Kegiatan operasi penangkapan 1 Metode penelitian
Bubu dasa
pelam berfu
1990
desa daun
dan j yang
pena mem
cuku baja
utuh daya
bahw u memiliki
ar perairan d mpung un
ungsi untuk 0.
Gambar 22
Meenaku ain dan baha
n kelapa, se jaring poly
g dilas, kaw angkapan d
miliki konstr up berat dan
ringan dan h oleh lapis
a tahan pak wa bubu tida
satu atau dengan siste
ntuk meng k menunju
2 Hoop ne ukuran d
kumari and an yang ber
erat pelepah ethylene
, b wat ayam,
diperoleh k ruksi yang
n tidak disuk n mata jarin
san plastik kai lebih lam
ak berat, mu lebih buka
em tunggal m ghubungkan
kkan posis
et atau peran
diameter bing
Rajan 198 rbeda Gam
h daun pale atang baja
dan kawat kesimpulan,
lemah dan kai. Bubu y
ng dari kaw telah memb
ma. Denga udah dibuat
an mulut. maupun raw
bubu de si pemasang
ngkap krende gkai : 80 – 10
85 telah me mbar 23 sep
em merah, b ringan, ben
t besi galva bahwa b
rapuh. Bub yang terbua
wat baja ya berikan kin
an demikian t, mengguna
Bubu bias wai. Bubu d
engan pela gan bubu
et untuk men
00 cm Su
enguji bubu perti bahan
bahan kayu ntuk mata ja
anis. Mela ubu yang
bu yang ter at dari bahan
ang dilas se nerja yang
n, bubu yan akan bahan
anya diope dilengkapi d
ampung. P Nedelec a
nangkap lobs mber : Thom
u yang dibu bambu, ser
u, bingkai b aring dari k
alui kegiata terbuat da
rbuat dari b n logam, ya
erta dilindu efisien dan
ng diingink yang tahan
erasikan di dengan tali
Pelampung and
Prado
ster dengan mas 1973
uat dengan rat pelepah
baja ringan kawat baja
an ujicoba ari bambu
bahan kayu aitu batang
ungi secara n memiliki
kan adalah n lama.
Gamba
Ko secara ko
rajungan bingkai bu
0,8 – 1 cm tinggi ada
dibungkus dua pintu
masuk bu Dengan d
besar, ber banyak d
terbuka m dengan m
sebagai ha a
d
ar 23 Bubu Baha
d B dari
Mee
ondisi saat omersial be
dan kepiti ubu lobster
m yang dila alah 100 –
s dengan jar u samping,
ubu lobster b demikian, ko
rat dan tidak di atas dek
menyebabka mudah dan
asil tangkap
u lobster den an bambu; b
Bingkai baja kawat baja
enakumari an
ini di Indon elum dilaku
ing bakau. r terbuat dar
as membent – 120 cm x
ring PE mes tetapi ada j
berbentuk b onstruksi bu
k efisien ka kapal pen
an lobster ya juga bubu
pan samping b
e
ngan desain b Bahan se
ringan dan j a yang dilas
nd Rajan 198
nesia, pengg ukan, bubu
Dalam p ri batang be
tuk kotak de x 60 – 80 c
sh size 1 inc
juga bubu l bulat terbuk
ubu saat ini arena tidak
nangkap ika ang telah m
u dapat me gan by-catc
dan penggun rat pelepah
jaring polyet ; dan f Ba
85
gunaan bub u digunakan
perkembang esi mild st
engan selan cm x 40 –
ci. Kebany lobster den
ka dengan d i adalah ma
dapat meny an. Bentuk
masuk ke dal enangkap b
ch .
naan bahan y daun kelapa
thilene ; e B
ahan kawat
bu untuk me n untuk m
gannya, sec teel rod
ber ng ukuran p
– 60 cm. yakan bubu
ngan satu pi diameter sek
asif dan kak yimpan bub
k pintu ma lam bubu ak
erbagai jen c
f
yang berbeda ; c Bahan
Bentuk mata j ayam Sum
enangkap lo menangkap
cara konstru rdiameter a
anjang x le Kemudian
lobster mem intu atas.
