4.1.5
dilak bentu
bubu meto
semu terpa
pintu keteb
Pem
M G
5 Rancang
Pembuat kukan oleh
uk bingkai u lipat yang
ode experim Proses s
ua bubu lip asang pada
u jebakan b balan 1 mm
masangan ba
Membuat luba Gambar 32
g bangun bu
tan bingkai kelompok
disesuaikan g akan dibua
mental fishin selanjutnya
at modifika masing-ma
bentuk kisi- m.
adan jaring p
ang pada pin Proses ranca
ubu lipat m
i frame bu usaha pem
n dengan ga at sesuai de
ng .
adalah pe asi dan bubu
asing bingk -kisi yang t
pada bingkai
ntu jebakan ang bangun b
modifikasi d
ubu lipat m mbuat bubu
ambar desai engan kebut
emasangan u lipat stand
kai bubu lip tebuat dari
bubu lipat m
dan standar
modifikasi d lipat di C
in bubu lipa tuhan kegiat
badan jarin dar. Setelah
pat, maka d bahan lem
Pintu jebak
Pemasan modifikasi dan
r
an bubu lip Cirebon. U
at modifikas tan pengujia
ng cover n h semua ba
dilakukan p mbaran plast
kan bentuk ki
ngan pintu jeb n bubu lipat
pat standar Ukuran dan
si. Jumlah an melalui
net untuk
adan jaring pembuatan
tik dengan
isi-kisi
bakan standar
Bu yang sam
pxlxt. modifikas
sebenarny dapat dilih
ubu lipat sta ma dengan u
Penyesuaia si adalah
ya. Hasil ra hat pada Ga
Ga
G
andar yang ukuran bubu
an ukuran untuk me
ancang ban ambar 33, 3
ambar 33 Bu
Gambar 34
akan digun u lipat mod
bubu lipat emberikan
ngun bubu l 4 dan Gamb
ubu lipat mod
Bubu lipat m
nakan dalam ifikasi, yait
t standar d keseragam
ipat modifik bar 35.
difikasi pintu
modifikasi pi
m pengujian tu 60 cm x
dengan uku man dalam
kasi dan bu
u samping
intu atas
n, adalah uk 45 cm x 3
uran bubu m ukuran
ubu lipat sta
kuran 0 cm
lipat yang
andar
4.2
hasil 198
kebe sepe
berfu dalam
hidu dapa
artif yang
terha 2006
men spes
Pemilihan
Pengope l tangkapan
89, umpan erhasilan su
erti bubu d ungsi sebag
m bubu. B up live bait
at dibedaka ificial bait
. g bersifat fis
adap ikan-ik 6; Fitri 20
entukan pil ies yang ter
Gambar 35
n umpan a
erasian bub n yang optim
n merupak atu operasi
dan pancin gai pemikat
Berdasarkan dan umpa
an ke dala Efektivita
sik dan kim kan tertentu
08. De lihan target
rtangkap ses
5 Bubu lipat
alternatif
bu biasanya mum sesuai
kan salah penangkap
ng. Umpa t dengan tu
kondisinya an mati dea
am umpan as umpan di
miawi yang d u dalam tuj
esain bubu spesies yan
suai dengan
t standar bub
a mengguna i dengan tar
satu fakto an ikan, kh
an digunak ujuan agar
a, umpan da ad bait
, sed alami na
tentukan ol dimilikinya
ujuan penan dan umpa
ng akan dita n harga pasa
bu lipat rajun
akan umpan rget. Menu
or penting ususnya un
kan dalam target terta
apat dibeda dangkan me
tural bait leh bentuk r
a agar dapat ngkapan ika
an secara angkap dan
ar yang ting
ngan
n untuk m urut Subani
g dalam m ntuk alat tan
pengoperas arik untuk
akan ke dala enurut asaln
dan umpa rangsangan
t memberika an Purbaya
bersama-sa n selang uku
gi Miller 1 emberikan
dan Barus menunjang
ngkap pasif sian bubu
masuk ke am umpan
nya umpan an buatan
stimulus an respons
anto et al. ama dapat
uran target 990.
