Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016
91
BAB 4 PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN
DAN ANGGARAN 2016
4.1. KERANGKA PENDANAAN
Pendanaan merupakan salah satu kunci utama dalam tercapainya pembangunan infrastruktur, yang memerlukan
dana yang besar. Pembangunan infrastruktur transportasi membutuhkan pembiayaan yang terstruktur dalam periode
yang panjang. Pemerintah dapat meningkatkan pembelanjaan sektor publik hingga mencapai 5 bahkan hingga 7 PDB.
Pemerintah mempunyai kewajiban Public Sector Obligation membangun infrastruktur dasar yang layak secara ekonomi
tetapi tidak layak secara komersial. Kemitraan pemerintah dan swasta Public Private Partnership diperlukan untuk mendukung proyek-proyek yang layak secara ekonomi
namun kurang layak secara finansial.
4.1.1. SKENARIO PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
Dalam konteks skenario perencanaan infrastruktur perhubungan pembangunan jalan raya menjadi salah satu komponen terbesar dalam pemenuhan kebutuhan
pendanaan. Skenario peningkatan jaringan jalan akan memberikan implikasi terhadap peningkatan aksesibilitas antar wilayah di Indonesia, serta
memberikan jaminan peningkatan pelayanan distribusi barang dan penumpang. Hal ini akan meningkatkan pula pendapatan sektor transportasimeskipun pada
beberapa kasus peningkatan infrastruktur jalan juga akan memberikan dampak terhadap peningkatan pertumbuhan lalu lintas. Namun permasalahan demikian
menjadi salah satu aspek yang memerlukan penanganan mengingat roda perekonomian negara akan sangat tergantung pada pengembangan
infrastruktur. Adapun Skenario Pendanaan Berdasarkan Kerangka RPJMN Tahun 2015-2019 dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.17 Skenario Pendanaan Berdasarkan Kerangka RPJMN Tahun 2015-2019
Sektor Skenario Penuh
100 Skenario Parsial
75 Skenario Dasar
50
Jalan 1.274
851 637
Perkeretaapian 278
222 140
Transportasi Perkotaan 169
127 84
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016
92
Sektor Skenario Penuh
100 Skenario Parsial
75 Skenario Dasar
50
Transportasi Laut 563
424 282
Transportasi Darat 91
80 60
Transportasi Udara 182
165 100
Total 2.557
1.869 1.303
Sumber : Bappenas, 2014
Skenario pendanaan memberikan implikasi terhadap beberapa skenario didalam peningkatan perjanjian dan pengembangan investasi dengan pihak swasta. Mekanisme
Kerjasama Pemerintah Swasta KPS dan lembaga-lembaga internasional maupun negara lain akan menjadi salah satu komponen yang harus dibangun. Peningkatan hubungan
bilateral antar negara akan berpotensi meningkatkan investasi, sedangkan peningkatan komponen pinjaman luar negeri yang berpotensi untuk membiayai pembangunan
infrastruktur di Indonesia. Pada Tahun 2015-2019, skenario tersebut menjadi salah satu alternatif yang paling signifikan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi negara
dengan tidak mengesampingkan kebutuhan lainnya.
Berdasarkan skema pendanaan pembangunan infrastruktur yang diterbitkan Bappenas, mekanisme optimalisasi peran BUMN dan Swasta menjadi alternatif positif mengingat
sumber pendanaan negara belum optimal memberikan upaya pemerataan pembangunan infrastruktur. Peran swasta dan BUMN menjadi sangat penting dalam
memberikan multiplier effect terhadap peningkatan iklim investasi, serta percepatan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional maupun wilayah yang akan berdampak
pada kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.Adapun beberapa kerangka pendanaan pembangunan infrastruktur antara lain seperti dibawah ini:
4.1.2. SKEMA FINANSIAL KREATIF
Kerangka pembiayaan infrastruktur transportasi terdiri dari beberapa skema finansial kreatif yang
didasarkan pendanaanAPBN on Budget, DCM Off Budget,
danOff Budget
Private Financing.
