Tahapan dalam Tindak Pidana Pencucian uang

industri terbesar ketiga didunia. Perkiraan paling mutakhir menunjukkan bahwa nilai dari aktivitas pencucian uang di seluruh dunia adalah sekitar satu triliun dolar pertahun. Sedangkan, pencucian uang yang berasal dari perdagangan narkotika sendiri bernilai 300-500 miliar dolar. 67

2. Tahapan dalam Tindak Pidana Pencucian uang

Secara sederhana aktivitas pencucian uang dapat dilakukan melalui perbuatan memindahkan, menggunakan, atau melakukan perbuatan lainnya terhadap hasil suatu tindak pidana, baik itu pelakunya organisasi maupun individu yang melakukan tindak pidana dengan maksud menyembunyikan atau menaburkan asal-usul uang tersebut sehingga dapat digunakan seolah-olah sebagai uang yang halal. Instrumen yang paling dominan dalam tindak pidana pencucian uang biasanya menggunakan sistem keuangan seperti perbankan. 68 Perbankan merupakan alat utama yang paling menarik digunakan dalam pencuciana uang mengingat perbankan merupakan lembaga keuangan yang paling banyak menawarkan instrumen keuangan. Pemanfaan bank dalam pencucian uang dapat berupa : 69 1. Menyimpan uang hasil tindak pidana dengan nama palsu. 2. Menyimpan uang di bank dalam bentuk depositotabunganrekeninggiro. 3. Menukar pecahan uang hasil kejahatan dengan pecahan lainnya yang lebih besar atau yang lebh kecil. 4. Menggunakan fasilitas transfer. 5. Melakukan transaksi eksport-import fiktif dengan menggunakan LC dengan memalsukan dokumen bekerja sama dengan oknum terkait; 6. Pendiripemanfaatan bank gelap. 67 Philips Darwin, Op.Cit.,hal.17. 68 Edi Setiadi, Rana Yulia, Hukum Pidana Ekonomi, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010, hal.154. 69 Ibid., hal. 155. Pencucian uang biasanya termanifestasi dalam transaksi yang berkali-kali dan sering kali dilakukan secara simultan, jika demikian maka kegiatan tersebut wajib diwaspadai oleh semua pihak. 70 Pada dasarnya tindak pidana pencucian uang tersebut terdiri dari tiga tahapan yang masing-masing tahapan berdiri sendiri, tetapi seringkali dilakukan bersama-sama, tahapan pencucian uang tersebut adalah: 71 1. Placement Penempatan Uang Placement adalah penempatan dana yang dihasilkan dari perbuatan kriminal atau tahap awal dari pencucian uang haram. Uangaset ditempatkan pada sistem financial keuangan atau diselundupkan ke luar negeri, tujuannya untuk memindahkan uangasset tersebut dari sumber asalnya. Untuk menghindari pengawasan pihak berwajib dan kemudian mengkonversikannya kedalam bentuk aset yang berbeda atau modus operandinya adalah dana ditempatkan jauh dari lokasi kejahatan. Dana tunai yang dihasilkan dari suatu kegiatan tindak pidana dalam bentuk yang lebih mudah untuk dipindahkan dan tindak dicurigai untuk selanjutnya diproses dalam sistem keuangan, terutama sistem perbankan, sehingga jejak seputar asal-usul dana tersebut dapat dihilangkan. 72 Penempatan dana juga dapat dilakukan dengan perdagangan efek dengan pola yang dapat menyembunyikan asal muasal dari uang tersebut. Penempatan uang tersebut biasanya dilakukan dengan pemecahan sejumlah besar uang tunai menjadi jumlah kecil yang tidak mencolok untuk ditempatkan dalam sistem keuangan baik dengan menggunakan rekening simpanan bank, atau dipergunakan 70 Ivan Yustiavanda, Arman Nefi dan Adiwarman, Op.Cit., hal. 58. 71 Imam Sjahputra, Money Laundering Suatu Pengantar, Harvarindo, 2006, hal. 3. 