Hakikat Pendidikan Agama Katolik Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | vii

B. Hakikat Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama Katolik. Hal ini dilakukan dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan salah satu usaha untuk memampukan peserta didik berinteraksi berkomunikasi, memahami, menggumuli, dan menghayati iman. Dengan kemampuan berinteraksi antara pemahaman iman, pergumulan iman, dan penghayatan iman itu diharapkan iman peserta didik semakin diperteguh.

C. Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama Katolik pada dasarnya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan: Situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari berbagai agama dan kepercayaan.

D. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Katolik

Ruang lingkup pembelajaran dalam Pendidikan Agama Katolik mencakup empat aspek yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Keempat aspek yang dibahas secara lebih mendalam sesuai tingkat kemampuan pemahaman peserta didik adalah:

1. Pribadi peserta didik

Aspek ini membahas pemahaman diri sebagai pria dan wanita yang memiliki kemampuan dan keterbatasan, kelebihan dan kekurangan dalam berrelasi dengan sesama serta lingkungan sekitarnya.

2. Yesus Kristus

Aspek ini membahas bagaimana meneladani pribadi Yesus Kristus yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah, seperti yang terungkap dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

3. Gereja

Ruang lingkup ini membahas makna Gereja, bagaimana mewujudkan kehidupan menggereja dalam realitas hidup sehari-hari.

4. Masyarakat

Ruang lingkup ini membahas secara mendalam hidup bersama dalam masyarakat sesuai firmansabda Tuhan, ajaran Yesus, dan ajaran Gereja. T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N viii | Buku Siswa Kelas V SD

E. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik

Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik melalui proses 5M, yaitu mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Meski menjadi salah satu ciri Kurikulum 2013, pendekatan ini bukanlah merupakan pendekatan satu-satunya. Dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat menggunakan berbagai pendekatan dan pola pembelajaran yang lain sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Selain pendekatan saintifik, kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti menggunakan pendekatan kateketis sebagai ciri pembelajarannya. Pendekatan kateketis berorientasi pada pengetahuan yang tidak lepas dari pengalaman, yakni pengetahuan yang menyentuh pengalaman hidup peserta didik. Pengetahuan diproses melalui refleksi pengalaman hidup, selanjutnya diinternalisasikan sebagai pembentuk karakter peserta didik. Pengetahuan iman tidak akan mengembangkan diri peserta didik, jika ia tidak mengambil keputusan terhadap pengetahuan tersebut. Proses pengambilan keputusan itulah yang menjadi tahapan kritis sekaligus sentral dalam pembelajaran agama Katolik. Tahapan proses pendekatan kateketis adalah: 1. Menampilkan fakta dan pengalaman manusiawi yang membuka pemikiran atau yang dapat menjadi umpan, 2. Menggumuli fakta dan pengalaman manusiawi secara mendalam dan meluas dalam terang Kitab Suci, 3. Merumuskan nilai-nilai baru yang ditemukan dalam proses refleksi sehingga terdorong untuk menerapkan dan mengintegrasikan dalam hidup. T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | 1 Pribadi dan Lingkunganku Sebagai anak kelas V SD yang tumbuh dan berkembang, di usia sekitar 11-12 tahun, kita mengalami pertumbuhan serta perkembangan yang pesat. Dalam segi jasmani, tubuh kita terasa makin besar dan makin tinggi. Demikian pula dalam kehidupan rohani kita mengalami perkembangan akal dan budi, yang meliputi bakat, kecerdasan, dan perasaan. Pada usia ini, seharusnya kita mampu mengenal dan menemukan jati diri. Hal itu bisa dialami, apabila kita mampu menerima diri sebagai perempuan atau laki- laki. Selain itu, untuk menjadi pribadi yang baik, kita harus mampu mengarahkan diri dalam suasana kerja sama, saling menghargai, dan saling melengkapi seturut kehendak Allah, Sang Pencipta. Kita harus menyadari bahwa Allah menciptakan kita sebagai citra-Nya. Laki-laki dan perempuan sama-sama dipanggil Allah untuk berkembang. Perkembangan tersebut akan kita alami, dalam kerja sama yang saling melengkapi. Hal ini mencerminkan sikap saling menghormati dan saling menghargai, di dalam kesederajatan dan kesepadanan. Bab 1 “Pribadi dan Lingkunganku” ini dijabarkan ke dalam empat pokok bahasan, yaitu: A. Perempuan dan Laki-Laki Diciptakan sebagai Citra Allah B. Perempuan dan Laki-Laki Dipanggil untuk Berkembang C. Perempuan dan Laki-Laki Saling Melengkapi D. Perempuan dan Laki-Laki Sederajat Pokok-pokok bahasan ini diharapkan dapat membantu untuk makin menyadari bahwa kita semua, perempuan atau laki-laki, dipanggil Allah untuk berkembang. Kita dituntut untuk mampu bekerja sama, saling menghargai, dan saling melengkapi. Bab 1 T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N 2 | Buku Siswa Kelas V SD

A. Perempuan dan Laki-laki Diciptakan sebagai Citra Allah