Begitu juga dengan lobster, umpan merupakan salah satu faktor penting sebagai bahan atraktor dalam memikat lobster. Umpan yang mengandung unsur
lemak, protein dan chitine serta adanya bau yang menyengat merupakan umpan yang sangat baik sebagai bahan atraktor untuk memikat lobster Fielder 1965;
Phillips and Cobb 1980; Moosa dan Aswandy 1984. Jenis makanan alami lobster
adalah jenis binatang lunak seperti bulu babi, bintang laut, teripang, lili laut, siput laut dan kekerangan lainnya Fielder 1965. Umpan yang berasal dari
perairan laut yang biasa digunakan oleh nelayan adalah ikan rucah, siput laut Kholifah 1998, umpan kanikil Chiton sp, kepala ikan kembung Rastrelliger
sp Sopati 2005. Umpan yang berasal dari wilayah daratan adalah kelapa bakar Kholifah 1998, kulit kambing dan kulit sapi Febrianti 2000, dan keong mas
Babylonia spirata L Sopati 2005. Lobster lebih menyukai jenis umpan dalam keadaan segar fresh dan
diduga selain kandungan zat yang dimilikinya juga berkaitan dengan aroma bau kimiawi yang juga ditimbulkannya. Banyak kontroversial yang muncul di sekitar
pertanyaan mengenai apakah krustasea adalah hewan pemakan bangkai, atau apakah hal tersebut suka membeda-bedakan dalam makanannya. Adalah suatu
yang bersifat alami bahwa sekali waktu terjadi kelangkaan makanan, krustasea akan memakan apapun, tetapi percobaan-percobaan yang telah dilakukan dalam
skala laboratorium dan juga di laut membuktikan secara meyakinkan bahwa metode penangkapan yang terbaik untuk semua makanan yang menggunakan
umpan segar. Mereka kemudian menggunakan aspek morfologi tertentu untuk menduga kemungkinan sumber-sumber makanan. Berdasarkan kondisi ini,
mereka tidak menganggap ikan yang bersisik sebagai makanannya, karena mereka terlalu bergerak cepat dan menduga bahwa moluska seperti kekerangan
sebagai sumber makanan yang disukainya Fielder 1965. Berdasarkan hal tersebut, dapat diindikasikan bahwa penggunaan umpan alami yang segar dan
mengandung bahan rangsangan umpan bersifat kimiawi akan memberikan daya tarik bagi lobster.
Terdapat organisme yang berasal dari wilayah daratan yang diduga memiliki potensi ekonomis sebagai alternatif umpan alami bagi lobster, yaitu
cacing tanah Lumbricus rubellus. Cacing tanah sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai bahan pangan dan pakan karena kandungan nutrisinya cukup tinggi, dimana komposisi kimia cacing tanah g100g, yaitu energi 110,50
kalori; protein 19,77; lemak 2,48; karbohidrat 2,25; air 72,69 dan abu 2,93 Raharti 1999; Soenanto 2000, dan sebagai umpan ikan Sihombing 1999.
Umpan yang mengandung asam amino diidentifikasi dapat menjadi stimulus dan atraktor makan pada ikan dan krustasea. Hampir semua studi
mengenai rangsangan kimia untuk tingkah laku makan menunjukkan bahwa rangsangan makan pada ikan dan krustasea akan hilang seiring dengan hilangnya
kandungan asam amino pada umpan Engas and Lokkeborg 1994. Profil asam amino esensial cacing tanah dan bekicot termasuk sangat baik
sebagai bahan makanan untuk ikan dan udang Sihombing 1999. Profil asam amino cacing tanah dan bekicot dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Profil asam amino g100g protein cacing tanah Lumbricus rubellus
Profil asam amino Cacing tanah
Esensial : - Arginin
7,30 -
Fenilalanin 5,10
- Histidin
3,80 -
Isoleusin 5,30
- Leusin
6,20 -
Lisin 7,30
- Metionin
2,00 -
Treonin 6,00
- Triptofan
2,10 -
Valin 4,40
Non-esensial : - Alanin
5,40 -
Asam aspatat 10,50
- Asam
glutamat 13,20 -
Glisin 4,30
- Prolin
5,10 -
Serin 5,80
- Sistein
1,80 -
Tirosin 4,60
Sumber : Sabine 1982
Pendekatan penggunaan umpan alami yang berasal dari wilayah daratan adalah bahwa umpan tersebut dapat dibudidayakan secara sederhana sehingga
pengadaannya tidak membutuhkan biaya yang besar. Kegiatan pemeliharaan dalam budidaya cacing tanah Lumbricus rubellus tidak dibutuhkan lahan yang
luas atau biaya pakan yang mahal, karena pemeliharaan cacing tanah bersifat zero feed cost
Edwards and Lotfy1972 diacu dalam Pardamean 2002. Selama ini
cacing tanah hanya diambil dari alam bebas dan masyarakat mengumpulkannya saat musim hujan sebagai bahan pangan Sihombing 1999.