72 Edi setiadi, Rana yulia. Op.Cit., hal.155. untuk membeli sejumlah instrument keuangan yang akan ditagih dan selanjutnya didepositokan di rekening bank yang berada dilokasi lain. Placement dapat pula dilakukan dengan pergerakan fisik dari uang tunai, baik melalui penyelundupan uang tunai dari suatu negara ke negara lain, dan menggabungkan uang tunai yang bersal dari kejahatan dengan uang yang diperoleh dari kegiatan yang sah. Proses placement merupakan titik paling lemah dalam perbuatan tindak pidana pencucian uang. 73 Bermacam-macam cara dapat dilakukan bagi kepentingan placement, yaitu seperti : 74 pembukaan rekening efek pada perusahaan efek dan pembelian unit penyertaan pada instrument reksadana, penyelundupan uang, penukaran mata uang, dan pembelian aset. 2. Layering Transfer Layering adalah upaya untuk menstransfer harta kekayaan yang berasal dari tindak pidana yang telah berhasil ditempatkan pada penyedia jasa keuangan terutama bank sebagai hasil upaya penempatan ke penyedia jasa keuangan lainnya. Transfer harta kekayaan hasil kejahatan ini dilakukan berkali-kali, melintasi negara, memanfaatkan semua wahan investasi. 75 Jumlah dana yang sangat besar dan ditempatkan pada suatu Bank tentu akan menarik perhatian dan menimbulkan kecurigaan pihak otoritas moneter negara bersangkutan akan asal-usulnya. Karena itu, pelaku melakukan layering melalui beberapa tahap transaksi keuangan untuk memutuskan atau memisahkan hubungan antara dana yang tersimpan di bank dan tindak pidana yang menjadi sumber dana tersebut. Adanya jumlah uang yang berbeda-beda dengan frekuensi 73 Ivan Yustiavandana, Arman Nefi, Adiwarman, Op.Cit., hal.58 74 Ibid., hal 59 75 Ibid., hal 62 transfer dana yang tinggi semakin mempersulit proses pelacakan. Perpindahan dana tersebut tidak dilakukan satu kali saja melainkan berkali-kali dengan tujuan mengacaukan alur transaksi, sehingga tidak dapat dikejar ataupun diikuti alurnya. 76 Dalam kegiatan ini, terdapat proses pemindahan dana dari beberapa rekening atau lokasi tertentu sebagai hasil penempatan ketempat lain melalui serangkaian transaksi yang kompleks dan didesain untuk menyamarkan dan menghilangkan jejak dana tersebut. Bentuk kegiatan ini antara lain: 1 Transfer dana dari suatu bank ke bank lain dan atau antar wilayahNegara; 2 pengiriman simpanan tunai sebagai agunan untuk mendukung transaksi yang sah; 3 memindahkan uang tuani lintas batas negara melalui jaringan kegiatan yang sah atau shell company. 77 3. Integration menggunakan harta kekayaan Tahap akhir dalam tindak pidana pencucian uang ialah tahap integration menggunakan harta kekayaan. Integration adalah upaya menggunakan harta kekayaan yang telah tampak sah, baik untuk dinikmati langsung, diinvestasikan kedalam berbagai bentuk kekayaan material maupun keuangan, dipergunakan untuk membiayai kegiatan bisnis yang sah, ataupun untuk membiayai kembali kegiatan pidana. Dalam melakukan pencucian uang, pelaku tidak terlalu mempertimbangkan hasil yang akan diperoleh dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Karena tujuan utamanya adalah untuk menyamarkan atau menghilangkan asal-usul uang, sehingga hasil akhirnya dapat dinikmati atau 76 Aziz Syamsuddin,Op.Cit., hal.20. 