Membaca dan Mendengarkan Cerita Kitab Suci

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | 15 Penjelasan Di dalam masyarakat, kita dapat melihat laki-laki dan perempuan dengan bermacam- macam tugas atau pekerjaan. Tugas serta pekerjaan kaum laki-laki dan perempuan, sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik. Oleh karena kondisi fisiknya, laki-laki cenderung memilih pekerjaan dan peranan yang agak keras dan membutuhkan tenaga. Sebaliknya, perempuan, sesuai dengan fisiknya yang halus, lembut, dan lemah gemulai, sering memilih jenis pekerjaan yang lebih halus. Dengan perkembangan zaman dan kesetaraan laki-laki dan perempuan gender, maka ada pekerjaan dan peranan yang disukai oleh laki-laki dan juga disukai oleh perempuan. Misalnya: perempuan menjadi sopir bus maupun truk, tukang batu, dan bangunan. Demikian pula, laki-laki menjadi perawat, juru masak, mencuci pakaian, dan mengasuh bayi.

2. Membaca dan Mendengarkan Cerita Kitab Suci

Bacalah kisah penciptaan manusia pertama berikut ini: Manusia dan Taman Eden Bdk. Kej 2: 8-24 Setelah menciptakan manusia pertama, Tuhan menciptakan sebuah taman di Eden. Tuhan menumbuhkan banyak pohon yang dapat dimakan buahnya. Dan di tengah taman tumbuhlah sebatang pohon yang menarik dan indah, yang dinamakan pohon kehidupan yang memiliki pengetahuan baik dan jahat. Taman itu dialiri empat sungai yang besar untuk membasahi seluruh taman itu. Yang pertama bernama Sungai Pison, kedua Sungai Gihon, ketiga Sungai Tigris, dan keempat Sungai Efrat. Lalu Tuhan menempatkan manusia yang pertama di taman itu. Oleh Tuhan, ia diberi tugas untuk menguasai dan memelihara taman itu. Namun kemudian Tuhan berpikir bahwa tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Lalu Tuhan membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Ia membawa semuanya itu kepada manusia, tetapi semuanya tidak sepadan dengan manusia itu. Manusia itu tetap merasa diri sunyi dan tidak memiliki teman untuk berbicara dan bertukar pikiran. Lalu Tuhan membuat manusia itu tidur nyenyak. Sementara ia tidur nyenyak, Tuhan mengambil salah satu tulang rusuknya kemudian menutupnya kembali dengan daging sehingga tidak berlubang. Dari tulang rusuk itulah, Tuhan membuat seorang perempuan yang cantik jelita. Setelah manusia itu bangun tidur, Tuhan membawa kepadanya perempuan itu. Melihat perempuan yang cantik itu, berkatalah manusia: “Inilah dia tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N 16 | Buku Siswa Kelas V SD Mendalami Cerita Kitab Suci Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini a. Sebutkan tokoh-tokoh di dalam cerita Kitab Suci tentang kisah penciptaan manusia pertama “Manusia dan Taman Eden” b. Bagaimana caranya Tuhan menciptakan perempuan pertama? c. Apakah yang dikatakan oleh manusia pertama itu terhadap perempuan? d. Apa arti kata-kata tersebut? e. Mengapa perempuan tidak diciptakan dari tulang kepala atau tulang kaki, tetapi dari tulang rusuk? f. Apa arti kata perempuan? Penjelasan Perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, itu berarti bahwa perempuan dan laki-laki berasal dari sumber yang sama, sehingga keduanya sederajat. Perempuan merupakan pendamping laki-laki, sederajat untuk dihormati dan disayangi sebagai teman. Oleh sebab itu, perempuan tidak diciptakan dari tulang kepala untuk menguasai laki-laki, dan juga tidak diciptakan dari tulang kaki supaya diinjak-injak oleh laki-laki. Sebagai teman, laki-laki dan perempuan dapat saling menghargai, menghormati, dan dapat saling membantu dalam suka dan duka. Antara laki-laki dan perempuan, selain terdapat banyak persamaan terdapat pula perbedaan yang menarik. Laki-laki dan perempuan memiliki kekhasannya masing-masing. Selain perbedaan jasmani, terdapat pula perbedaan kemampuan, pembawaan, dan sifat-sifat. Perbedaan itu tidak menyebabkan laki-laki dan perempuan saling bertolak belakang, tetapi justru saling mengisi dan melengkapi. Oleh sebab itu, antara laki-laki dan perempuan harus saling menghormati dan mencintai. Berdasarkan kebudayaan, istilah perempuan menegaskan peran mulia sebagai “yang empunya” kehidupan. Hal ini terkait dengan kedudukan perempuan sebagai ibu yang mampu melahirkan. Semua orang yang ada di muka bumi tentu dilahirkan dari ibu atau perempuan. Sebagai perbandingan, istilah wanita lebih menempatkan peran kedua atau lebih rendah dari laki-laki. Istilah wanita sering diartikan sebagai “wani ditata” atau yang harus ditata dan diatur.

3. Membangun Sikap Hormat antara Perempuan dan Laki-laki