Bubu Lipat dan Umpan Standar

6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian rancang bangun bubu lipat modifikasi dan penggunaan cacing tanah Lumbricus rubellus sebagai umpan alternatif untuk penangkapan spiny lobster, yaitu : 1 Bubu lipat yang dibuat sebagai upaya perbaikan teknologi penangkapan ikan adalah bubu lipat modifikasi pintu samping dan bubu lipat modifikasi pintu atas masing-masing dengan rekayasa pintu jebakan berbentuk kisi-kisi dengan ukuran 60 cm x 45 cm x 30 cm pxlxt, sudut slope net bagian atas dan bawah adalah 22,5° dan 70°. 2 Umpan cacing tanah mengalami penurunan kadar protein yang cukup lambat dengan rata-rata penurunan 9,76 ± 0,40 dibandingkan dengan umpan tembang 34,90 ± 3,40. Dengan demikian, selain cacing tanah memiliki kandungan protein yang tinggi, juga memiliki ketahanan umpan yang cukup tinggi dibandingkan dengan umpan tembang. Umpan cacing tanah mengalami penurunan kadar lemak yang lebih cepat dengan rata-rata penurunan 65,48 ± 3,04 dibandingkan dengan umpan tembang 41,51 ± 3,44. 3 Kedua bubu lipat modifikasi dan bubu lipat rajungan berhasil memperoleh hasil tangkapan lobster dan rajungan. Efektivitas bubu lipat rajungan sebagai standar pengujian 6,7 lebih besar dibandingkan dengan bubu lipat modifikasi pintu samping 3,8 dan bubu lipat modifikasi pintu atas 0,8 dalam memperoleh hasil tangkapan lobster. Efektivitas bubu lipat modifikasi pintu samping 3,8 lebih besar dibandingkan dengan bubu lipat modifikasi pintu atas 0,8 dalam memperoleh hasil tangkapan lobster. 4 Bubu lipat modifikasi pintu samping dan bubu lipat rajungan berhasil memperoleh hasil tangkapan lobster dan rajungan. Faktor bubu lipat, baik bubu lipat modifikasi pintu samping maupun bubu lipat standar berbeda nyata pada taraf α = 5. Efektivitas bubu lipat rajungan sebagai standar dalam pengujian 9,2 lebih besar dibandingkan dengan bubu lipat modifikasi pintu samping 3,8 dalam memperoleh hasil tangkapan lobster. Sementara untuk perlakuan umpan, baik umpan cacing tanah maupun tembang berbeda nyata pada taraf α = 5. Efektivitas bubu lipat yang menggunakan umpan cacing tanah 9,2 lebih besar dibandingkan dengan yang menggunakan umpan tembang 3,8 dalam memperoleh hasil tangkapan lobster.

6.2 Saran

1 Diperlukan penelitian lanjutan yang terkait dengan pemilihan bahan plastik dengan ketebalan tertentu untuk pintu jebakan hubungannya dengan proses masuknya lobster ke dalam bubu lipat modifikasi pintu samping. 2 Diperlukan penelitian lanjutan tentang kekuatan bingkai frame bubu lipat yang dapat bertahan secara statis di dasar perairan terhadap pengaruh kecepatan arus tertentu yang dilakukan pada skala laboratorium. 3 Diperlukan uji kandungan asam amino dan asam lemak umpan untuk dapat melihat penurunannya dalam proses perendaman umpan dalam air laut. 4 Upaya pengembangan kegiatan komersial dalam pemanfaatan lobster perlu dilakukan kegiatan budidaya pembesaran lobster pada karamba apung. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 1986. Simpler and More Effective Modernized Methods: Pot Fishing. Yamaha Fisheries Journal. Volume 27 : 1–8p. Anonymous. 1990. Peranan Feromon sebagai Senyawa Bioaktif dalam Proses Pelapukan Kayu. Laporan Penelitian Tidak Dipublikasikan. Fakultas matematika dan Ilmu pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. 33 hal. [AOAC] Association of Official Analytical Chemists. 1980. Official Methods of Analysis of the Association of Official Analytical Chemists. Washington : AOAC Inc. Archdale VM, Anasco CP, Kawamura Y, and Tomiki S. 2007. Effect of Two Collapsible Pot Designs on Escape Rate and Behavior of the Invasive Swimming Crabs Charybdis japonica and Portunus pelagicus. Fisheries Research. Elsevier B.V. All rights reserved. Volume 85 : 202–209p. Archdale VM, Anraku K, Yamamoto T, and Higashitani N. 2003. Behavior of the Japanese Rock Crab ‘Ishigani’ Charybdis japonica towards Two Collapsible Baited Pots: Evaluation of Capture Effectiveness. Fisheries Science. The Japanese Society of Fisheries Science. Japan. Volume 69: 785–791p. Ayodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Cetakan Pertama. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 97 hal. Baskoro MS, Telussa RF dan Purwangka F. 2006. Efektivitas Bagan Motor di Perairan Waai, Pulau Ambon. Prosiding Seminar Perikanan Tangkap. ISBN : 979-1225-00-1. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hlm 115-121. [BPPI] Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. 1990. Krendet Alat Tangkap Lobster. Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. Semarang. 36 hlm. von Brandt A. 1984. Fish Catching Methods of the World. Fishing News Books, London. 240p. Boutson A., Mahasawasde C, Mahasawasde S, Tunkijjanukij S and Arimoto T. 2009. Use of Escape Vents to Improve Size and Species Selectivity of Collapsible Pot for Blue Swimming Crab Portunus pelagicus in Thailand. Fisheries Science. The Japanese Society of Fisheries Science. Japan. Volume 75 : 25–33p. Brouck DJ, Saunders TM, Ward TM, Linnane AJ. 2006. Effectiveness of a Two- Chambered Trap in Reducing within-Trap Predation by Octopus on Southern Spiny Rock Lobster. Fisheries Research. Elsevier B.V. All rights reserved. Volume 77 3 : 348–355p. Daniel PC and Bayer RC. 1989. Fish byproducts as chemo-attractant substrates for the American lobster Homarus americanus: Concentration, quality and release characteristics. Fisheries research 7: 367-383p. [DJP] Direktorat Jenderal Perikanan. 1989. Krendet Alat Tangkap Lobster. Buletin Warta Mina Tahun III Nopember 1989. No. 32. Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian. Jakarta. Hlm 23 – 25. Engas A and Lokkeborg S. 1994. Abundance Estimation Using Bottom Gillnet and Longline – the Role of Fish Behaviour. Di dalam : Ferno A, Olsen S. editor. Marine Fish Behaviour in Capture and Abundance Estimation. Fishing News. 134-165p. Eno CN, MacDonald DS, Kinnear JA, Awos SC, Chapman CJ, Clark RA, Bunker FPD, Munro C. 2001. Effects of Crustacean Traps on Benthic Fauna. ICES Journal. Marine. Science. Volume 58 : 11–20p. [FAO] Food and Agricultural Organization. 1995. Code of Conduct for Resposible Fisheries. Rome. Febrianti L. 2000. Pengaruh Umpan Pikatan Kulit Hewan Kulit Sapi dan Kulit Kambing Terhadap Hasil Tangkapan Menggunakan Krendet dan Tingkah Laku Mencari Makan Udang Karang Lobster di Perairan Baron Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi tidak dipublikasikan. Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 49 hal. Fielder DR. 1965. The Spiny Lobster, Jasus lalandei H Milne-Edwards in South Australia. Australian Journal of Marine and Fresh Water Research. Volume 16 : 351-367p. Fitri ADP. 2008. Respons Penglihatan dan Penciuman Ikan Kerapu Terhadap Umpan Terkait Dengan Efektivitas Penangkapan. [Disertasi] tidak dipublikasikan. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 216 hlm. Fridman AL. 1988. Perhitungan Dalam Merancang Alat Penangkapan Ikan. Balai Penelitian Perikanan laut, penerjemah. Semarang. Terjemahan dari : Calculation in design fishing gears. 304 hlm. Fujaya Y. 2002. Fisiologi Ikan. Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar dengan Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 204 hal.