Taksonomi, Morfologi, Habitat dan Penyebaran Lobster

2.10 Tingkah Laku Lobster

Lobster atau udang karang disebut juga udang barong. Lobster ini hidup pada perairan berbatu karang dan di dasar laut yang berpasir karang halus dengan perairan yang mempunyai iklim tropis dan mempunyai suhu rata-rata 28ºC Suman et al. 1993; Moosa dan Aswandy 1984. Lobster termasuk organisme yang bersifat nocturnal, yaitu mempunyai sifat tidak aktif bergerak dalam mencari makan dan sumber makanannya pun terdiri dari binatang-binatang laut yang hidupnya menetap pada dasar perairan di sekelilingnya, seperti mollusca, bivalvia, bulu babi, teripang, dan bangkai ikan. Lobster keluar dari persembunyiannya pada malam hari untuk mencari makan, dan meskipun lobster hidup pada perairan yang lebih dalam pada siang hari, pada malam hari biasanya akan menuju perairan yang lebih dangkal sampai dengan kedalaman kurang lebih satu meter Moosa dan Aswandy 1984. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Phillips and Cobb 1980, bahwa pada malam hari lobster meninggalkan liang untuk mencari makan pada daerah terdekat dengan habitatnya, seperti pada batu karang datar dan hamparan rumput laut dan karena lobster adalah hewan nocturnal. Pada saat bulan bulan gelap udang karang akan bergerak bebas dan beraktivitas sampai pada kedalaman 11 – 15 meter. Waktu tersebut sangat cocok untuk dilakukan penangkapan lobster. Lobster merupakan organisme yang bersifat fototaksis negatif. Pada fase bulan purnama udang karang akan bergerak ke arah yang lebih dalam sampai kedalaman lebih dari 20 meter, atau membenamkan diri ke dalam substrat dan bersembunyi di dalam karang Prasetyani 2001. Kegiatan penangkapan lobster akan sangat tergantung dari penggunaan umpan sebagai sumber makanannya. Makanan alami yang digemari lobster adalah dari jenis binatang lunak mollusca, seperti keong dan kekerangan; binatang berkulit duri echinodermata, seperti bulu babi, bintang laut dan teripang atau lili laut Moosa dan Aswandy 1984. Pada alat tangkap krendet, jenis umpan yang biasa digunakan untuk menangkap lobster adalah ikan rucah, jenis-jenis molusca dan gastropoda serta kelapa bakar Kholifah 1998. Penggunaan kulit hewan dapat dijadikan sebagi umpan alternatif karena kandungan protein dalam kulit hewan tersebut. Moosa dan Aswandy 1984, menyatakan bahwa protein kulit hewan terdiri dari 96 protein terbentuk fibrous protein dan 4 protein tak terbentuk globural protein. Protein terbentuk terdiri dari atas kolagen, elastin dan keratin. Adanya komponen-komponen dalam kulit tersebut, memungkinkan penggunan kulit tersebut sebagai umpan untuk menangkap lobster, sesuai dengan sifat lobster yang menyukai jenis makanan atau umpan yang mengandung protein dan lemak yang tinggi. Umpan yang mempunyai komposisi protein, lemak dan chitine yang tinggi serta mempunyai bau yang menyengat sangat disukai oleh lobster. Umpan kulit kambing dapat digunakan sebagai umpan alternatif pada alat tangkap krendet, selain umpan krunken kelapa bakar dan siput laut Kholifah 1998. Selain umpan kulit kambing, umpan dari jenis kulit hewan lainnya seperti kulit sapi juga dapat digunakan sebagai umpan alternatif pada alat tangkap krendet untuk meningkatkan hasil tangkapan lobster Febrianti 2000. Tertangkapnya lobster dengan menggunakan umpan asli atau umpan buatan tidak saja karena umpan tersebut mengandung urea, serta perangkap juga berfungsi sebagai tempat berlindung shelter dari predator Williams 1988. 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian tentang rancang bangun bubu lobster modifikasi dan penggunaan umpan alternatif untuk penangkapan lobster dilakukan berdasarkan penelitian skala laboratorium dan skala lapangan.

