Menyimak Cerita tentang Sebatang Bambu yang Taat pada Petani

48 | Buku Siswa Kelas V SD

E. Maria dan Elisabet Menanggapi Rencana Allah

Doa Ya Allah Bapa Mahapengasih, Hari ini kami hendak belajar Untuk meneladani Maria dan Elisabet Yang taat, setia, dan rendah hati. Ajarilah kami untuk meneladani mereka Agar rencana-Mu dapat terlaksana Di dalam diri kami dan semua orang. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

1. Menyimak Cerita tentang Sebatang Bambu yang Taat pada Petani

Baca dan simaklah Kisah Sebatang Bambu dibawah ini Kisah Sebatang Bambu Alkisah, sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu. Dia berkata kepada batang bambu, “Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?” Batang bambu menjawabnya, “Oh, tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu.” Sang petani menjawab, “Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat Keteladanan Maria dan Elisabet adalah tawaran nilai bagi manusia yang berlaku sepanjang masa, dalam mengimani Allah. Maria dan Elisabet adalah dua pribadi yang sama seperti kita, yang mendambakan kebahagiaan. Sikap iman Maria dan Elisabet tampak dalam ketaatan, kesetiaan, dan kerendahan hatinya. Mereka rela menanggung kedukaan, sebagai konsekuensi untuk memperoleh kebahagiaan sejati. Jawaban Maria atas kabar Malaikat Gabriel menangung risiko yang berat: dikucilkan, dihina, ditinggalkan oleh Yusuf tunangannya. Kesedihan dan kedukaannya, ia simpan di dalam hatinya. karena ia yakin, rencana Allah akan terlaksana di dalam dirinya. Sumber: http:s.kaskus.idimages2015011171 50107_20150111073142.jpg Gambar. 2.7 Pipa saluran air T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti | 49 melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat tumbuh dengan subur.” Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam…, kemudian dia berkata kepada petani, “Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?” Petani menjawab batang bambu itu, “Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah.” Akhirnya batang bambu itu berserah diri, “Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki.” Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawahnya sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak. sumber: catatannyasulung.wordpress.com20120804 Belajar dari Ketaatan Sebatang Bambu Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini a. Bagaimana perasaanmu setelah mendengar cerita tersebut? b. Apa yang dilakukan petani terhadap bambu tersebut? c. Bagaimana bambu menunjukkan ketaatannya pada petani? d. Menurut kisah tersebut, apa jasa dan buah pengorbanan bambu tersebut? Penjelasan Ada berbagai perasaan yang muncul setelah mendengar cerita tersebut. Ada yang merasa sedih, bangga, salut, dan lain-lain. Petani menebang, memotong, membelah, dan menempatkan bambu tersebut sebagai saluran air untuk mengairi sawah. Meskipun berat dan menyakitkan, bambu taat kepada rencana dan rancangan petani. Ia menyerahkan dirinya untuk ditebang, dipotong, dibelah dan dibentuk sesuai rencana petani. Atas jasa dan pengorbanannya, sawah yang kurang subur dapat menghasilkan tanaman serta buah yang melimpah. Bambu tentu merasa tidak sia-sia, bahkan merasa bangga karena pengorbanan dirinya menjadi berkat bagi petani dan orang-orang di sekitarnya. T ID A K U N T U K D IG A N D A K A N 50 | Buku Siswa Kelas V SD

2. Menggali Pengalaman Kitab Suci