Perbaikan Teknologi Rancang bangun bubu lipat modifikasi dan penggunaan cacing tanah (Lumbricus rubellus) sebagai umpan alternatif untuk penangkapan spiny lobster

rangsangan. Flagella pendek dari antennule, yang memiliki rambut sensori menjadi aktif dan setelah pengujian air, mengarahkan ke rangsangan. Sepotong ikan jatuh ke dalam akuarium dan antennule mengikuti gerakan seperti tenggelam. Akhirnya antennule berorientasi terhadap partikel makanan tersebut, dan jika cukup dekat dengan lobster, maka makanan tersebut akan dimakan. Indra rambut berada pada dasar kaki jalan dan mungkin di dalam ruang branchial . Seringkali makanan tidak terdeteksi sampai lobster berjalan di atasnya. Demikian pula, makanan ditempatkan di belakang atau ke satu sisi lobster, mungkin makanan tersebut akan dideteksi oleh indera rambut ini. Akan ditunjukkan kemudian bahwa lobster Jasus lalandei biasanya makan pada kondisi gelap dan bahwa mereka dapat makan cukup memadai dalam kegelapan total. Oleh karena itu akan tampak bahwa lokasi makanan dengan kandungan kimiawinya tersebut memberikan arti bahwa deteksi kimiawi lebih penting dari pada deteksi visual Fielder 1965. Dalam spiny lobster dan krustasea lain, sumber bau diperantarai pola tingkah laku mencari yang digerakkan terutama oleh syaraf indera kimiawi chemosensory neuron dalam antennule Steullet et al. 2001. Indra kimiawi adalah sangat penting dalam mediasi pola tingkah laku bagi banyak hewan. Dalam krustasea, peran indra kimiawi telah dibuktikan dalam interaksi makan, interaksi di tempat penampungan, interaksi seksual dan interaksi sosial Zulandt and Moore 1999 diacu dalam Steullet et al. 2001. Lobster dan krustasea lain memiliki berbagai jenis setae, termasuk sensilla dalam sistem syaraf indera kimiawi Hallberg et al. 1997 diacu dalam Steullet et al. 2001. Chemosensilla ini didistribusikan melalui hampir seluruh permukaan tubuh lobster, termasuk antena pertama antennule, antenna kedua, mulut, kaki, cephalothorax, perut dan telson Cate and Derby 2001 diacu dalam Steullet et al. 2001. Namun, itu adalah syaraf chemoreceptor di antennule, dengan lateral dan medial flagella, yang terutama menengahi respons jarak jauh pada lobster dan crayfish untuk sumber bau yang berbahan kimia Giri and Dunham 2000 diacu dalam Steullet et al. 2001. Krustasea mengandalkan indra penciuman mereka untuk mendeteksi mangsa dan menemukan pasangan Atema and Voigt 1995 diacu dalam Mead and Weatherby 2002. Lobster mendeteksi bau ini dari sumber-sumber yang jauh melibatkan indera kimiawi chemosensory setae yang disebut aesthetasc terletak di antennule Hallberg et al. 1992 diacu dalam Mead and Weatherby 2002. Meminimalkan jarak di mana molekul-molekul bau harus berdifusi sebelum menjumpai sensilla adalah sangat penting untuk penciuman efektif karena dua alasan. Pertama, difusi molekul adalah proses yang lamban, dengan banyak isyarat kimia yang khas seperti asam amino yang memiliki koefisien difusi sekitar 10 -9 m 2 detik dalam air Lide 1991 diacu dalam Mead and Weatherby 2002. Oleh karena itu, meningkatkan akses fluida secara substansial dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk molekul pembau berdifusi ke permukaan sensillar, sehingga lobster dapat merespons lebih cepat. Selain itu, Kedua, ketika fluida yang mengandung pembau dekat permukaan aesthetasc dan proses difusi cepat, perubahan konsentrasi pembau lebih akurat dan cepat tercermin pada permukaan sensillar Mead dan Koehl 2000 diacu dalam Mead and Weatherby 2002. Organ penciuman spiny lobster Florida, Panulirus argus, terdiri dari susunan padat sensilla pada cabang-cabang lateral antennule Gambar 2. Masing-masing sensillum tersusun tipis, dengan selubung berpori dari kutikula yang di dalamnya terdapat dendrite berbulu halus yang bercabang lebih dari 300 syaraf indera kimiawi chemosensory neuron utama, ditambah dengan populasi sel-sel pembantu dari nonneuronal Grunert and Ache 1988 diacu dalam Trapido- Rosethal 1990.

2.7 Pelepasan Bahan Kimiawi Umpan

Kelayakan dua produk olahan dari ikan herring, yaitu tepung ikan dan tepung ikan yang diasamkan, sebagai substrat kemo-atraktan pikatan kimiawi yang berfungsi sebagai umpan komersial untuk American lobster Homarus americanus telah dilakukan pengujian di laboratorium. Ikan kering homogenat diuji sebagai standar untuk perbandingan. Tiga substrat yang diuji untuk tingkat pikatan, dan berbagai metode, termasuk pencernaan proteolitik, telah dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan tingkat pikatan. Setelah penggabungan substrat pikatan kimiawi ke pertalian yang sesuai, maka laju pelepasan pikatan