Pembiayaan transportasi sendiri dibagi dalam duastrategi, yaitu:1 PPP Konvensional dan 2
Aliansi Strategis. Proyek-proyek yang layak secara ekonomi
dan finansial
dapat diserahkan
sepenuhnya kepada pembiayaan sektor swasta Private Financing Initiatives, termasuk proyek-proyek khusus yang bersifat unsolicited
dan tidak memerlukan lelang kompetitif. Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan SDM harus ditingkatkanuntuk mempersiapkan, mengelola, dan mengawasi pelaksanaan
proses dan prosedur PPP sesuai dengan prinsip-prinsip internasional. Pembiayaan proyek-proyek PPP berkaitan dengan pembiayaan proyek modern. Proyek skala besar
membutuhkan Equity Financing, Debt Financing yang canggih, dan aliansi pendanaan global konsorsium perbankan, investment fund, bond, dan rekayasa finansial lainnya.
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016
93
Adapun beberapa skema pendanaan proyek-proyek investasi adalah sebagai berikut: 1. Investasi Pemerintah. Pemerintah dalam melakukan investasi pada proyek-proyek
yang dianggap layak secara ekonomi dengan memanfaatkan dana APBNAPBD; DAU, DAK, dan Dana Daerah; Pinjaman Luar Negeri dan Kredit Ekspor.
a. Contoh pemanfaatan dana APBNAPBD adalah Subsidi dan Public Service Obligation PSO. Subsidi adalah sumbangan atau pembayaran uang oleh
pemerintah pada barang dan jasa untuk dapat menghasilkan produk barangjasa yang lebih murah. Biasanya subsidi digunakan oleh pemerintah untuk melakukan
proteksi terhadap produk-produk dalam negeri ataupun untuk memberikan peluang yang sama dalam mengakses fasilitas publik terhadap masyarakat yang
marginal. Public Service Obligation PSO merupakan tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan layanan publik kepada masyarakat untuk jasa non komersial,
yang dilakukan melalui BUMN atau swasta dan didukung oleh pemerintah melalui skema dukungan sistem non-financial atau financial.
b. Sumber pendanaan luar negeri, baik berupa hibah maupun pinjaman luar negeri PHLN, diupayakan tetap mengutamakan kedaulatan, kepentingan nasional dan
meningkatkan efektivitas pemanfaatannya sesuai prioritas pembangunan nasional. Pemanfaatan PHLN seharusnya dilihat bukan hanya dari sisi pendanaan
tetapi juga sebagai sarana untuk bertukar informasi dan pembelajaran yang bertujuan untuk memperkuat dan menyempurnakan sistem perencanaan,
anggaran, pengadaan, pemantauan dan evaluasi nasional serta kapasitas kelembagaan serta sumber daya manusia. Sumber pendanaan melalui hibah luar
negeri dapat berasal dari mitra pembangunan internasional, baik negara maupun lembagabadan internasional.
2. Kemitraan Pemerintah Swasta KPS. Skema pendanaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta KPS bertujuanuntuk pembangunan prasarana dasar yang tidak layak secara
finansial namun layak secara ekonomis dan telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Skema KPS berfokus pada pendanaan sarana dan prasarana
pembangunan infrastruktur transportasi yang memiliki kelayakan finansial tinggi full cost recovery atau kelayakan marjinal terkait kontribusi pemerintah dalam bentuk
government support. Skema KPS juga dapat disinergikan dengan optimasi penggunaan pinjaman dan hibah luar negeri, khususnya untuk pendanaan prasarana
dasar.
3. Investasi Swasta. Pihak swasta berpartisipasi secara langsung dalam pembiayaan proyek-proyek infrastruktur, yaitu melalui proyek KPS dengan skema unsolicited,
special purpose, dan pemanfaatan hak kompensasi. a. Penilaian dan evaluasi kelayakan berupa pemeriksaan semua dokumen
administrasi di hadapan Tim Penilai; b. Proses penetapan BLU penuh atu BLU bertahap.
4. Creative financing sebagai pembiayaan alternatif, terbagi menjadi:
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016
94
a. Infrastructure Bond yang penggunaannya secara khusus untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur;
b. Penugasan BUMN seperti penugasan Hutama Karya dalam proyek Trans Sumatera Highway didukung melalui penyertaan modal pemerintah dan direct-
lending yang dijamin oleh pemerintah; c. Private Finance Initiative PFI– multi-year contract 15 - 30 tahun;
d. Performance-Based Annuity Scheme PBAS atau Availability Payment; e. Pengenaan tarifbiaya akses seperti Electronic Road Pricing ERP;
f. Infrastruktur swasta private infrastructure; g. Pembangunan infrastruktur berbasis partisipasi masyarakat community-based
infrastructure.