Kondisi saat ini, jenis umpan alami yang berasal dari perairan laut masih tersedia, namun memiliki harga yang cukup tinggi dan bersaing dengan
kebutuhan tingkat konsumsi ikan oleh masyarakat, sehingga untuk pengadaan umpan akan meningkatkan biaya operasi penangkapan. Dengan demikian,
diperlukan alternatif jenis umpan lainnya yang lebih ekonomis yang berasal dari wilayah daratan, yaitu cacing tanah yang diharapkan hasilnya akan cukup efektif
dengan daya pikat yang baik dalam proses penangkapannya.
Gambar 36 Cacing tanah Lumbricus rubellus
Gambar 37 Bagian-bagian tubuh cacing tanah Lumbricus rubellus sumber: Kumolo 2011
Hagner and Engemann 1968 mengklasifikasikan cacing tanah
Lumbricus rubellus sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Divisi : Vermes
Filum : Annelida
Kelas : Oligochaeta
Ordo : Opisthopora
Family : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Spesies : Lumbricus rubellus Bubu lipat modifikasi pintu samping dan bubu lipat pintu atas dengan
penambahan pintu jebakan bentuk kisi-kisi bahan plastik merupakan desain dan konstruksi yang pertama kali dibuat. Bentuk pintu masuk bubu yang terbuka
menyebabkan lobster yang telah masuk ke dalam bubu akan dapat keluar dengan mudah dan juga bubu dapat menangkap berbagai jenis ikan lainnya sebagai hasil
tangkapan sampingan by-catch. Oleh karena itu, penggunaan pintu jebakan pada mulut bubu diharapkan selain memudahkan lobster masuk ke dalam bubu
dan sulit meloloskan diri, tetapi juga dapat mengurangi hasil tangkapan sampingan by-catch
Cacing tanah sebagai hewan yang berasal dari daratan sudah sering dilakukan sebagai umpan untuk memancing ikan di perairan umum. Kegiatan
experimental fishing menggunakan bubu lipat modifikasi dengan menggunakan
umpan cacing merupakan kegiatan uji coba penangkapan yang juga pertama kali dilakukan. Melalui pengujian, diharapkan dapat diukur efektivitasnya bila
dibandingkan dengan bubu lipat standar dan umpan standar.
4.3 Efektivitas Bubu Lipat Dengan Umpan Ikan Tembang Standar
4.3.1 Komposisi hasil tangkapan total
Selama penelitian 31 trip operasi penangkapan diperoleh komposisi hasil tangkapan dalam jumlah ekor yang terdiri dari kelompok krustasea lobster
sebagai Hasil Tangkapan Utama HTU dengan total 42 ekor 35,0 terdiri dari 3 spesies, yaitu Lobster hijau pasir Panulirus homarus 39 ekor 32,5,
Lobster hijau Panulirus versicolor 2 ekor 1,7, dan Lobster mutiara Panulirus ornatus 1 ekor 0,8.
Komposisi hasil tangkapan dalam berat gram yang terdiri dari kelompok krustasea lobster sebagai Hasil Tangkapan Utama HTU dengan total 2840
gram 33,4 terdiri dari 3 spesies, yaitu Lobster hijau pasir Panulirus homarus
2605 gram 30,6, Lobster hijau Panulirus versicolor 115 gram 1,4, dan Lobster mutiara Panulirus ornatus 120 gram 1,4.
