Penerapan Prinsip Mengenali Nasabah

2. izin orang perseorangan; 3. efektifnya pernyataan pendaftaran; 4. surat tanda terdaftar; 5. persetujuan melakukan kegiatan usaha; 6. pengesahan; 7. persetujuan atau penetapan pembubaran; dan 8. penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang- undangan di sektor jasa keuangan.

B. Penerapan Prinsip Mengenali Nasabah

Tindak pidana pencucian uang sangat erat hubungannya dengan PJK. Proses tindak pidana pencucian uang terhadap harta kekayaan hasil dari tindak pidana asal dilakukan melalui media PJK, meskipun proses tindak pidana pencucian uang juga dapat dilakukan melalui penyedia jasa atau barang. Oleh karena itu, pencegahan dan pemberantasan pencucian uang dapat dilakukan oleh PJK, salah satunya dengan menerapkan prinsip mengenali pengguna jasa atau nasabah. 142 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian uang telah mengatur prinsip mengenali pengguna jasa atau nasabah yang dilakukan oleh pihak pelapor atau PJK dalam Pasal 18 ayat 2 menyebutkan “Pihak pelapor wajib menerapkan prinsip mengenali pengguna jasa yang ditetapkan oleh setiap LPP. 143 Penerapan prinsip mengenali pengguna jasa atau nasabah adalah tindakan pemeriksaan terhadap pengguna jasa Customer Due Diligence CDD dan peningkatan tindakan pemeriksaan Enhanced Due Diligence EDD. Berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia tersebut pada Pasal 1 angka 7 yang dimaksud 142 Halif, Buku Ajar Tindak Pidana Pencucian Uang, Jember: Universitas Jember, 2014, hal. 25. 143 Pasal 18 ayat 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. dengan Customer Due Delligence CDD adalah kegiatan berupa identifikasi, verifikasi, dan pemantauan yang dilakukan Bank untuk memastikan bahwa transaksi tersebut sesuai dengan profil nasabah, sedangkan yang dimaksud dengan Enhanced Due Dilligence EDD sesuai Pasal 1 angka 8 adalah tindakan CDD lebih mendalam yang dilakukan bank pada saat berhubungan dengan nasabah yang tergolong beresiko tinggi terhadap kemungkinan pencucian uang dan pendanaan terorisme. 144 Namun tidak semua transaksi keuangan yang dilakukan melalui PJK bank, pihak pelapor atau PJK bank wajib menerapkan prinsip mengenali pengguna jasa. Jadi hanya transaksi-transaksi keuangan tertentu saja yang wajib diterapkannya prinsip mengenali pengguna jasa. Pasal 18 ayat 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian uang menyebutkan bahwa kewajiban menerapkan prinsip mengenali pengguna jasa dilakukan pada saat: a Melakukan hubungan usaha dengan pengguna jasa; b Terdapat transaksi keuangan dengan mata uang rupiah danatau mata uang asing yang nilainya paling sedikit atau setara dengan Rp. 100.000.000,00 seratus juta rupiah; c Terdapat transaksi keuangan yang mencurigakan yang terkait tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana pendanaan terorisme; dan d Pihak pelapor meragukan kebenaran informasi yang dilaporkan pengguna jasa. Prinsip mengenali pengguna jasa atau nasabah yang dilakukan oleh PJK bank harus sekurang-kurangnya berisi: 145 1. Identifikasi pengguna jasa; 2. Verifikasi pengguna jasa; dan 3. Pemantauan transaksi pengguna jasa. 144 Pasal 1 angka 7 dan 8 Peraturan Bank Indonesia Nomor 1128PBI2009 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank umum. 145 R.Wiryono, Op.Cit., hal 114. Prinsip mengenali pengguna jasa atau nasabah, pengaturannya diserahkan kepada lembaga pengawas dan pengatur. Lembaga inilah yang akan mengatur prinsip mengenali pengguna jasa dan juga akan melakukan pengawasan dan memberikan sanksi, apabila PJK bank tidak menerapkan prinsip mengenali nasabh dalam keadaan-keadaan tertentu yang telah ditentukan sesuai dengan yang dimuat dalam Pasal 18 ayat 1 UU No.8 Tahun 2010. Pada Pasal 22 ayat 1 di tentukan, PJK bank wajib menolak dan bukan dapat menolak untuk memutuskan hubungan usaha dengan pengguna jasa, jika terdapat alasan sebagai berikut: 146 1. Pengguna jasa menolak untuk mematuhi prinsip mengenali pengguna jasa, 2. Penyedia jasa keuangan meragukan kebenaran informasi yang disampaikan oleh pengguna jasa. Mengenai prinsip mengenali pengguna nasabah Know Your Customer Principle untuk lembaga keuangan bank dalam menerapkannya berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 1128PBI2009 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum. Sesuai peraturan tersebut PJK Bank dalam menerapkan prinsip mengenal nasabah ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu termasuk dalam penerimaan nasabah maka bank wajib menerapkan pendekatan berdasarkan resiko yaitu dengan mengelompokkan nasabah berdasarkan tingkat resiko terjadinya pencucian uang, yang dilakukan PJK bank dengan melakukan analisis terhadap: 147 a. identitas nasabah 146 Pasal 22 Ayat 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang 147 Pasal 10, Peraturan Bank Indonesia Nomor 1128PBI2009 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank umum. b. lokasi usaha nasabah c. profil nasabah d. jumlah transaksi e. kegiatan usaha nasabah f. struktur kepemilikan bagi nasabah perusahaan g. serta informasi lainnya yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat resiko nasabah. Selain itu sebelum melakukan usaha dengan nasabah bank wajib meminta informasi yang memungkinkan bank untuk mengetahui profil calon nasabah, serta bank juga wajib untuk meneliti kebenaran dokumen identitas calon nasabah, serta bank wajib untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi calon nasabah ke dalam kelompok perorangan, perusahaan, atau beneficial owner. Informasi yang dimaksud untuk dilakukan PJK bank sehingga bank mengetahui profil calon nasabah, sebagaimana dimuat dalam Pasal 13 Peraturan Bank Indonesia Nomor 1128PBI2009 adalah mencangkup : a. bagi calon nasabah perorangan: 1. identitas nasabah yang memuat ; a nama lengkap termasuk alias apabila ada b nomor dokumen identitas yang dibuktikan dengan menunjukkan dokumen yang dimaksud c alamat tempat tinggal yang tercantum dalam kartu identitas, d alamat tempat tinggal terkini termasuk nomor telepon apabila ada e tempat dan tanggal lahir f kewarganegaraan g pekerjaan h jenis kelamin i status perkawian 2. identitas beneficial owner apabila nasabah mewakili beneficial owner. 3. sumber dana 4. rata-rata penghasilan 5. maksud dan tujuan hubungan usaha atau transaksi yang akan dilakukan calon nasabah dengan bank 6. informasi lain yang memungkinkan bank untuk dapat mengetahui profil calon nasabah. b. bagi calon nasabah perusahaan selain bank : 1. nama perusahaan 2. nomor izin usaha dan instansi berwenang 3. alamat kedudukan perusahaan 4. tempat dan tanggal pendirian perusahaan 5. bentuk badan hukum perusahaan 6. identitas beneficial owner, apabila nasabah mewakili beneficial owner. 7. sumber dana 8. maksud dan tujuan hubungan usaha atau transaksi yang akan dilakukan calon nasabah perusahaan dengan bank 9. informasi lain yang diperlukan. Pasal 1 angka 12 Peraturan Bank Indonesia Nomor 1128PBI2009 menyebutkan bahwa : Beneficial owner adalah setiap orang yang memiliki dana, yang mengendalikan transaksi nasabah, yang memberikan kuasa atas terjadinya suatu transaksi danatau yang melakukan pengendalian melalui badan hukum atau perjanjian. Sebelum berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 1128PBI2009, ketentuan mengenai prinsip mengenali pengguna nasabah untuk Bank Umum adalah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 310282001 tentang Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 21PBI2003 yang kemudian peraturan tersebut telah dicabut dan dinyatakan tidak belaku lagi olehsetelah dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia nomor 1128PBI2009 dan menyebutkan maupun menegaskan bahwa seluruh ketentuan Bank Indonesia yang mengacu kepada ketentuan mengenai penerapan Prinsip Mengenal Nasabah Know Your Customer, seluruhnya mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia Nomor 1128PBI2009, kecuali telah diatur sendiri. 148 Adapun hal yang diatur dalam prinsip mengenal nasabah oleh bank, antara lain mencangkup : 149 148 R.Wiryono, Op.Cit., hal.115. 149 Bismar Nasution, Op.Cit., hal 58 a. kewajiban bank untuk memiliki kebijakan dan prosedur penerimaan nasabah, identifikasi nasabah, pemantauan terhadap rekening dan transaksi nasabah, serta manajemen yang berkaitan dengan resiko yang berkaitan dengan penerapan prinsip mengenal nasabah. b. pembentukan unit kerja khusus atau penunjukan pejabat bank yang bertanggung jawab atas penerapan prinsip mengenal nasabah. c. larangan bank untuk melakukan hubungan usaha dengan calon nasabah yang tidak memenuhi ketentuan mengenai kebijakan penerimaan dan identifikasi nasabah. d. kewajiban bank untuk menata usahakan dokumen mengenai identifikasi nasabah serta wajib melakukan pengkinian data. e. kewajiban bank memiliki sistem informasi yang dapat mengidentifikasi, menganalisa, memantau dan menyediakan laporan secara efektif mengenai karateristik transaksi yang dilakukan nasabah. f. kewajiban bank untuk memelihara profil nasabah dan kewajiban bank untuk melaksanakan program pelatihan kepada karyawan bank mengenai prinsip mengenal nasabah. Ketentuan mengenai Prinsip mengenal nasabah bagi yang bukan untuk bank umum maka berpedoman pada beberapa peraturan, seperti : 150 a. Keputusan Ketua Badan pengawas Pasar Modal Nomor Kep-02Pm2003 tentang Prinsip Mengenali Nasabah. b. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 45KMK.062003 tentang penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank. BankLembaga Keuangan dalam penerapan prinsip mengenal nasabah, banklembaga keuangan harus melakukan verifikasi yang lebih ketat terhadap : 151 1. Calon nasabah yang bersal dari negara yang diklasifikasi sebagai negara yang tidakbelum menerapkan ketentuan prinsip mengenali nasabah. 2. Bidang usaha yang potensial digunakan sebagai sarana pencucian uang. 3. Calon nasabah yang mempunyai resiko tinggi dalam melakukan pencucian. 150 Ibid., hal.116. 151 Rudi Agus Purnomo Harjo dalam buku Yunus Husein, Negeri Sang Pencuci Uang, Jakarta : Pustaka juanda Tigalima, 2008, hal. 110. Bank sebagai salah satu entry masuknya uang tindak kejahatan, maka bank atau perusahaan jasa keuangan harus mengurangi resiko digunakannya sebagai sarana pencucian uang dengan mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau transaksi, dan memelihara profil nasabah serta melaporkan adanya transaksi keuangan yang mencurigakan yang dilakukan oleh pihak yang menggunakan jasa bank atau perusahaan jasa keuangan lainnya. 152 Penerapan prinsip mengenal nasabah merupakan faktor yang penting dalam melindungi kesehatan bank, sehingga PJK bank perlu menerapkan prinsip mengenal nasabah secara lebih efektif, selain itu penerapan prinsip mengenali nasabah juga merupakan upaya untuk mencegah lembaga keuangan digunakan sebagai sarana dan sasaran kejahatan, baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh pelaku kejahatan. 153 Salah satu prasyarat dan kondisi yang harus dipenuhi untuk meningkatkan efektifitas penerapan prinsip mengenal nasabah adalah adanya kesamaan presepsi dan pemahaman oleh perbankan, masyarakat pengguna bank, instansi terkait dan aparat penegak hukum mengenai pentingnya penerapan prinsip tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah komunikasi dan sosialisasi secara intensif dan berkesinambungan bukan hanya dengan perbankan tetapi juga dengan masyarakat umum. 154

C. Tujuan Penerapan Prinsip Mengenali Nasabah Oleh Penyedia Jasa