77 Yusup Saprudin, Op.Cit., hal.17. digunakan secara aman. 78 Integration pada dasarnya adalah tahapan dimana pelaku telah berhasil mencuci dananya dalam sistem keuangan atau tahapan dimana dana yang telah dicuci diharapkan dapat disejajarkan dengan dana yang sah secara hukum maupun ekonomi. Pada tahap ini uang yang dicuci melalui placement maupun layering di alihkan ke dalam kegiatan-kegiatan resmi, sehingga tampak tidak berhubungan sama sekali dengan aktivitas kejahatan sebelumnya yang menjadi sumber dari uang tersebut. Ditahap ini, uang yang telah dicuci dimasukkan kedalam sirkulasi dengan bentuk yang sejalan dengan aturan hukum. Proses integration ini terjadi apabila proses layering berhasil dengan baik, dan proses layering hanya dapat dilakukan apabila placement berhasil dilakukan. 79 Integration melibatkan pemindahan sejumlah dana yang telah melewati proses pelapisan yang diteliti dan kemudian disatukan dengan dana yang berasal dari kegiatan legal ke dalam arus perputaran dana global yang begitu besar. 80 Berdasarkan tahapan terjadinya pencucian uang tersebut ada beberapa tipologi yang sering digunakan dalam proses pencucian uang, yaitu antara lain : 81 1. Penyembunyian dalam perusahaan Tipologi ini ditandai dengan penyembunyian hasil tindak pidana ke dalam aktivitas bisnis dan perusahaan. Modus operandi ini dilakukan dengan melakukan pencampuran antara transaksi bisnis yang sah dengan ilegal. Adapun indikator dari modus operandi ini antara lain pelaku tindak pidana pencucian uang biasanya 78 Ibid 79 Ivan Yustiavan dana, Arman Nefi, Adiwarman, Op.Cit., hal.63 80 Aziz Syamsuddin,Op.Cit., hal.21. 81 Andri Gunawan, Erwin Natosmal Oemar, Refki Saputra, Membatasai Transaksi Tunai Peluang dan Tantangan, Jakarta : Indonesian Legal Roundtable, 2013, hal.43. memiliki kendali atas perusahaan yang digunakan untuk pencucian uang, baik hubungan sebagai beneficial owner atau hubungan kekerabatan atau pertemanan dengan pemilik perusahaan. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko bocornya informasi kepada penegak hukum dari dalam perusahaan itu sendiri. Modus operandi pencucian uang melalui struktur bisnis ini juga terlihat dari banyaknya transaksi perusahaan ke rekening pribadi perorangan, di mana biasanya tidak memiliki tujuan transaksi yang jelas dengan perusahaan, dan dilakukan dalam jumlah yang cukup besar. Untuk mengurangi kecurigaan PJK maka transfer dilakukan dengan menggunakan mata uang asing. Perusahaan yang digunakan untuk pencucian uang biasanya perusahaan yang transaksinya menggunakan transaksi tunai seperti klub malam dan restoran. Hubungan antara pelaku tindak pidana dengan perusahaan dapat disembunyikan dengan cara struktur kepemilikan perusahaan. Selain itu, modus operandi pencucian uang ini juga didukung dengan rendahnya biaya pendirian perusahaan di beberapa negara dan banyaknya jasa pendirian perusahaan yang ada di seluruh dunia yang dapat memfasilitasi pembuatan persahaan dan manajemen dalam rangka pencucian uang. 2. Penyalahgunaan bisnis yang sah Tipologi ini dilakukan oleh pencuci uang yang menggunakan bisnis atau perusahaan yang telah ada sedang berjalan untuk melakukan proses pencucian uang. Perusahaan tersebut tidak menyadari bahwa dananya berasal dari tindak pidana. Manfaat utama penggunaan bisnis yang sah adalah agar dana hasil tindak pidana seolah-olah berasal dari bisnis sah tersebut, bukan berasal dari pemilik dana sebenarnya yang melakukan tindak pidana. Risiko bagi bisnis sah tersebut adalah jika skema pencucian uang ditemukan oleh penegak hukum, bahkan jika pengurus perusahaan tidak dituntut untuk tindak pidana pencucian uangnya, maka reputasi perusahaan tersebut akan menderita secara signifikan karena liputan media. Kebutuhan pelaku pencucian uang untuk mencoba mencuci dana menggunakan bisnis yang sah karena semakin meningkatnya insitusi keuangan di seluruh dunia yang tidak mau menerima dana pribadi tanpa informasi lebih lanjut. 