Komposisi hasil tangkapan dalam jumlah ekor untuk Hasil Tangkapan Sampingan HTS atau by-catch dengan total 78 ekor 65,0 yang terdiri dari
kelompok krustasea rajungan 59 ekor 49,2, kelompok moluska sotong- Sepia
sp. 14 ekor 11,7, kelompok ikan kerapu tutul- Epinephelus maculatus dan sinreng- Canthigaster sp. 5 ekor 4,2.
Komposisi hasil tangkapan dalam berat gram untuk Hasil Tangkapan Sampingan HTS atau by-catch dengan total 5665 gram 66,6 yang terdiri dari
kelompok krustasea rajungan 4175 gram 49,1, kelompok moluska sotong- Sepia
sp. 830 gram 9,8, kelompok ikan kerapu lumpur- Epinephelus maculatus
dan sinreng- Canthigaster sp. 660 gram 7,8. Komposisi hasil tangkapan total baik ukuran jumlah ekor maupun ukuran berat gram dapat
dilihat pada Tabel 10, Gambar 38 dan 39.
Tabel 10 Komposisi hasil tangkapan total ukuran jumlah ekor dan ukuran berat gram Jumlah
Berat No.
Hasil tangkapan ekor
gram 1
Utama: a. Krustasea lobster
Lobster hijau pasir Panulirus homarus 39 32.5 2,605.0 30.6
Lobster hijau Panulirus versicolor 2 1.7 115.0 1.4
Lobster mutiara Panulirus ornatus 1 0.8 120.0 1.4
sub-Total HTU
42 35.0 2,840.0 33.4 2
Sampingan By-catch:
a. Krustasea rajungan Rajungan Portunus pelagicus
10 8.3 700.0 8.2 Rajungan Portunus sanguinolentus 14
11.7 730.0
8.6 Rajungan Carybdis natator
28 23.3 1,645.0 19.3 Rajungan Carybdis feriatus 7
5.8 1,100.0
12.9 sub-Total
59 49.2
4,175.0 49.1
b. Moluska Sotong Sepia sp
14 11.7
830.0 9.8
sub-Total 14
11.7 830.0
9.8 c. Ikan
Kerapu tutul Epinephelus maculatus 3 2.5 590.0 6.9
Singreng Canthigaster sp.
2 1.7 70.0 0.8 sub-Total
5 4.2
660.0 7.8
sub-Total HTS
78 65.0 5,665.0 66.6 Total Hasil Tangkapan
120 100
8,505.0 100
Gambar 38 Komposisi hasil tangkapan total dalam jumlah ekor
Gambar 39 Komposisi hasil tangkapan total dalam berat gram
Rajungan, 59 ekor
49,2 Sotong, 14
ekor 11,7
Ikan, 5 ekor 4,2
Lobster, 42 ekor
35,0
Rajungan, 4.175 gram
49,1 Sotong, 830
gram 9,8 Ikan, 660 gram
7,8 Lobster, 2.840
gram 33,4
Be tangkapan
42 ekor 3 dengan H
diperoleh masing-m
jumlah by
Gamb
Gambar 41
Be untuk lob
yaitu bah dibanding
erdasarkan n lobster seb
35,0 dan HTS Gamb
bahwa hasi masing adal
y-catch lebih
ar 40 Kompo
1 Kompos
erdasarkan bster adalah
hwa hasil gkan dengan
komposisi bagai HTU
n 78 ekor 6 bar 40. B
il tangkapan ah 2840 g
h besar diba
osisi hasil tan
isi hasil tang
rata-rata ha h 1,4 ekor ±
tangkapan n HTU lobs
total dalam dibandingk
5,0, dim Berdasarkan
n lobster se gram 33,4
andingkan d
ngkapan lob
gkapan lobste
asil tangkap ± 0,038 da
n by-catch ter Gamba
m jumlah ek kan dengan H
mana by-catc n komposis
bagai HTU dan 566
dengan HTS
ster dan by-c
er dan by-cat
pan dalam j an by-catch
ekor ad ar 42.
