SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR

Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 65

BAB 3 SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR

KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 3.1. SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Presiden maka visi dan misi tersebut dijabarkan menjadi sasaran pembangunan nasional beserta indikator sektor transportasi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN Tahun 2015- 2019, sebagaimana pada tabel berikut ini. Tabel 3.15 Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun 2015-2019 NO SASARAN INDIKATOR Penguatan Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan 1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antarmoda untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana transportasi dan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau sesuai dengan sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda a Menurunnya waktu tempuh rata-rata per koridor untuk koridor utama dari 2,6 jam per 100 km menjadi 2,2 jam per 100 km pada lintas-lintas utama; b Meningkatnya jumlah penumpang yang diangkut maskapai penerbangan nasional dengan membangun 15 bandara baru; c Pengembangan 9 bandara untuk pelayanan kargo udara; d Peningkatan On-time Performance Penerbangan menjadi 95; e Modernisasi sistem pelayanan navigasi penerbangan dan pelayaran; f Meningkatnya kapasitas 24 pelabuhan untuk mendukung tol laut yang terdiri 5 pelabuhan hub dan 19 pelabuhan feeder; g Pembangunan dan pengembangan 163 Pelabuhan non komersial sebagai sub feeder tol laut; h Dwelling time pelabuhan; i Pembangunan 50 kapal perintis dan terlayaninya 193 lintas angkutan laut perintis; Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 66 NO SASARAN INDIKATOR j Meningkatnya jumlah barang dan penumpang yang dapat diangkut oleh kereta api melalui pembangunan jalur KA minimal sepanjang 3.258 kilometer; k Terhubungkannya seluruh lintas penyeberangan sabuk Utara, Tengah, dan Selatan serta poros – poros penghubungnya melalui pembangunan pengembangan 65 pelabuhan penyeberangan dan pengadaan 50 unit kapal penyeberangan; l Meningkatnya peran angkutan sungai dan danau melalui pembangunan dermaga sungai dan danau di 120 lokasi. 2. Meningkatnya kinerja pelayanan dan industri transportasi nasional untuk mendukung konektivitas nasional, Sistem Logistik Nasional Sislognas dan konektivitas global a Meningkatnya pangsa pasar yang diangkut armada pelayaran niaga nasional melalui penguatan regulasi hingga 20 dan memberikan kemudahan swasta dalam penyediaan armada kapal; b Meningkatnya jumlah armada pelayaran niaga nasional yang berumur 25 tahun hingga 50 serta meningkatnya peran armada pelayaran rakyat; c Terselenggaranya pelayanan Short Sea Shipping yang terintegrasi dengan moda lainnya; d Meningkatnya peran serta sektor swasta dalam pembangunan transportasi melalui KPS atau investasi langsung; e Terpisahkannya fungsi operator dan regulator serta pemberdayaan dan peningkatan daya saing BUMN transportasi; f Meningkatnya SDM transportasi yang bersertifikat menjadi 2 kali lipat dibandingkan kondisi baseline; g Terhubungkannya konektivitas nasional dengan konektivitas global melalui penyelenggaraan pelayanan transportasi lintas batas negara; h Termanfaatkannya hasil industri transportasi nasional. Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 67 NO SASARAN INDIKATOR 3. Meningkatnya tingkat keselamatan dan keamanan penyelenggaraan pelayanan transportasi a Menurunnya angka fatalitas korban kecelakaan transportasi jalan hingga 50 persen dari kondisi baseline; b Menurunnya rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135 menjadi kurang dari 3 kejadian1 juta flight cycle; c Menurunnya jumlah kejadian kecelakaan transportasi laut menjadi kurang dari 50 kejadiantahun; d Menurunnya rasio angka kecelakaan kereta api dari 0,025 kecelakaan per 1 juta-km perjalanan kereta api; e Tersedianya informasi dan sistem data tingkat keselamatan infrastruktur jalan nasional dan provinsi yang mutakhir setiap tahunnya. 4. Menurunnya emisi gas rumah kaca RAN-GRK di sektor transportasi Menurunnya emisi gas rumah kaca RAN- GRK sebesar 2,982 juta ton CO2e untuk subsektor transportasi darat, 15,945 juta ton CO2e untuk subsektor transportasi udara, dan 1,127 juta ton CO 2 e untuk subsektor transportasi perkeretaapian hingga tahun 2020 melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan responsif terhadap perubahan iklimcuaca ekstrim. 5. Tersedianya layanan transportasi serta komunikasi dan informatika di perdesaan, perbatasan negara, pulau terluar, dan wilayah non komersial lainnya a Meningkatnya sistem jaringan dan pelayanan transportasi perdesaan; b Terselenggaranya pelayanan transportasi perintis secara terpadu. Pembangunan Transportasi Umum Massal Perkotaan 6. Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan a Modal share pangsa pasar angkutan umum perkotaan di kota megapolitan metropolitanbesar minimal 32 ; b Jumlah kota yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis jalan danatau kereta api minimal 34 kota. 7. Meningkatkan kinerja lalu lintas jalan Perkotaan Meningkatnya kecepatan lalu lintas jalan nasional di kota-kota metropolitanbesar menjadi minimal 20 kmjam. Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 68 NO SASARAN INDIKATOR 8. Meningkatkan aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi Perkotaan a Penerapan pengaturan persimpangan dengan menggunakan teknologi informasi ATCS di seluruh ibukota propinsi; b Penerapan ATCS di kota yang telah menerapkan sistem angkutan massal perkotaan berbasis bus BRT dan kota sedangbesar yang berada di jalur logistik nasional, serta Automatic Train Protection ATP pada jaringan kereta api perkotaan; c Penerapan skema pembatasan lalu lintas di kota-kota besarmetropolitan. Sumber : RPJMN Tahun 2015-2019 3.2. SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 Sesuai rumusan sasaran nasional pembangunan sektor transportasi dalam RPJMN Tahun 2015-2019 dan memperhatikan permasalahan dan capaian pembangunan tahun 2010- 2014, maka sasaran pembangunan transportasi dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 dijabarkan dalam 3 aspek yaitu i keselamatan dan keamanan, ii pelayanan transportasi, dan iii kapasitas transportasi sesuai tugas dan tupoksi Kementerian Perhubungan untuk mewujudkan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah. - Handal diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang aman, selamat, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, dan secara terpadu mampu mengkoneksikan seluruh pelosok tanah air; - Berdaya Saing diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang efisien, terjangkau, dan kompetitif, yang dilayani oleh penyedia jasa dan SDM yang berdaya saing internasional, profesional, mandiri, dan produktif; - Nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu mendorong perwujudan kedaulatan, keamanan dan ketahanan nasional national security dan sovereignty di segala bidang ideologi, politik, ekonomi, lingkungan, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan secara berkesinambungan dan berkelanjutan sustainable development. Adapun sasaran pembangunan infrastruktur transportasi Tahun 2015-2019, dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Keselamatan dan Keamanan Transportasi