82 3. Penggunaan identitas dan dokumen palsu Penggunaan dokumen dan identitas palsu untuk membuka rekening atau melakukan transaksi banyak digunakan oleh para pelaku tindak pidana untuk memutus hubungan antara aset dan tindak pidana. Bahkan jika pelaku tindak pidana ditangkap dan dipenjarakan, aset tersebut dapat tetap dinikmati setelah keluar dair penjara. Dokumentasi palsu memiliki peran penting dalam melakukan upaya penipuan, juga dapat digunakan untuk menutupi upaya pencucian uang. Faktur palsu, bukti transaksi, dan dokumentas perjalanan yang telah dilaporkan dan digunakan sebagai bagian dari pembenaran dana, diberikan kepada lembaga- lembaga keuangan. 4. Eksploitasi permasalahan negara internasional Beberapa pelaku pencucian uang selalu memindahkan dan menyimpan uang-uang tidak sah tersebut ke negara-negara yang dikenal mempunyai undang- undang kerahasiaan bank yang ketat, persyaratan identifikasi yang lemah, 82 Ibid., hal 45 persyaratan laporan yang lemah, hukum perpajakan yang lemah, persyaratan pendirian perusahaan yang minim, dan lemahnya pengaturan atas pembatasan mata uang. 5. Penggunaan jenis aset tak bernama Pelaku tindak pidana menyadari bahwa aparat penegak hukum mengalami kesulitan dalam melakukan pelacakan keuangan sehingga menyulitkan para penegak hukum untuk mendeteksi dan membuktikan adanya hubungan antara tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana dengan hasil tindak pidana. Beberapa hasil tindak pidana tersebut termasuk dalam jenis Anonymous Asset, seperti : uang tunai, perhiasan, logam mulia, beberapa sistem pembayaran elektronik, dan beberapa produk keuangan yang menggunakan numbered personal accounts. Modus tersebut banyak digunakan dalam jaringan perdagangan narkoba. Berdasarkan laporan sejumlah kasus di seluruh dunia, pengguna biasanya ingin membayar tunai untuk tetap tidak terhubung dengan pemasok, dan pemasok kemudian memiliki kebutuhan untuk masuk ke suatu wilayah. 83 D . Alasan Memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang Kemajuan teknologi informasi dan arus globalisasi terutama di sektor perbankan serta lembaga keuangan lainnya, seperti perusahaan sekuritas, asuransi, dan perusahaan pembiayaan, menjadikan industri keuangan sebagai lahan bagi para pelaku pencucian uang. Para pelaku perseorangan maupun korporasi setiap 83 Ibid., hal 45 saat dapat memanfaatkan bank untuk kegiatan tersabut. Jasa dan produk perbankan memungkinkan terjadinya lalu lintas atau perpindahan dana dari suatu bank ke bank atau lembaga keuangan lainnya sehingga asal usul uang menjadi sulit dilacak oleh penegak hukum. Upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang yang dilakukan pemerintah seperti pembentukan undang-undang tindak pidana pencucian uang masih belum bisa sepenuhnya mencegah dan mengatasi kejahatan pencucian uang. Penyebab tidak sepenuhnya tindak pidana pencucian uang dapat dicegah dan diberantas disebabkan berbagai aspek, yaitu lemahnya penegakan hukum, kurangnya kesadaran masyarakat, dan lambatnya hukum badan legislatif dalam menjalankan tugasnya. Beragam alasan untuk memerangi pencucian uang, karena berdampak buruk pada perekonomian, baik secara makro maupun mikro, karena pencucian uang bersifat korosif terhadap sendi-sendi perekonomian. 