kor dipero HTS masin
ch lebih bes
si total dala U dibandingk
65 gram 6 S Gambar 4
catch dalam j
tch dalam be
umlah eko sebesar 2,
dalah 56 oleh bahwa
g-masing ad sar dibandin
am berat g kan dengan
66,6, dim 41.
jumlah ekor
erat gram
or per trip 5 ekor ± 0
lebih ba
hasil dalah
ngkan gram
HTS mana
r
± SE 0,045,
anyak
Pan panj
masi bahw
ekon karen
Ukur Daer
yang daer
Gamba
Lobster nulirus hom
ang karapas ih kecil ba
wa lobster y nomis, kare
na memang ran lobster
rah penang g cukup dan
ah tersebut
Gamba
1 1
2 2
H a
s il
Ta ngk
a pa
n Lobs
te r
e k
or
ar 42 Rata
deng
yang dom marus
. L s 41 - 46 m
aby lobster yang tertan
ena di bawa g ukuran y
yang tertan gkapan dala
ngkal, yaitu merupakan
ar 43 Kompo
10 5
10 15
20 25
35 - 40
-rata jumlah gan by-catch
minan terta obster yan
mm 17 ekor Gambar 4
ngkap seban ah 100 gram
yang masih ngkap didom
am penelitia u 15 mete
n daerah pem
osisi panjang
17
41 - 46 SELANG KE
h ekor hasi
angkap ad g tertangka
r yang juga 43. Berdas
nyak 39 ek m harga lob
h kecil untu minasi oleh
an ini adal er. Sehingg
mbesaran lo
g karapas mm
12
47 - 52 5
ELAS PANJAN
il tangkapan
alah jenis ap dominan
a merupakan sarkan selan
kor merupak bster sanga
uk dimanfa h ukuran di
lah perairan ga ada kece
obster.
m lobster ha
1 1
53 - 58 59 -
NG KARAPAS
per trip ant
lobster h n pada sel
n ukuran lo ng kelas ber
kan di baw at rendah, s
aatkan Ga bawah size
n dengan k enderungan
asil tangkapa
1 1
- 64 65 - 7
mm
tara lobster
hijau pasir lang kelas
bster yang rat gram,
wah ukuran selain juga
ambar 44. e ekonomi.
kedalaman n bahwa di
an
70
Gambar 44 Komposisi berat gram lobster hasil tangkapan
4.3.2 Efektivitas bubu lipat penelitian
Berdasarkan penggunaan bubu lipat Modifikasi Pintu Samping MPS, bubu lipat Modifikasi Pintu Atas MPA dan bubu lipat Standar S selama 31 trip
operasi penangkapan tersebut dengan menggunakan umpan tembang, maka komposisi hasil tangkapan lobster sebagai Hasil Tangkapan Utama HTU,
masing-masing adalah 14 ekor 33,3, 25 ekor 29,5, dan 3 ekor 7,1, sedangkan komposisi Hasil Tangkapan Sampingan HTS atau by-catch, masing-
masing adalah 22 ekor 28,2, 44 ekor 56,4, dan 9 ekor 11,5 Tabel 11 dan Gambar 45.
Tabel 11 Komposisi hasil tangkapan lobster berdasarkan jenis bubu lipat Jenis bubu lipat
S MPS
MPA No.
Hasil tangkapan Jumlah
Jumlah Jumlah
ekor ekor
ekor 1 Utama:
lobster 25
59.5 14
33.3 3 7.1
2 Sampingan: By-catch
44 56.4
22 28.2 9
11.5 Total
69 57.5
36 30.0
12 10.0
10 25
3 1
1 2
5 10
15 20
25 30
35 40
40 - 57 58 - 75
76 - 93 94 - 111
112 - 129 130 - 147
SELANG KELAS BERAT gram H
asi l T
an g
kap an
L o
b s
ter eko
r
di bawah size ekonomis
Gambar 45 Komposisi hasil tangkapan lobster berdasarkan jenis bubu lipat Berdasarkan hasil analisis sidik ragam untuk total hasil tangkapan lobster
Tabel 12 menunjukkan bahwa faktor bubu lipat dengan perlakuan umpan tembang berpengaruh nyata F
value
= 9,44 F
tabel
= 3,097 atau p-value = 0.0002 0.05 pada taraf nyata 5. Demikian juga bila dilihat dari perbedaan nilai rata-
rata hasil tangkapan lobster ekor per trip ± SE, dimana terlihat bahwa bubu lipat standar 0,8 ekor ± 0,03 lebih baik dibandingkan dengan bubu lipat MPS 0,5
ekor ± 0,02 dan MPA 0,1 ekor ± 0,01. Bubu lipat MPS 0,5 ekor ± 0,02 lebih baik dibandingkan dengan bubu lipat MPA 0,1 ekor ± 0,01 Gambar 46.
Sementara rata-rata hasil tangkapan by-catch ekor per trip ± SE, dimana terlihat bahwa bubu lipat modifikasi lebih sedikit, yaitu masing-masing untuk MPS 0,7
ekor ± 0,02 dan MPA 0,6 ekor ± 0,05 dibandingkan dengan bubu lipat standar 1,5 ekor ± 0,04 Gambar 47. Meskipun bubu lipat modifikasi memberikan
hasil tangkapan sampingan by-catch yang lebih sedikit dibandingkan dengan hasil tangkapan bubu lipat standar, namun jenis hasil tangkapan sampingan
tersebut juga memiliki nilai komersial yang baik.
25 30
10 4
14
1 1
18
3 8
3
5 10
15 20
25 30
35
Lobster Rajungan
Sotong Ikan
HASIL TANGKAPAN Ju
m lah
ek o
r
Bubu Lipat Standar S Bubu Lipat Modifikasi Pintu Samping MPS
Bubu Lipat Modifikasi Pintu Atas MPA
Tabel 12 A Sum
keraga Perlakuan
Galat Total Kor
F
tabel
= 3,
Ga
Gam Analisis sidi
mber aman
n reksi
,097
ambar 46 Ra an
mbar 47 Ra an
ik ragam mod db
2 90 3
92 4
ata-rata jumla ntara bubu lip
ata-rata jumla ntara bubu lip
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6
R a
ta -r
a ta Jum
lah b y
-cat ch
eko r
per Tr
ip +
- S
E
del terhadap Jumlah
kuadrat 7.80645161
7.22580645 45.03225806
ah ekor lob pat Standar, M
ah ekor by- pat Standar, M
1.5
JENIS
Bubu lipat Standa Bubu lipat Modifik
Bubu lipat Modifik
total hasil ta Kuadrat
Tengah 3.903225
0.413620
bster yang ter MPS dengan
-catch yang t
MPS dengan
0.7 0.6
1
BUBU LIPAT
ar S kasi Pintu Samping M
kasi Pintu Atas MPA
angkapan lob t
h F
0,05
581 9.44
007
rtangkap per n bubu lipat M
tertangkap pe n bubu lipat M
MPS A
bster Probabili
0.0
trip ± SE MPA
er trip ± SE MPA
itas 002
Pengujian bubu lipat penelitian, yaitu bubu lipat modifikasi pintu samping, modifikasi pintu atas dan bubu lipat standar telah dilakukan selama 31
trip dengan menggunakan umpan tembang sebagai umpan standar. Pengujian ini untuk melihat respons hasil tangkapan lobster dari masing-masing bubu lipat,
sehingga dapat diketahui efektivitasnya. Unit alat tangkap penelitian menggunakan sistem longline yang dapat
diperhitungkan nilai efektivitasnya, yaitu prosentase jumlah lobster yang tertangkap pada jenis bubu lipat tertentu terhadap total bubu lipat yang
dioperasikan untuk keseluruhan trip penangkapan Tabel 13.
Tabel 13 Nilai efektivitas bubu lipat Jumlah
Jumlah Jumlah
Efektivitas No.