4.1.3. SKEMA PENDANAAN INFRASTRUKTUR SELAIN SKEMA
APBN, APBD DAN KPS
Skema pendanaan infrstruktur diluar skema APBN dan APBD, serta KPS dilakukan melalui pendekatan insitusional dan pendekatan kebijakan.
Pendekatan Institusional
Pendekatan institusional dalam perumusan kerangka pendanaan infrastrukturdijelaskan, sebagai berikut :
1. Penugasan BUMN seperti: konsep penugasan Hutama Karya dalam proyek Trans Sumatera Highway didukung melalui modal pemerintah dan direct-lendingyang
dijamin oleh pemerintah; 2. Infrastruktur swasta private infrastructure untuk proyek-proyek yang memiliki
kelayakan ekonomi dan finansial baik; 3. Pembangunan infrastruktur berbasis partisipasi masyarakat community-based
infrastructure khususnya untuk proyek infrastruktur skala kecil; 4. Bank khusus pendanaan infrastruktur infrastructure bank untuk mengelola project
development revolving funddan pengelolaan dana dari infrastructure bondmaupun dana dukungan pemerintah;
5. Bank khusus pengadaan tanah untuk pembangunan infrastruktur bank tanah.
Pendekatan Kebijakan
Pendekatan kebijakan dalam pendanaan infrastruktur di sektor transportasi, sebagai berikut:
1. Infrastructure Bond, obligasi yang penggunaannya dikhususkan untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur;
2. Private Finance Initiative PFI– pembiayaan multi-yearcontractselama 15-30 tahun; 3. Performance-Based Annuity Scheme PBAS atau Availability Payment untuk
menjamin kelangsungan penerimaan investor dalam rentang waktu konsesi;
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016
95
4. Pengenaan tarifbiaya akses penggunaan infrastruktur sepertiElectronic Road Pricing ERP;
5. Asset SaleLease back – penjualan aset untuk pendanaan pembangunan atau kontrak-sewa jangka panjang, seperti kerja sama 10 bandar udara UPBU di
Kementerian Perhubungan, untuk peningkatan layanan infrastruktur.
4.1.4. SKEMA PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TAHUN 2015-2019
Kerangka Pendanaan transportasi di Kementerian Perhubungan disusun berdasarkan kebutuhan capaian kinerja Kementerian Perhubungan yang direpresentasikan melalui
Indikator Kinerja Utama Kementerian Perhubungan, serta Kerangka Regulasi Kementerian rasi Kementerian Perhubungan Tahun 2015 sejumlah Rp. 63.874,7Miliar,
sedangkan pada tahun 2019 ditargetkan mencapai Rp. 130.407,9Miliar. Total Pendanaan Kementerian Perhubungan yang direncanakan antara tahun 2015-2019 mencapai Rp.
538.714,7Miliar. Rincian pendanaan untuk tiap unit kerja Eselon I dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.18 Rincian pendanaan untuk tiap unit Eselon I Kementerian Perhubungan
Tahun 2015-2019
UNIT KERJA ALOKASI
2015 2016
2017 2018
2019 TOTAL
Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat
Total 6.077,110
10.620,239 13.031,644 13.481,219 14.053,450 57.263,663
RPJMN 5.834,863
10.352,510 12.748,852 13.180,734 13.732,233 55.849,192
Dukungan Manajemen
242,247 267,729
282,792 300,485
321,217 1.414,471
Direktorat Jenderal
Perkeretaapian
Total 18.670,667
39.558,846 46.200,814 63.253,295 65.641,932 233.325,554 RPJMN
18.554,441 39.433,600 46.066,800 63.109,900 65.488,500 232.653,241
Dukungan Manajemen
116,227 125,246
134,014 143,395
153,432 672,313
Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut
Total 22.842,956
25.513,008 25.216,711
25.362,225 26.985,451
125.920,351 RPJMN
18.169,557 19.721,907
18.556,945 17.703,494
18.177,910 92.329,813
Dukungan Manajemen
4.673,399 5.791,101
6.659,766 7.658,731
8.807,541 33.590,538
Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara
Total 11.745,870
18.376,110 17.820,380 17.620,360 17.748,300 83.311,020 RPJMN
9.502,170 16.054,660 15.437,340 15.222,100 15.206,090 71.422,360
Dukungan Manajemen
2.243,700 2.321,450
2.383,040 2.398,260
2.542,210 11.888,660
Badan Pengembangan
SDM Perhubungan
Total 4.401,610
6.712,099 6.741,825
6.819,239 7.507,361
32.182,133 RPJMN
4.096,440 6.351,580
6.362,604 6.424,663
7.010,172 30.245,459
Pusdiklat Aparatur
Perhubungan 74,100
101,519 116,659
126,369 222,699
641,347 Dukungan
Manajemen 231,070
258,999 262,562
268,207 274,489
1.295,327
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016
96 UNIT KERJA
ALOKASI 2015
2016 2017
2018 2019
TOTAL Badan Litbang
Perhubungan
228,259 240,359
251,107 237,048
247,941 1.204,715
Inspektorat Jenderal
100,311 105,330
110,590 116,120
122,930 555,282
Sekretariat Jenderal
887,221 1.036,891
1.031,456 1.087,927
1.148,374 5.191,869
TOTAL PENDANAAN 64.954,005 102.162,883 110.404,527 127.977,434 133.455,739 538.954,587
Sumber : Renstra Kemenhub 2015-2019
Total rencana pendanaan tersebut dialokasikan untuk pengembangan transportasi dengan pembagian pada beberapa sub sektor, yaitu untuk Inspektorat Jenderal Total
Pendanaan sampai dengan Tahun 2019 yang dibutuhkan adalah sejumlah Rp. 555,2 Miliar
yang digunakan
untuk pelaksanaan
Program Pengawasan
Dan PeningkatanAkuntabilitas Aparatur Kementerian Perhubungan, sedangkan untuk
Sekretariat Jenderal sejumlah Rp. 5.191,869 Miliar. Rencana pendanaan di Kementerian Perhubungan tersebut direncanakan pula untuk
penyelenggaraan Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Darat sejumlah Rp.57.263,663 Miliar dengan rincian penggunaannya untuk pelaksanaan dan
implementasi kegiatan pengembangan dan pembinaan sistem transportasi perkotaan, manajemen dan peningkatan keselamatan transportasi darat, pembangunan dan
pengelolaan prasarana dan fasilitas lalu lintas angkutan jalan, pembangunan sarana dan prasarana transportasi ASDP dan pengelolaan prasarana lalu lintas SDP serta dukungan
manajemen dan teknis. Pendanaan tersebut juga digunakan salah satunya adalah untuk memenuhi target quick wins Kementerian Perhubungan khususnya untuk pelaksanaan
kegiatan pada Direktorat Jenderal Transportasi Darat dengan beberapa sasaran, meliputi terlaksananya penataan transportasi Jabodetabek QW, terwujudnya konektivitas
transportasi perkotaan di 28 Kota termasuk aksesibilitas, sarana, dan prasarana QW, terselenggaranya transportasi perkotaan di 17 kota pengembangan BRT.
Didalam usaha mewujudkan program strategis Kementerian Perhubungan, khususnya pada pembangunan dan pengembangan transportasi perkeretaapian, kerangka
pendanaan yang sudah disusun oleh Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 direncanakan pula untuk mendukung program pengelolaan dan penyelenggaraan
transportasi perkeretaapian sejumlah Rp. 233.325,5 Miliar untuk implementasi kegiatan pembangunan dan pengelolaan bidang sarana perkeretaapian, kegiatan pembangunan
dan pengelolaan bidang lalu lintas dan angkutan kereta api, kegiatan pembangunan dan pengelolaan prasarana dan fasilitas pendukung kereta api, kegiatan pembangunan dan
pengelolaan bidang keselamatan perkeretaapian serta dukungan manajemen dan teknis. Pendanaan tersebut juga digunakan untuk membiayai target percepatan pembangunan
perkeretaapian sampai dengan tahun 2019 dengan skema quick win, serta program lanjutan yang diselenggarakan pada Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Kerangka pendanaan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 juga disusun dalam usaha untuk meningkatkan pembangunan transportasi melalui program pengelolaan dan
penyelenggaraan transportasi laut, sejumlah Rp. 125.920,35 Miliar yang merupakan
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016
97
angka total pendanaan Tahun 2015-2019. Pendanaan tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan pengelolaan dan penyelenggaraan di bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Laut, bidang penyelenggaraan Pelabuhan dan Pengerukan, Perkapalan dan Kepelautan, bidang Kenavigasian, dan Penjagaan Laut dan Pantai, serta Dukungan
Manajemen dan Teknis lainnya. Lebih lanjut kerangka pendanaan yang secara khusus pada program pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi laut tersebut juga
digunakan dalam kerangka membiayai percepatan pembangunan transportasi laut melalui pelaksanaan program quick win dengan beberapa sasaran kegiatan meliputi
meningkatnya ketersediaan dan kehandalan armada pelayaran nasional, pemenuhan kebutuhan fasilitas pelabuhan sesuai persyaratan hirarkinya serta meningkatnya
ketersediaan sarana dan prasarana di bidang Keselamatan dan Keamanan Pelayaran.