84 Jhon McDowell dan Gary Novis menyebutkan betapa merusaknya pencucian uang terhadap banyak aspek kehidupan. Pencucian uang secara potensial menghancurkan ekonomi, keamanan, dan membawa dampak sosial. Secara makro, baik langsung atau tidak langsung, pencucian uang dapat mengganggu berbagai sistem ekonomi, sistem sosial dan sistem politik suatu negara. 85 Secara umum ada tiga alasan kejahatan pencucian uang perlu diperangi dan dinyatakan sebagai tindak pidana yaitu : 86 Pertama, karena pencucian uang dapat mempengaruhi sistem keuangan dan ekonomi yang diyakini berdampak negatif bagi perekonomian, misalnya terhadap efektifitas penggunaan sumber daya dan dana. Dengan adanya pencucian uang, maka sumber daya dan dana 84 Ivan Yustiavan dana, Arman Nefi, Adiwarman, Op.Cit., hal.12. 85 Jhon McDowell dan Gary Novis dalam Ivan Yustiavandana, Arman Nefi, Adiwarma, Op.Cit., hal.12. 86 Bismar Nasution, Op.Cit., hal 25 kerap digunakan untuk kegiatan tak sah dan merugikan masyarakat. Uang hasil tindak pidana pencucian uang dapat saja beralih dari suatu negara yang perekonomiannya baik maupun ke negara yang perekonomiannya kurang baik. Karena pengaruh negatifnya pada dasarnya bisa mengakibatkan ketidakstabilan perekonomian internasional, sehingga besar kemungkinan tindak pidan pencucian uang mengakibatkan ketidakstabilan perekonomian internasional, dan uang yang terorganisir juga bisa membuat ketidakstabilan pada perekonomian nasional. Kedua, karena kriminalisasi pencucian uang sebagai tindak pidana akan lebih memudahkan penegak hukum menyita hasil tindak pidana, misalnya aset yang susah dilacak atau yang sudah dipindah tangankan kepada pihak ketiga. dengan cara menyita hasil pencucian uang ini, maka pelarian uang hasil tindak pidana dapat dicegah. Dengan demikian pemberantasan tindak pidana sudah beralih orientasinya dari “menindak pelakunya‟ kearah menyita “hasil tindak pidananya ”. 87 Ketiga, dengan dinyatakannya pencucian uang sebagai dan dengan adanya sistem pelaporan transaksi dalam jumlah tertentu dan transaksi yang mencurigakan, maka hal ini lebih memudahkan bagi para penegak hukum untuk menyelidiki kasus pidana sampai tokoh-tokoh yang ada dibelakangnya. Tokoh- tokoh ini sulit dilacak dan ditangkap karena pada umumnya mereka tidak kelihatan pada pelaksanaan suatu tindak pidana, tetapi banyak menikmati hasil- hasil tindak pidana. Aktivitas pencucian uang menjadi penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi suatu negara dan tingginya kejahatan. Fenomena tersebut 87 Ibid., hal.26. tetap berlangsung sampai sekarang, walaupun secara faktual industri keuangan bertumbuh dan berkembang dengan sangat pesat, tetapi tanpa diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang wajar. 