DEVIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN PERHUBUNGAN DENGAN

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 114 No PROGRAM PAGU INDIKATIF 2016 RM PLN RM Pendamping PLN HLN SBSN PNBP BLU JUMLAH 7 BADAN LITBANG PERHUBUNGAN 228.259.100 228.259.100 8 BADAN PSDM-P 5.125.936.603 269.939.245 401.299.187 5.797.175.035 8 BADAN LITBANG 228.259.100 228.259.100 JUMLAH 42.626.925.527 4.990.620.000 64.720.000 1.380.000 4.983.000.000 2.229.263.808 401.299.187 55.297.208.522 Catatan : SESUAI SB a. Belanja Pegawai Operasional 2.952.007.908 b. Belanja Barang Operasional 2.709.253.433 c. Belanja Non Operasional Berkarakteristik Operasional RM 291.331.262 d. Belanja Angggaran Pendidikan 3.182.520.000

4.4. DEVIASI ANGGARAN PEMBANGUNAN PERHUBUNGAN DENGAN

KEBUTUHAN PENDANAAN DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENHUB 2015-2016 Kebutuhan investasi pembangunan infrastruktur terutama bidang perhubungan memerlukan pendanaan yang sangat besar, dimana berdasarkan Rule Of Thumb investasi infrastruktur minimal 5 dari PDB Nasional. Infrastruktur menjadi hal yang paling krusial untuk dibenahi dalam rangka memperkecil ketimpangan wilayah barat dan timur Indonesia. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi diharapkan mampu memperbaiki konektivitas antar wilayah dan antar pulau untuk mempercepat pemerataan pembangunan serta mendorong sektor lain untuk berkembang multiplier effect. Namun, yang menjadi tantangan pembangunan infrastruktur transportasi yaitu besarnya gapdeviasi anggaran kebutuhan dengan alokasi anggaran belanja, walaupun alokasi anggaran belanja meningkat dari alokasi tahun sebelumnya. Berdasarkan data anggaran belanja infrastruktur transportasi dari Tahun 2015-2016, gapdeviasi anggaran antara alokasi anggaran dengan kebutuhan dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 justru semakin besar, dimana pada TA.2015 terdapat gap deviasi pembiayaan sebesar 30,82, TA.2016 gapdeviasi anggaran bertambah besar menjadi 54,13. Oleh karena itu, target pembangunan transportasi yang tercantum dalam Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dan RPJMN Tahun 2015-2019 tidak dapat dilaksanakan secara optimal sehingga target pembangunan infrastruktur transportasi seharusnya direvisi sesuai dengan alokasi anggaran belanja yang diterima oleh Kementerian Perhubungan. Selain itu, untuk memenuhi besarnya kebutuhan anggaran pembangunan infrastruktur transportasi diperlukan dukungan swasta dan BUMN dalam pembangunan sarana dan prasarana transportasi di Indonesia. Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 115 Tabel 4.20 Perbandingan Antara Alokasi Anggaran Perhubungan Dengan Kebutuhan Pendanaan Dalam Renstra Kemenhub Tahun 2015-2019 NO UNIT ESELON I RKA 2015 RKA 2016 RENSTRA ALOKASI ANGGARAN RENSTRA PAGU INDIKATIF 1 Sekretariat Jenderal 887.221.672 887.221.672 1.036.891.000 887.221.672 2 Inspektorat Jenderal 100311700 100.311.700 105.330.284 100.311.699 3 Ditjen Perhubungan Darat 6.077.110.000 4.036.624.600 10.620.239.176 4.222.689.715 4 Ditjen Perhubungan Laut 22.842.955.870 11.321.559.863 25.513.008.047 16.530.268.535 5 Ditjen Perhubungan Udara 11.745.870.000 10.027.275.901 18.376.110.000 11.492.420.052 6 Ditjen Perkeretaapian 18.670.667.322 14.358.968.009 39.558.846.384 16.038.862.714 7 Badan Litbang 228.259.100 228.259.100 240.359.160 228.259.100 8 Badan Pengembangan SDM 4.401.610.000 3.973.685.231 6.712.098.817 5.797.175.035 JUMLAH 64.954.004.791 44.933.906.076 102.162.882.868 55.297.208.522 DEVIASI ANGGARAN 30,82 54,13

4.5. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERHUBUNGAN TAHUN 2016