Dalam penyelenggaraan pembangunan transportasi udara pendanaan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 digunakan untuk membiayai program pengelolaan dan
penyelenggaraan transportasi udara dengan total anggaran sejumlah Rp. 83.311,020 Miliar. Total anggaran pada program tersebut digunakan untuk membiayai rincian
kegiatan, meliputi pelayanan angkutan udara perintis, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana bandar udara, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan
prasarana keamanan penerbangan, pengawasan dan pembinaan kelaikan udara dan pengoperasian pesawat udara, pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana
navigasi penerbangan, serta dukungan manajemen dan teknis lainnya.
Pendanaan Kementerian Perhubungan didalam pengembangan sumberdaya transportasi diarahkan pada upaya mewujudkan implementasi program pengembangan sumberdaya
manusia perhubungan dengan total anggaran dari tahun 2015-2019 mencapai Rp. 32.182,13 Miliar dengan rincian implementasi kegiatan pada program tersebut
digunakan untuk pembiayaan pengembangan sumber daya manusia perhubungan darat, pengembangan sumber daya manusia perhubungan laut, pengembangan sumber daya
manusia perhubungan udara, pendidikan perhubungan darat, pendidikan perhubungan laut, pendidikan perhubungan udara, serta digunakan pula untuk percepatan
pembangunan programkegiatan di Kementerian Perhubungan melalui program quick win dengan sasaran, meliputi terbangunnya kampus terpadu SDM transportasi,
terbangunnya kampus BP2TD di Bali, serta terbangunnya kampus baru akademi perkeretaapian di Madiun.
Dalam upaya mewujudkan integritas, serta kualitas penelitian dan pengembangan pada Kementerian Perhubungan, disusun pula kerangka pendanaan yang dialokasikan pada
Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan dengan total rencana anggaran dari tahun 2015-2019 sejumlah Rp. 1.204,715 Miliar. Anggaran tersebut alokasinya
direncanakan untuk membiayai beberapa programkegiatan terkait dengan penelitian dan pengembangan teknologi dan dukungan manajemen serta dukungan teknis.
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan sudah memberikan gambaran terkait dengan
upaya-upaya pembangunan
transportasi yang
secara komprehensif
memperhatikan aspek lintas sektor, diantaranya penyelesaian masalah transportasi yang lebih memperhatikan pendekatan keruangan atau kewilayahan. Hal ini menjadi bagian
penting mengingat aspek keruangan atau kewilayahan akan memberikan pengaruh besar, khususnya apabila menilik aspek penataan ruang di Indonesia yang sangat
Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016
98
mempengaruhi pola perkembangan jaringan jalan, pertumbuhan aktivitas pergerakan, serta meningkatnya permasalahan-permasalahan transportasi. Tumbuhnya aktivitas
bangkitan dan tarikan perjalanan, serta terhambatnya proses distribusi barang dan komoditas, maupun distribusi penumpang pada berbagai matra cukup signifikan
dipengaruhi oleh perubahan dan pertumbuhan aktivitas ruang dan kewilayahan, sehingga upaya penataan dan pembangunan tata ruang di Indonesia menjadi bagian
penting didalam perencanaan transportasi.
4.2. KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-