88 Pembangunan ekonomi tidak akan berarti banyak apabila tindak pidana pencucian uang masih terus terjadi. Pemberantasan pencucian uang akan menjadikan perekonomian stabil dan berkesinambangungan secara wajar. Sejumlah dampak buruk Tindak Pidana Pencucian Uang yang juga menjadi alasan suatu tindak pidana pencucian itu harus di berantas, yaitu antara lain : 89 a. Melemahkan sektor swasta yang sah Sektor swasta paling menderita akibat pencucian uang. Pelaku pencucian uang dapat mendirikan berbagai perusahaan topeng yang bergerak dalam berbagai kegiatan bisnis. Pelaku pencucian uang seringkali menggunakan perusahaan topeng untuk mencampur hasil-hasil kejahatan dengan dana-dana yang sah dan menyembunyikan pendapatan yang sah dari hasil kejahatan. Di Amerika Serikat misalnya, kejahatan terorganisasi menggunakan toko-toko pizza pizza parlors untuk menyembunyikan uang hasil perdagangan heroin. Perusahan-perusahaan tersebut memiliki akses pada dana-dana haram yang besar jumlahnya. Hal ini memungkinkan mereka mensubsidi berbagai barang dan jasa yang dijualnya untuk kemudian dijual jauh dibawah harga pasar. Bahkan mereka menawarkan barang tersebut dibawah biaya produksinya. Dengan demikian mereka memiliki keuntungan kompetitif dan membangkrutkan perusahaan-perusahaan saingannya 88 Ibid., hal.27. 89 Ivan Yustiavandana, Arman Nefi, Adiwarman, Op.Cit., hal.14. yang bekerja secara sah. 90 Bila keadaan tersebut berlansung lama, maka perusahaan-perusahaan sah tidak dapat bertahan. Akibatnya, akan terjadi penutupan perusahaan-perusahaan yang sah dan yang tersisa adalah perusahaan- perusahaan milik kelompok penjahat, sehingga kejahatan semakin sulit dihancurkan, karena pasokan dananya terus mengalir dari perusahaan-perusahaan milik kelompok kejahatan tersebut. 91 b. Merusak integritas pasar keuangan Pencucian uang juga menghancurkan integritas pasar keuangan. Jika uang hasil kejahatan masuk ke institusi keuangan, yang biasanya dalam jumlah besar maka hampir dapat dipastikan hal itu akan menimbulkan masalah likuiditas. Institusi keuangan yang menerima hasil kejahatan memiliki tantangan tambahan dalam mengelola aset, liabilitas dan operasi mereka. Pelaku pencucian uang berinvestasi di pasar keuangan hanya bermaksud melegitimasi uang hasil kejahatan. Bila uang hasil kejahatan tersebut berhasil masuk ke sistem keuangan, maka tujuan untuk melegalkan uang hasil kejahatan berhasil. Dalam keadaan demikian, pemilik uang tersebut dapat kapan saja menarik uangnya. Penarikan uang yang telah dicuci menyebabkan krisis likuiditas dan kegagalan bank, karena bank mengelola sebagian besar uang hasil kejahatan. 92 Lembaga-lembaga keuangan bisa menghadapi bahaya likuiditas jika mengandalkan kegitanya pada dana hasil kejahatan uang dalam jumlah besar yang 90 Philips Darwin, Op.Cit., hal.32. 91 Ivan Yustiavandana, Arman Nefi, Adiwarman, Op.Cit. hal.15 92 Ibid., hal.16. baru saja ditempatkan di lembaga-lembaga keuangan bisa tiba-tiba menghilang karena dipindahkan melalui wire transfers. 93 c. Menghilangkan kendali pemerintah terhadap kebijakan ekonominya Pencucian uang dapat melenyapkan kontrol pemerintah atas kebijakan ekonomi. Dibeberapa negara pasar yang baru tumbuh dana haram itu dapat mengurangi anggaran pemerintah sehingga mengakibatkan hilangnya kendali pemerintah terhadap kebijakan ekonominya. Pencucian uang dapat pula menimbulkan dampak yang tidak diharapkan terhadap nilai mata uang dan tingkat suku bunga. Hal ini terjadi karena pelaku pencucin uang menggunakan dana yang sudah dicucinya untuk diinvestasikan kembali di negara-negara yang tidak mampu mendeteksinya. 