Jenis lobster
Hari bubu
bubu lipat bubu
lipat operasi
lipattrip ekor
trip bubu
1 Standar S
25 31
12 6.7
2 Modifikasi Pintu Samping MPS
14 31
12 3.8
3 Modifikasi Pintu Atas MPA
3 31
12 0.8
Berdasarkan perhitungan nilai efektivitas bubu lipat pada Tabel 13 di atas, maka efektivitas bubu lipat standar 6,7 lebih besar dibandingkan dengan bubu
lipat modifikasi pintu samping 3,8 dan bubu lipat modifikasi pintu atas 0,8. Sementara, nilai efektivitas bubu lipat modifikasi pintu samping 3,8
lebih besar dibandingkan dengan bubu lipat modifikasi pintu atas 0,8. Bubu lipat modifikasi pintu samping memberikan hasil tangkapan yang
lebih sedikit dibandingkan dengan bubu lipat standar. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada konstruksi pintu jebakan yang terkait dengan ketebalan
bahan dan lebar kisi-kisi. Permasalahannya adalah apakah keberadaan pintu jebakan memberikan dampak terhadap sulitnya lobster masuk ke dalam bubu.
Sementara, bubu lipat modifikasi pintu atas kemungkinan besar terkait dengan tingginya sudut kemiringan pintu masuk slope net menuju pintu atas. Namun
demikian, bubu lipat modifikasi tetap memperoleh hasil tangkapan lobster, meskipun tidak sebanyak hasil tangkapan bubu lipat standar.
4.4 Efektivitas Bubu Lipat Modifikasi Pintu Samping dan Umpan Cacing Tanah
4.4.1 Komposisi hasil tangkapan total
Selama penelitian 20 trip operasi penangkapan diperoleh komposisi hasil tangkapan yang terdiri dari : kelompok krustasea lobster sebagai Hasil
Tangkapan Utama HTU dengan total 31 ekor 33,7 terdiri dari 3 spesies, yaitu Lobster hijau pasir Panulirus homarus 29 ekor 31,5, Lobster hijau
Panulirus versicolor 1 ekor 1,1, dan Lobster mutiara Panulirus ornatus 1 ekor 1,1.
Komposisi hasil tangkapan dalam berat gram yang terdiri dari kelompok krustasea lobster sebagai HTU dengan total 1925,5 gram 27,0 terdiri dari 3
spesies, yaitu Lobster hijau pasir Panulirus homarus 1780,5 gram 25,0, Lobster hijau Panulirus versicolor 55 gram 0,8, dan Lobster mutiara
Panulirus ornatus 90 gram 1,3. Hasil Tangkapan Sampingan HTS atau by-catch dengan total 61 ekor
66,3 yang terdiri dari kelompok krustasea rajungan 33 ekor 35,9, kelompok moluska sotong-Sepia sp. 22 ekor 23,9, kelompok ikan kerapu
tutul- Epinephelus maculatus 5 ekor 5,4, dan kelompok krustasea udang ronggeng- Squilla mantis 1 ekor 1,1.
Komposisi hasil tangkapan dalam berat gram untuk by-catch dengan total 5207 gram 73,0 yang terdiri dari kelompok krustasea rajungan 3331
gram 46,7, kelompok moluska sotong-Sepia sp. 1312 gram 18,4, kelompok ikan kerapu tutul- Epinephelus maculatus dan sinreng- Canthigaster
sp. 494 gram 6,9, dan kelompok krustasea udang ronggeng- Squilla mantis 70 gram 1,0. Komposisi hasil tangkapan total baik ukuran jumlah ekor
maupun ukuran berat gram dapat dilihat pada Tabel 14, Gambar 48 dan 49. Berdasarkan komposisi total ekor diperoleh bahwa hasil tangkapan
lobster sebagai HTU dibandingkan dengan HTS masing-masing adalah 31 ekor 33,7 dan 61 ekor 66,3, dimana by-catch lebih besar dibandingkan dengan
HTS Gambar 50. Rata-rata hasil tangkapan ekor per trip ± SE untuk lobster adalah 1,6 ekor ± 0,04 dan by-catch sebesar 3,1 ekor ± 0,11 Gambar 51.