uang tersebut kedalam sistem keuangan sehingga uang tersebut kemudian dapat dikeluarkan dari sistem keuangan itu sebagai uang yang halal.
34
3. Pengertian Transaksi Keuangan Mencurigakan
Transaksi adalah seluruh kegiatan yang menimbulkan hak danatau kewajiban atau menyebabkan timbulnya hubungan hukum antara dua pihak atau
lebih. Sedangkan Transaksi Keuangan adalah Transaksi untuk melakukan atau menerima penempatan, penyetoran, penarikan, pemindah bukuan, pentransferan,
pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, danatau penukaran atas sejumlah uang atau tindakan danatau kegiatan lain yang berhubungan dengan uang.
35
Undang-undang tindak pidana pencucian uang menggunakan istilah “Transaksi Keuangan Mencurigakan”, istilah “mencurigakan” memiliki konotasi
bahwa transaksi keuangan tersebut seolah-olah sudah pasti terkait dengan tindak pidana sehingga dapat menimbulkan kesulitan dalam pelaporan transaksi
keuangan mencurigakan. Pada dasarnya yang dimaksud dengan istilah transaksi keuangan mencurigakan adalah transaksi yang menyimpang dari kebiasaan dan
tidak wajar dan selalu terkait dengan tindak pidana tertentu.
Istilah “transaksi keuangan mencurigakan” atau suspicious transaction dalam terminologi anti pencucian uang digunakan pertama kali oleh the Financial
Action Task Force on Money Laundering FATF dalam the Forty Recomendations tentang pemberantasan tindak pidana pencucian uang. Dalam
prakteknya setiap negara dapat menggunakan istilah yang berbeda. Istilah yang digun
akan tidak hanya „transaksi keuangan mencurigakan”, tetapi juga dengan
34
Yusup Saprudin, Op.Cit.,hal.16.
35
Pasal 1 ayat 4,5, Peraturan Kepala Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor PER-041.02PPATK032014.
istilah lainnya seperti “transaksi yag menyimpang dari kebiasaan” atau unsual transaction.
36
Berdasarkan peraturan yang telah dibuat oleh PPATK, mendefenisikan bahwa transaksi keuangan mencurigakan selanjutnya di singkat
dengan TKM, adalah:
37
a. Transaksi keuangan mencurigakan sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
b. Transaksi keuangan mencurigakan terkait pendanaan terorisme sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.
Pengertian transaksi keuangan mencurigakan dalam undang-undang nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
Uang adalah :
38
a. Transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karateristik, atau kebiasaan
pola Transaksi dari Penggguna Jasa yang bersangkutan: b.
Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib
dilakukan oleh Pihak Pelapor sesuai dengan ketentuan undang-undang ini; c.
Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana ;
atau, d.
Transaksi Keuangan yang diminta oleh PPATK untuk diaporkan oleh Pihak Pelapor karea melibatkan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil
tindak pidana.
Transaksi Keuangan Mencurigakan tidak memiliki ciri-ciri baku, karena hal tersebut dipengaruhi oleh variasi dan perkembangan jasa dan instrumen
keuangan yang ada. Meskipun demikian, terdapat ciri-ciri umum dari transaksi
36
Bismar Nasution, Op.Cit., hal 506
37
Pasal 1 ayat 6, Peraturan Kepala Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuagan Nomor PER-041.02PPATK032014.
38
Pasal 1 Ayat 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
keuangan mencurigakan yang dapat dijadikan acuan, yaitu:
39
a. Tidak memiliki tujuan ekonomis dan bisnis yang jelas
b. Menggunakan uang tunai dalam jumlah yang relatif besar danatau
dilakukan secara berulang-ulang diluar kewajaran c.
Diluar kebiasaan dan kewajaran aktivitas transaksi nasabah. Apabila diperlukan PJK dapat melakukan klarifikasi atau meminta
dokumen pendukung transaksi yang dilakukan oleh nasabah, dalam menetapkan transaksi keuangan mencurigakan. Dalam pelaporan transaksi keuangan
mencurigakan, yang menjadi objek kecurigaaan lebih dominan pada transaksi itu sendiri, bukan orang atau nasabah yang melakukan transaksi.
4. Pengertian Penyedia Jasa Keuangan PJK