94 d. Menimbulkan distorsi dan ketidakstabilan ekonomi Karena tujuan pencucian uang bukan untuk memeperoleh keuntungan, melainkan untuk melindungi uang hasil kejahatannya, maka investasi yang dilakukan pun tidak memiliki tujuan atau motif ekonomi. Para pelaku pencucian uang tidak tertarik untuk memperoleh keuntungan dari berbagai investasi yang mereka lakukan. Mereka justru lebih tertarik untuk melindungi hasil kejahatan yang memang sangat menguntungkan. Oleh karena itu mereka menginvestasikan dana- dananya pada kegiatan-kegiatan yang secara ekonomis tidak bermanfaat bagi 93 Philips Darwin, Loc.Cit. 94 Ibid., hal.33. negara yang mereka jadikan muara penempatan dana. Akibatnya, akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi negara terganggu. 95 e. Meningkatkan ancaman terhadap ketidakstabilan moneter Pencucian uang mengakibatkan terjadinya misalokasi sumber daya karena distorsi-distorsi aset dan rekayasa harga-harga komoditas. Pencucian uang dapat menimbulkan perubahan-perubahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya pada jumlah permintaan terhadap uang dan nilai tukar mata uang. Pencucian uang yang tidak dapat diduga itu, ditambah dengan hilangnya kendali pemerintah terhadap kebijakan ekonominya, akan mempersulit tercapainya kebijakan ekonomi yang sehat. 96 f. Menghilangkan pendapatan negara dari sumber pembayaran pajak Pencucian uang dapat menghilangkan pendapatan pemerintah dari sektor pajak sehingga secara tidak langsung merugikan para pembayar pajak yang jujur. Bahkan pengumpulan pajak oleh pemerintah pun menjadi semakin sulit. Dana halal yang pajaknya tidak dibayarkan pajaknya sehingga menghilangkan pendapatan negara tersebut justru memunculkan tingakat pembayaran pajak yang lebih tinggi daripada pembayaran pajak yang normal. 97 g. Beresiko terhadap reputasi Pencucian uang dapat merusak reputasi suatu negara. Kepercayaan pasar akan terkikis karena kegiatan-kegiatan pencucian uang dan kejahatan-kejahatan di bidang keuangan di suatu negara besangkutan. Indikasi hilangnya reputasi negara sebagai akibat pencucian uang adalah hilangnya kepercayaan inverstor terhadap 95 Ibid., hal.34. 96 Ibid 97 Ibid., hal.35. pasar negara yang bersangkutan. Rusaknya reputasi negara akibat pencucian uang menyebabkan negara yang bersangkutan kehilangan kesempatan yang sah untuk memperoleh keuntungan dari industri keuangannya. Apabila reputasi keuangan suatu negara rusak, sulit untuk memulihkannya karena membutuhkan sumber daya pemerintah yang sangat signifikan, butuh waktu dan upaya yang sangat keras untuk mengembalikan reputasi dan kepercayaan sistem keuangan suatu negara. 98 h. Menimbulkan biaya sosial Pencucian uang merupakan proses yang penting bagi organisasi untuk dapat melaksanakan kegiatan kejahatan paran pelaku kejahatan pencucian uang. Misalnya pencucian uang dari kejahatan dalam hal narkotika memungkinkan para penjual dan pengedar, penyelundup narkotika, dan penjahat lainnya untuk memperluas kegiatannya. Meluasnya kegiatan kejahatan tersebut mengakibatkan tingginya biaya pemerintah untuk meningkatkan upaya penegakan hukum dalam rangka memberantas kejahatan tersebut beserta segala konsekuensinya. 99 Pencucian uang menimbulkan biaya sosial dan resiko karena dilakukan oleh organisasi-organisasi kejahatan, termasuk berpindahnya kekuatan ekonomi pasar, pemerintah, dan warga negara kepada para pelaku kejahatan tersebut. Bahkan tidak mustahil dalam kasus yang ekstrim dapat mengakibatkan terjadinya pengambilalihan kekuasaan pemerintah yang sah. 100 98 Ivan Yustiavandana, Arman Nefi, Adiwarma, Op.Cit., hal.20. 99 Ibid., hal.21. 100 Philips Darwin, Op.Cit., hal.36.

E. Pembentukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan