilakukan oleh nasabah ? b.
Apakah transaksi yang dilakukan wajar dan sesuai dengan kegiatan usaha, aktivitas dan kebutuhan nasabah ?
c. Apakah pola transaksi yang dilakukan oleh nasabah tidak menyimpang dari
pola transaksi umum untuk pengguna jasa sejenis ? d.
Apabila transaksi yang dilakukan sifatnya internasional, apakah nasabah memiliki alasan yang kuat untuk menjalin usaha dengan pihak di luar
negeri? e.
Apakah nasabah melakukan transaksi dengan nasabah yang tergolong dalam pengguna jasa beresiko tinggi high risk customer ?
Berhubungan dengan hal tersebut maka PJK bank harus membuat pedoman
intern sebagai acuan untuk mengidentifikasi transaksi keuangan mencurigakan, karena timbulnya kecurigaan terhadap suatu transaksi sangat tergantung pada
profil nasabah, bentuk layanan dan produk dari masing-masing PJK bank. Setiap PJK bank seyogyanya memantau kasus-kasus transaksi keuangan mencurigakan,
kerena dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan pengkinian ketentuan
161
Bismar Nasution, Op.Cit., hal.47.
internal dan
pedoman secara
berkesinambungan, transaksi
keuangan mencurigakan pada prinsipnya memiliki unsur-unsur, yaitu :
162
a. Transaksi keuangan yang menyimpang dari :
1. Profil dari nasabah yang bersangkutan,
2. Karakteristik atau kebiasaan pola transaksi dari nasabah yang
bersangkutan. b.
Transaksi keuangan oleh nasabah yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan transaksi yang bersangkutan yang
wajib dilakukan oleh pihak pelapor sesuai dengan ketentuan UU TPPU. c.
Transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan mengunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindakan pidana.
Apabila suatu transaksi keuangan telah memenuhi satu atau lebih dari unsur-unsur di atas maka PJK wajib menetapkannya sebagai transaksi keuangan
mencurigakan dan melaporkannya kepada PPATK. Dalam mengidentifikasi apakah suatu transaksi keuangan memenuhi satu atau lebih dari unsur-unsur
tersebut, PJK bank dapat menggunakan indikator-indikator transaksi keuangan yang mencurigakan, antara lain :
163
A. Transaksi
1 Transaksi Tunai
Adapun indikator-indikator yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi transaksi keuangan mencurigakan dengan cara transaksi tunai, antara lain :
164
a. Transaksi yang dilakukan secara tunai dalam jumlah di luar kebiasaan
yang dilakukan nasabah. b.
Transaksi yang dilakukan dalam jumlah relatif kecil namun dengan frekuensi yang tinggi.
c. Transaksi dilakukan dengan menggunakan beberapa rekening atas
nama individu yang berbeda-beda untuk kepentingan satu orang. d.
Pertukaran atau pembelian mata uang asing dalam jumlah yang relatif besar.
e. Pembelian travellers checks secara tunai dalam jumlah relatif besar.
162
Ibid., hal 507.
163
Ibid., hal. 508.
164
Ibid
f. Pembelian secara tunai beberapa produk asuransi dalam jangka waktu
berdekatan atau bersamaan dengan pembayaran premi sekaligus dalam jumlah besar yang kemudian diikuti pencarian polis sebelum jatuh
tempo.
g. Pembelian efek dengan menggunakan uang tunai, transfer atau cek atas
nama orang lain. 2
Transaksi yang tidak rasional secara ekonomis Adapun indikator-indikator yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi
transaksi keuangan mencurigakan dalam hal ini adalah : a.
Transaksi-transaksi yang tidak sesuai dengan tujuan pembukaan rekening.
b. Transaksi yang tidak ada hubungannya dengan usaha nasabah.
c. Jumlah dan frekuensi transaksi diluar kebiasaan yang normal.
3 Transaksi dengan transfer dana
Adapun indikator-indikator yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi transaksi keuangan mencurigakan dengan cara transaksi transfer dana, antara lain:
a. Transfer dana untuk dan dari offshore financial centre yang beresiko tinggi
tanpa alasan usaha yang jelas. b.
Penerimaan transfer dana dalam beberapa tahap dan setelah mencapai akumulasi jumlah tertentu yang cukup besar kemudian ditransfer ke luar
secara sekaligus. c.
Penerimaan dan pengiriman dana dalam jumlah yang sama atau hampir sama serta dilakukan dalm jangka waktu yang relatif singkat.
d. Pembayaran dana dalma kegiatan ekspor impor tanpa dokumen yang
lengkap. e.
Transfer dana dari atau ke negara yang tergolong beresiko tinggi dalam melakukan pencucian uang,
f. Transfer dana dari atau kepihak yang tergolong beresiko tinggi dalam
melakukan pencucian uang. g.
Penerimaan atau pembayaran dana dengan menggunakan lebih dari satu 1 rekening baik atsa nama yang sama atau atas nama yang berbeda.
h. Transfer dana dengan menggunakan rekening atas nama pegawai PJK dalam
jumlah yang di luar kewajaran. B.
Perilaku nasabah
Berdasarkan perilaku nasabah ada beberapa perilaku yang dapat di jadikan sebagai indikator dalam mengidentifikasi suatu transaksi keuangan yang patut
diduga sebagai transaksi keuangan mencurigakan, yaitu :
165
a. Perilaku nasabah yang tidak wajar pada saat melakukan transaksi seperti
gugup, tergesa-gesa, rasa kurang percaya diri dan lain-lain. b.
Nasabah atau calon nasabah memberikan informasi yang tidak benar mengenai hal-hal yang berkaitan dengan identitas, sumber penghasilan
atau usahanya. c.
Nasabah atau calon nasabah menggunakan dokumen identitas yang diragukan kebenaranya atau diduga palsu, seperti tanda tangan yang
berbeda atau foto yang tidak sama. d.
Nasabah atau calon nasabah enggan atau menolak untuk memberikan informasidokumen yang diminta oleh petugas PJK tanpa alasan yang
jelas. e.
Nasabah atau kuasanya mencoba mempengaruhi petugas PJK untuk tidak melaporkan sebagai transaksi keungan mencurigakan denga berbagai cara.
f. Nasabah membuat rekening hanya untuk jangka pendek saja.
g. Nasabah tidak bersedia memberikan informasi yang benar atau segara
memutuskan hubungan usaha atau menutup rekening pada saat petugas PJK meminta informasi atas transaksi ang dilakukan.
Setelah melakukan proses identifikasi transaksi keuangan yang
mencurigakan PJK bank masih merasa ragu, sebaiknya PJK bank tetap melaporkan kepada PPATK transaksi tersebut sebagai transaksi keuangan
mencurigakan agar terhindar dari resiko yang tidak diharapkan termasuk kemungkinan terkena sanksi sebagai mana diatur dalam Pasal 6 ayat 1 dan Pasal
8 Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang.
166
Kegiatan identifikasi transaksi keuangan mencurigakan merupakan salah satu kegiatan yang penting
bagi setiap PJK bank dalam menghasilkan laporan-laporan transaksi keuangan mencurigakan yang bekualitas. Dikarenakan didalam melakukan pencucian uang
pelaku pada umumnya tidak langsung membelanjakan atau menggunakan harta
165
Ibid., hal. 509.
166
Ibid., hal 510
kekayaan hasil kejahatannya, tetapi terlebih dahulu mengupayakan agar harta kekayaan tersebut masuk ke dalam sistem keuangan melalui tahap placement,
layering dan integration. Sehingga sehubungan dengan hal itu perlu dilakukan kegiatan pengidentifikasian transaksi keuangan mencurigakan, hal ini diperlukan
untuk mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang serta mengamankan sistem keuangan agar tidak digunakan untuk tujuan
yang tidak sah. Berdasarkan uraian unsur-unsur dan indikator transaksi keuangan
mencurigakan tersebut dapat diberikan contoh kasus transaksi keuangan mencurigakan yaitu, kegiatan usaha PT. R, berdasarkan data yang ada di Bank Q
adalah pedagang eceran perhiasan dan logam berharga yang menurut pengamatan bank kurang berkembang. Transfer masuk ke dalam dan keluar dari rekening
PT.R dari banyak individuperorangan biasanya merupakan kelipatan Rp5.000.000,00
lima juta
rupiah yang
jumlahnya berkisar
antara Rp5.000.000,00 lima juta rupiah sampai dengan Rp50.000.000,00 lima puluh
juta rupiah. Transfer keluar juga dilakukan secara rutin kepada dua 2 orang terte
ntu yang merupakan „pengurus‟ PT.R dalam jumlah yang relatif besar yaitu antara Rp100.000.000,00 seratus juta rupiah sampai dengan Rp500.000.000,00
lima ratus juta rupiah. Sering juga terjadi penarikan secara tunai oleh pegawai PT.R yang jumlahnya dalam sebulan mencapai puluhan milyar rupiah. Pola
mutasi rekening seperti tersebut di atas menarik perhatian petugas Bank Q.
167
167
Ibid., hal 515
Berdasarkan kasus tersebut maka dapat dilihat indikator akan adanya transaksi keuangan mencurigakan yaitu ;
a. Aktivitas rekening nasabah tidak konsisten dengan kenyataan bahwa
usaha nasabah tidak berkembang. b.
Pola transaksi sebagaimana tercermin dari jumlah dan frekuensi transaksi yang melibatkan banyak orang tidak sesuai dengan
karateristik usaha nasabah. c.
Transfer rutin kepada 2 orang pengurus PT.R dalam jumlah besar tidak jelas keterkaitannya dengan usaha nasabah.
d. Sering kali terjadi penarikan secara tunai dalam jumlah yang relatif
besar yang tidak jelas kaitannya dengan usaha nasabah. Unsur-unsur transaksi keuangan mencurigakan yang telah dipenuhi dari
transaksi diatas adalah unsur transaksi yang menyimpang dari karateristik nasabah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa transaksi tersebut
merupakan transaksi keuangan mencurigakan.
168
E. Tata Cara Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan bagi