Aspek keselamatan dan keamanan transportasi, meliputi : 1. Menurunnya angka kecelakaan transportasi; 2. Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 69 penyelenggaraan transportasi;

B. Pelayanan Transportasi

Aspek pelayanan transportasi, meliputi : 1. Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi; 2. Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah kompetensi sesuai dengan kebutuhan; 3. Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan; 4. Meningkatnya kinerja capaian Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance; 5. Meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan; 6. Menurunnya emisi gas rumah kaca GRK dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor transportasi; 7. Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam mewujudkan clean governance;

C. Kapasitas Transportasi

Aspek kapasitas transportasi, meliputi : 1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan multimoda; 2. Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang; 3. Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan khususnya wilayah timur Indonesia; 4. Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan; 5. Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan. Sasaran pembangunan transportasi Kementerian Perhubungan pada prinsipnya sejalan dengan sasaran pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN Tahun 2015-2019. Hal ini tentunya memiliki keselarasan dan interkoneksi yang memberikan pemahaman bahwa sasaran pembangunan nasional dapat dijabarkan kembali menjadi sasaran pada Kementerian Perhubungan yang secara khusus difokuskan pada perencanaan dan pembangunan transportasi. Secara lebih jelasnya korelasi antara sasaran pembangunan nasional dengan sasaran Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 sebagaimana pada diagram berikut ini. Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 70 Gambar 3.1 Sinkronisasi Sasaran RPJMN Tahun 2015-2019 dengan Renstra Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Interkoneksi antara isu strategis dan sasaran Kementerian Perhubungan diperlukan sebagai dasar dalam mengidentifikasi alur pikir perencanaan pembangunan transportasi tahun 2015-2019, sehingga hubungan liniearitas antara isu strategis dan sasaran pembangunan transportasi ke depan dapat terarah dan sejalan dengan agenda prioritas pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN Tahun 2015-2019, sehingga sasaran Kementerian Perhubungan memiliki interkoneksi secara langsung dengan 9 agenda prioritas nasional Nawa Cita. Hal ini memberikan konsekuensi logis dalam bidang transportasi bahwa konsep perencanaan dan pendekatan pembangunan bidang transportasi akan mendukung 9 sembilan agenda prioritas nasional selama 5 lima tahun ke depan. Pendekatan isu strategis transportasi dalam perumusan sasaran pembangunan Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 menjadi penting untuk lebih menata dan mengelola transportasi dengan baik, serta berbasis pendekatan multidimensimultisektor termasuk dalam hal ini kaitannya dengan aspek tata ruang, gender, sosial, lingkungan, dan budaya. Pendekatan tersebut akan membawa sinergitas pembangunan transportasi secara lebih terpadu, mewujudkan pembangunan dan penanganan permasalahan transportasi secara lebih komprehensif dan membawa perubahan pada karakteristik masyarakat, maupun perilaku masyarakat dalam menggunakan dan memelihara sarana Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 71 dan prasarana transportasi secara lebih baik dan bijaksana. Demikian juga Pemerintah menjadi bagian penting sebagai pihak yang akan selalu hadir dalam mengupayakan pembangunan dan pengembangan transportasi untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 3.3. SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2016 Sesuai rumusan sasaran pembangunan transportasi dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 yang dijabarkan dalam 3 aspek yaitu i keselamatan dan keamanan, ii pelayanan transportasi, dan iii kapasitas transportasi sesuai tugas dan tupoksi Kementerian Perhubungan untuk mewujudkan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah. Sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016. Adapun sasaran pembangunan infrastruktur transportasi Tahun 2016 yang merupakan sasaran yang diturunkan dari Renstra 2015-2019, dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Keselamatan dan Keamanan Transportasi

Aspek keselamatan dan keamanan transportasi, meliputi : 1. Menurunnya angka kecelakaan transportasi, dengan menetapkan target pada tahun 2016 antara lain : a. Ratio Kecelakaan transportasi nasional 1 Transportasi Perkeretaapian dengan ratio kecelakaan 0,55 1 Juta Km 2 Transportasi Laut dengan ratio kecelakaan 0,875 10.000 freight 3 Transportasi Udara dengan ratio kecelakaan 3,92 1 Juta Flight b. Jumlah Pedoman standar keselamatan 1 Transportasi Darat sebanyak 4 dokumen 2 Transportasi Laut sebanyak 11 dokumen 3 Transportasi Udara sebanyak 11 dokumen c. Jumlah sarana dan prasarana keselamatan 1 Transportasi Darat melalui kegiatan pengadaan antara lain marka jalan sebanyak 3.266.250 M2; rambu lalu lintas sebanyak 2.025 Unit; APILL sebanyak 200 Unit; alat penerangan jalan umum sebanyak 10.500 unit; alat pengawasan dan pengamanan jalan fasilitas UPPKB sebanyak 1 unit; Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan Guard Rail sebanyak 30.000 M1; dan SBNP sebanyak 29 unit. 2 Transportasi Perkeretaapian melalui kegiatan antara lain penyediaan fasilitas dan peralatan peningkatan keselamatan dan SDM Perkeretaapian Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 72 sebanyak 67 unit; dan pengadaan perangkat Automatic Train Protection ATP sebanyak 4 unit. 3 Transportasi Laut melalui kegiatan antara lain pembangunan SBNP sebanyak 137 unit; pembangunan dan upgrade GMDSS sebanyak 23 unit; pembangunan dan upgrade VTS sebanyak 3 unit; pembangunan baru kapal patroli sebanyak 30 unit, lanjutan pembangunan kapal patroli sebanyak 30 unit, dan penyelesaian pembangunan kapal patroli sebanyak 45 unit; pembangunan baru kapal negara kenavigasian sebanyak 10 unit, lanjutan pembangunan kapal negara kenavigasian sebanyak 5 unit, dan penyelesaian pembangunan kapal negara sebanyak 5 unit. 4 Transportasi Udara melalui kegiatan antara lain peningkatan fasilitas pelayanan darurat sebanyak 44 paket; dan peningkatan fasilitas keamanan penerbangan sebanyak 164 paket. 2. Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi, dengan menetapkan target jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi sebanyak 299 kejadian tahun, antara lain : Transportasi Perkeretaapian sebanyak 288 kejadian tahun pelemparan batu, dengan melakukan kegiatan sosialisasi peningkatan keselamatan Perkeretaapian; Transportasi Laut sebanyak 6 kejadian tahun, dengan melaksanakan patroli dan pengawasan pada jalur lalu lintas pelayaran; dan transportasi udara sebanyak 5 kejadian tahun, dengan melakukan kegiatan pembangunan fasilitas keamanan penerbangan.