3.1.1 Penelitian skala laboratorium

1 Kajian desain dan konstruksi dan pembuatan bubu lobster penelitian serta pemilihan umpan alternatif. Kegiatan kajian desain dan konstruksi bubu lobster dan pemilihan umpan alternatif dilakukan pada bulan Januari 2008 hingga Desember 2009. Informasi data penelitian diperoleh dalam bentuk buku dan artikel jurnal dari perpustakaan, yaitu di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK-IPB Bogor, Fakultas Peternakan IPB Bogor, LSI-IPB Bogor, Balai Pengembangan Perikanan Laut Muara Baru Jakarta, Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang, dan Perpustakaan Tokyo University of Marine Science and Technology TUMSAT Tokyo, Japan. Selain itu, informasi data penelitian juga diperoleh dengan pengunduhan artikel jurnal melalui internet e-journal, baik jurnal Fisheries Science, Fisheries Research, Australian Journal of Marine and Fresh Water Research, ICES Journal Marine Science dan sebagainya. Sedangkan rancang bangun bubu lobster modifikasi dilakukan pada bulan Januari – Juni 2010. Gambar desain bubu lobster modifikasi yang telah tercipta, menjadi acuan untuk dilakukan rancang bangun bubu lipat modifikasi sesuai dengan desain yang dihasilkan. Bingkai frame bubu dibuat di Cirebon, kemudian dilakukan pemasangan badan jaring dan konstruksi lainnya di Laboratorium Teknologi Penangkapan Ikan, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. 2 Analisis protein dan lemak umpan dilakukan di Laboratorium Konservasi Satwa Langka dan Harapan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, LPPM IPB.

3.1.2 Penelitian skala lapangan

1 Pengujian bubu lobster modifikasi dengan menggunakan umpan tembang sebagai umpan standar yang biasa digunakan nelayan dalam penangkapan lobster. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2011 di perairan Teluk Pelabuhanratu. 2 Pengujian bubu lobster modifikasi dengan umpan alternatif yang dilakukan pada bulan Agustus dan September 2011 di perairan Teluk Pelabuhanratu. 3 Pengambilan sampel umpan berdasarkan lama perendaman di air laut sebagai sampel analisis protein dan lemak umpan. Kegiatan ini dilakukan pada bulan September 2011, dimana pengambilan sampel dilakukan di Pelabuhanratu. Gambar 11 Lokasi penelitian di Pelabuhanratu Jawa Barat

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Penelitian skala laboratorium 1 Kajian desain dan konstruksi dan pembuatan bubu lobster penelitian serta pemilihan umpan alternatif Alat dan bahan penelitian dalam kegiatan desain bubu lipat modifikasi terdiri dari perangkat komputer yang terhubung dengan sistem internet yang digunakan untuk mengunduh informasi jurnal terkait dengan referensi konstruksi bubu dan umpan, peralatan tulis-menulis, Kamera digital untuk mereproduksi foto dalam bentuk file. Alat dan bahan penelitian dalam kegiatan pembuatan bubu lipat penelitian terdiri dari jaring PE ms 1,5 inci 210 D18, benang PE dia. 2 mm dan 5 mm, lembar plastik tebal 1 mm, pisau, gunting, meteran gulung panjang 5 meter, dan coban plastik. 2 Analisis protein dan lemak umpan Alat dan bahan yang digunakan adalah sampel ikan tembang dan cacing tanah yang diperoleh dari pengambilan sampel di lapangan. Analisis protein umpan dibutuhkan masing-masing 0,25 gram sampel, selenium 0,25 gram, 3 ml H 2 SO 4 pekat, 50 ml aquades, 20 ml NaOH 40, 10 ml H 3 B0 3 2, 2 tetes indicator Brom Cresol Green-Methyl Red warna merah muda, HCL 0,1 N, destilasi titrasi, labu Erlenmeyer, dan botol labu kjeldahl. Analisis lemak umpan dibutuhkan masing-masing 2 gram sampel, kapas, kertas saring, labu soxhlet, dan pelarut lemak.

3.2.2 Penelitian skala lapangan

Alat dan bahan penelitian skala lapangan yang bersifat umum dan digunakan dalam pengujian bubu lobster modifikasi dengan menggunakan umpan tembang dan pengujian bubu lobster modifikasi dengan umpan alternatif antara lain adalah timbangan, salinometer, Thermometer batang, ember, karamba apung, mistar, alat tulis camera digital, dan laptop seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2 Alat dan bahan penelitian No. Alat dan bahan Spesifikasi Kegunaan 1 Timbangan Kapasitas 2 kg dan 5 kg Pengukuran berat gram per ekor hasil tangkapan 2 Salinometer Portable Pengukuran salinitas permukaan perairan 3 Thermometer batang Portable Pengukuran suhu permukaan perairan 4 Ember Kapasitas 5 kg Tempat penampungan umpan dan hasil tangkapan 5 Karamba apung 4 m x 4 m x 2 m pxlxt Tempat penampungan hasil tangkapan 6 Penggaris Panjang 30 cm dan 50 cm Pengukuran panjang karapas lobster, panjang ikan, dan lebar karapas rajungan 7 Alat tulis Pencatatan data respon hasil experimental fishing 8 Kamera digital Dokumentasi kegiatan 9 Laptop Toshiba Penyimpanan data penelitian 1 Pengujian bubu lobster modifikasi dengan menggunakan umpan tembang Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 1 unit perahu milik nelayan lokal, 1 unit alat tangkap bubu lipat penelitian dengan sistem longline, timbangan masing-masing dengan maksimum kapasitas beban 2 kg dan 5 kg, salinometer, thermometer batang, 2 buah ember, 1 unit karamba apung milik nelayan, bandul tali, alat tulis, penggaris, kamera digital dan laptop. Bahan yang digunakan adalah tembang kondisi segar yang akan digunakan sebagai umpan untuk kegiatan selama 31 trip operasi penangkapan. Alat dan bahan utama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Alat dan bahan utama penelitian No. Alat dan bahan Spesifikasi Kegunaan 1 Perahu 9 m x 1,2 m x 0,8 m pxlxt Experimental fishing 2. Alat tangkap bubu lipat penelitian : a 4 buah bubu lipat modifikasi pintu samping MPS – satu pintu b 4 buah bubu lipat modifikasi pintu atas MPA – satu pintu c 4 buah bubu lipat standar S – dua pintu Ukuran bubu lipat 60 cm x 45 cm x 30 cm pxlxt. Frame bubu besi galvanis dia. 6 mm. Jaring bubu cover net PE ms 1,5 inci 210 D18. Perolehan data respon hasil experimental fishing 3 Ikan tembang segar 1 kg = 15 - 17 ekor Umpan pada bubu lipat 2 Pengujian bubu lobster modifikasi dengan umpan alternatif Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 1 unit perahu milik nelayan lokal, 1 unit alat tangkap bubu lipat penelitian dengan sistem longline, timbangan masing-masing dengan maksimum kapasitas beban 2 kg dan 5 kg, salinometer, thermometer batang, 2 buah ember, 1 unit karamba apung milik nelayan, bandul tali, alat tulis, penggaris, kamera digital dan laptop. Bahan yang digunakan adalah tembang kondisi segar yang akan digunakan sebagai umpan standar dan cacing tanah kondisi hidup untuk kegiatan selama 20 trip operasi penangkapan. Alat dan bahan utama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Alat dan bahan utama penelitian No. Alat dan bahan Spesifikasi Kegunaan 1 Perahu 9 m x 1,2 m x 0,8 m pxlxt Experimental fishing 2. Alat tangkap bubu lipat penelitian : d 6 buah bubu lipat modifikasi pintu samping MPS – satu pintu e 6 buah bubu lipat standar S – dua pintu Ukuran bubu lipat 60 cm x 45 cm x 30 cm pxlxt. Frame bubu besi galvanis dia. 6 mm. Jaring bubu cover net PE ms 1,5 inci 210 D18. Perolehan data respon hasil experimental fishing 3 Tembang segar Berat 50 – 100 gram Umpan pada bubu lipat 4 Cacing tanah hidup Berat 50 – 100 gram Umpan pada bubu lipat 3 Pengambilan sampel umpan berdasarkan lama perendaman di air laut Alat dan bahan yang digunakan adalah 7 kantong sampel ikan tembang yang masing-masing kantong sampel terdiri dari 4-5 ekor atau 400-500 gram dan 7 kantong sampel cacing tanah yang masing-masing kantong sampel terdiri dari 100-200 gram. Masing-masing kantong sampel merupakan hasil perendaman di dalam air laut dengan waktu perendaman masing-masing 0, 1, 2, 3, 6, 9, dan 12 jam. Untuk mempertahankan kondisi sampel dalam keadaan beku, maka diperlukan es batu yang dihancurkan dan stirofoam box.

3.3 Kerangka Penelitian

Skematik kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 12, dimana terdapat input, proses dan output yang akan menegaskan langkah dan tahapan penelitian. Input terdiri dari kondisi eksisting permasalahan desain dan konstruksi bubu dan umpan serta kebutuhan yang diperlukan dalam rangka pengembangan. Pada kondisi ini diharapkan ada solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dan pada akhirnya dapat menjadi acuan yang baik dalam upaya pengembangan. Proses merupakan ruang lingkup penelitian yang terdiri dari tahap penelitian awal yang mereprestasikan kondisi eksisting permasalahan dan upaya pembuatan desain dan konstruksi bubu lobster. Terkait dengan aspek teknis bubu, maka kajian awal untuk pemilihan jenis umpan alternatif juga dilakukan untuk menjadi paket penelitian yang utuh bahwa alat tangkap bubu disandingkan dengan penggunaan umpan alternatif pilihan. Hasil tahap penelitian awal akan dilanjutkan dengan tahapan penelitian berikutnya, yaitu studi efektivitas bubu lobster modifikasi dengan menggunakan umpan standar dan umpan alternatif dengan melakukan kegiatan experimental fishing skala lapangan. Untuk dapat menjawab aspek efektivitas umpan, maka dilakukan juga dilakukan analisis kandungan kimia alami umpan berdasarkan lama perendaman di laut. Secara keseluruhan akan dilakukan pembahasan terkait dengan pencapaian tujuan penelitian. Output atau keluaran dalam penelitian ini adalah informasi tentang desain dan konstruksi bubu lobster modifikasi dan umpan alternatif yang bermanfaat bagi pengembangan teknologi penangkapan lobster yang efektif, efisien dan ramah lingkungan serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat nelayan.

3.4 Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat parsial tergantung pada bentuk rancangan penelitian yang akan dilakukan, baik dalam penelitian skala laboratorium maupun skala lapangan. Gambar 12 Kerangka penelitian EKSISTING PENANGKAPAN LOBSTER ALAT TANGKAP UMPAN RANCANGAN DESAIN UMPAN ALTERNATIF SKALA LABORATORIUM SKALA LAPANGAN KANDUNGAN KIMIAWI UMPAN KETAHANAN UMPAN EFEKTIVITAS BUBU LOBSTER RANCANG BANGUN BUBU LOBSTER TEPAT GUNA UMPAN ALTERNATIF YANG EFEKTIF EFEKTIVITAS UMPAN ANALISIS MASALAH BUBU DAN UMPAN - Ukurannya besar, berat, massif dan kaku - Pintu bubu terbuka sehingga peluang pelolosan target tangkapan sangat besar - Umpan yang berasal dari laut tersedia, tapi bersaing dengan kebutuhan konsumsi masyarakat dan harga cukup mahal - Ukurannya kecil dan efisien yang dapat dioperasikan oleh perahu kecil dengan jumlah alat tangkap yang banyak - Diperlukan rekayasa pintu jebakan pada pintu masuk bubu sehingga dapat mereduksi pelolosan target tangkapan dari bubu - Diperlukan umpan alternatif KEBUTUHAN STUDI DESAIN DAN KONSTRUKSI BUBU LOBSTER PEMILIHAN UMPAN ALTERNATIF RANCANG BANGUN PENGUJIAN INPUT PROSES OUTPUT ANALISIS DAN PEMILIHAN 3.4.1 Pengumpulan Data 3.4.1.1 Penelitian skala laboratorium 1 Kajian desain dan konstruksi dan pembuatan bubu lobster penelitian serta pemilihan umpan alternatif Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desk study terhadap informasi dan perkembangan bubu yang diperoleh dari jurnal penelitian dan buku-buku perikanan tangkap lainnya. Metode deskriptif akan digunakan untuk memberikan gambaran terhadap desain dan konstruksi bubu dan jenis umpan alternatif yang akan dihasilkan dalam penelitian ini. Perkembangan desain bubu yang sudah ada akan menentukan dalam analisis pemilihan desain bubu standar sebelum dimodifikasi sebagai tujuan pengembangan desain bubu lobster. Tahap–tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut : a Melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan untuk memperoleh informasi dalam bentuk buku dan artikel jurnal, yaitu di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK-IPB Bogor, LSI-IPB Bogor, Balai Pengembangan Perikanan Laut Muara Baru Jakarta, Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang, dan Perpustakaan Tokyo University of Marine Science and Technology TUMSAT Tokyo, Japan. b Melakukan pengunduhan artikel jurnal melalui internet e-journal, baik jurnal Fisheries Science, Fisheries Research, Australian Journal of Marine and Fresh Water Research, ICES Journal Marine Science dan sebagainya. 2 Analisis protein dan lemak umpan Sampel umpan penelitian cacing tanah dan tembang untuk analisis protein dan lemak dilakukan dengan perendaman di laut dengan waktu perendaman yang berbeda, yaitu 0 jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 6 jam, 9 jam dan 12 jam. Waktu perendaman adalah ± 12 jam yang dimulai dari sore hari menjelang malam hingga keesokan pagi harinya. Masing-masing umpan dimasukkan ke dalam kantong umpan dari bahan kawat kasa aluminium dan posisi sampel umpan terendam pada kedalaman 2-3 meter dan tergantung pada tali