kitar 10 - 15 ku, relatif c
bu dalam ju asuk bubu
kan dapat k nis ikan lai
a : a kayu;
jaring mber :
obster ikan,
uktif, antara
bar x bubu
miliki Pintu
5 cm. cukup
umlah yang
keluar innya
nelay men
Indo oleh
dan panj
24. 0,4 c
Bubu poro
adala
Gam
dibaw dalam
pada namu
199 tangk
tangk pera
Bubu li yan di Jepa
angkap raju onesia, peng
nelayan di Sulawesi S
ang dengan Bingkai ut
cm dan dibu u tersebut d
os tengah bu ah 115 kali
mbar 24 Bu den
Bubu li wa dalam j
m kegiatan a berbagai ti
un kuat K 90, bahwa
kapan dala kapan di b
iran dalam k ipat collap
ang untuk ungan di T
ggunaan bu i sepanjang
elatan. Bub n ukuran pan
tama bubu l ungkus den
dapat dilipa ubu. Bila d
i ukuran vol
ubu lipat co ngan ukuran
ipat merupa jumlah bes
penangkap ipe dasar pe
Krouse 1989 kualitas b
am keadaa bawah uku
keadaan hid psible pot
menangkap Thailand B
ubu lipat un g pantai uta
bu lipat ber njang x leba
lipat terbuat gan jaring p
at untuk dib dibandingkan
lume bubu l
ollapsible p PxLxT = 55
akan alat t sar dalam p
pan Anony erairan dan
9; Miller 1 bubu lipat
an hidup d uran ekono
dup dan bia telah diop
p gurita A Boutson et
ntuk menan ara Laut Jaw
rbentuk kota ar x tinggi y
t dari besi g polyethylen
buka dan dit n, maka uku
lobster yang
ot untuk m
5 x 35 x 20 cm
tangkap ya perahu-pera
ymous 1986 variasi sela
990. Le sebagai p
dengan kua mis under
ya penangk erasikan se
Archdale et al.
2009. ngkap rajun
wa, Lampu ak box typ
yaitu 55 x galvanis den
e PE deng
tutup denga uran volum
g masif dan
menangkap r m
3
Sumber
ang lebih d ahu kecil ya
6 dan coco ang kedalam
ebih jauh d perangkap
alitas yang r size
dap kapan rendah
ecara kome al.
2003 Demikia
ngan telah ung, Madur
e atau emp
35 x 20 cm ngan ukuran
gan mesh si an mudah d
me bubu lipa n kaku.
rajungan be : Boutson et
disukai kar ang biasany
ok untuk dio man, serta ti
dikatakan o adalah kar
g sangat b pat dikemb
h. ersial oleh
dan untuk an juga di
dilakukan a, Maluku
pat persegi m
3
Gambar n diameter
ize 2,5 cm.
dari bagian at rajungan
ntuk kotak t.al.
2009
rena dapat ya dipakai
operasikan idak mahal
leh Miller rena hasil
baik, hasil balikan ke
Efektivitas alat tangkap adalah suatu kemampuan alat tangkap untuk mendapatkan hasil tangkapan yang optimum sesuai dengan tujuan penangkapan
Baskoro et al. 2006. Pemilihan bahan untuk alat tangkap telah menjadi sangat penting, yaitu bahwa efisiensi alat tangkap dapat ditingkatkan 3 – 10 kali dengan
memilih bahan yang sesuai von Brandt 1984. Hasil tangkapan suatu alat tangkap dipengaruhi oleh efektivitas alat dan efisiensi cara operasi. Efektivitas
alat tangkap secara umum tergantung pada faktor-faktor, antara lain : parameter alat tangkap itu sendiri rancang bangun dan konstruksi, pola tingkah laku ikan,
ketersediaan atau kelimpahan ikan dan kondisi oseanografi Fridman, 1988. Desain bubu secara fisik berpengaruh terhadap efektivitas dan selektivitas alat
tangkap. Bubu telah dipertimbangkan di antara alat tangkap yang paling efektif dan multiguna.
Kendala utama dalam perikanan bubu adalah bahwa peluang terjadinya pelolosan hasil tangkapan cukup besar dan hal tersebut terkait dengan desain
pintu masuk bubu. Archdale et al. 2007 mengatakan bahwa metode yang efektif digunakan untuk memperkecil pelolosan rajungan dari bubu adalah
kemiringan corong pintu masuk ke arah atas, membuat ruangkamar terpisah di dalam bubu untuk meningkatkan retensi atau menempatkan pintu pemicu
trigger pada mulut bubu Gambar 25, jendela, alat tambahan lainnya di dalam pintu masuk untuk mencegah pelolosan. Hingga saat ini, belum ada desain pintu
jebakan yang dapat dipasang pada bubu lipat. Selanjutnya dikatakannya juga, bahwa bentuk pintu masuk dapat mempengaruhi mudahnya bagi target spesies
rajungan untuk masuk ke dalam dan keluar dari bubu. Corong dengan pintu terbuka akan memudahkan target spesies memasuki bubu, sementara pintu masuk
bentuk celah sempit sulit untuk melewatinya dan membutuhkan upaya untuk membuka celah pintu sehingga dapat masuk ke dalam bubu. Bentuk pintu masuk
dengan celah sempit memastikan bahwa sekali target tertangkap maka tidak dapat meloloskan diri. Sementara dengan bentuk pintu masuk terbuka, target yang
tertangkap dalam bubu dapat menemukan pintu keluar dan biasanya berhasil meloloskan diri.