B. Pelayanan Transportasi

Aspek pelayanan transportasi, meliputi : 1. Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, dengan menetapkan target pada tahun 2016 antara lain : a. Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi 1 Transportasi Darat sebanyak 4 dokumen. 2 Transportasi Laut sebanyak 6 dokumen. 3 Transportasi Udara sebanyak 5 dokumen. b. Kinerja prasarana transportasi, dengan target peningkatan kinerja di transportasi laut, antara lain : 1 Pencapaian Waiting Time WT sebesar 50,1 persen. 2 Pencapaian Approach Time AT sebesar 54,2 persen. 3 Pencapaian Effective Time ET sebesar 73,8 persen. 2. Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah kompetensi sesuai dengan kebutuhan, melalui peningkatan jumlah lulusan SDM transportasi bersertifikat Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 73 antara lain sebanyak 14.765 orang SDM Aparatur Kemenhub termasuk berasal dari Dishub dan 269.539 orang SDM yang berasal dari masyarakat. 3. Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan, melalui pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi pengambil kebijakan sebesar 75 . 4. Meningkatnya kinerja capaian Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance, dengan menetapkan target pada tahun 2016 antara lain: a. Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi dengan target pencapaian nilai RB 74 BB. b. Nilai aset yang berhasil diinventarisasi sesuai dengan kaidah pengelolaan BMN sebesar Rp. 266,5 Triliun. c. Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan dengan target WTP pada tahun 2016. d. Nilai AKIP Kementerian Perhubungan A 77,5 pada tahun 2016. e. Jumlah penyederhanaan perizinan di lingkungan Kementerian Perhubungan, antara lain Transportasi Darat sebesar 50 , Transportasi Perkeretaapian sebesar 20 , Transportasi Laut sebesar 20, dan Transportasi Udara sebesar 20. f. Keterbukaan informasi publik dengan nilai KIP sebesar 97, melalui pengembangan sistem basis data yang dapat diakses oleh publik. 5. Meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan, melalui penetapan jumlah peraturan perundang-undangan di sektor transportasi selain Keputusan Menteri sebanyak 50 peraturan di tahun 2016. 6. Menurunnya emisi gas rumah kaca GRK dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor transportasi, dengan target antara lain: a. Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional yang dapat diturunkan antara lain Transportasi Darat sebesar 0,68 Juta ton CO 2 e, Transportasi Perkeretaapian sebesar 0,476 Juta ton CO 2 e, Transportasi Laut sebesar 0,392 Juta ton CO 2 e, dan Transportasi Udara sebesar 3,755 Juta ton CO 2 e. b. Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan, antara lain : 1 Transportasi Darat melalui Pengadaan dan pemasangan penerangan jalan umum listrik yang dilengkapi dengan sensor sebanyak 1.000 unit dan SBNP sebanyak 29 unit. 2 Transportasi Laut melalui Pengadaan SBNP yang menggunakan teknologi solar cell sebanyak 137 unit pada tahun 2016. Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 74 3 Transportasi Udara melalui penerapan Bandara dengan konsep Eco Airport di 5 lokasi pada tahun 2016. 7. Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam mewujudkan clean governance, dengan target pelaksanaan monitoring tindak lanjut hasil pengawasan sebesar 30 dan jumlah pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat jabatan fungsional auditor JFA sebanyak 145 orang.

C. Kapasitas Transportasi

Aspek kapasitas transportasi, meliputi : 1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan multimoda, dengan target pada tahun 2016 : a. Peningkatan kapasitas prasarana transportasi, antara lain : 1 Jumlah pembangunanpeningkatan Terminal Penumpang Tipe A sebanyak 7 terminal. 2 Ter a gu ya jalur kereta api sepa ja g , k ’sp. 3 Jumlah pembangunanlanjutanpenyelesaian dan pengembangan Pelabuhan laut non komersial sebanyak 100 pelabuhan. 4 Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap dan Teratur dalam mendukung Tol Laut sebanyak 7 rute. 5 Jumlah pembangunan pengembangan bandara, yaitu pengembangan 100 bandara dan pembangunan 2 bandara baru. b. Peningkatan kapasitas sarana transportasi, antara lain : 1 Pengadaan Bus BRT sebanyak 530 unit. 2 Pengadaan sarana KA angkutan penumpang APBN sebanyak 24 unit. 3 Jumlah armada kapal negara angkutan laut perintis, melalui kegiatan Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis sebanyak 70 kapal, dan penyelesaian pembangunan kapal Negara angkutan laut perintis sebanyak 30 kapal. c. Terselenggaranya Proses Kerjasama Pemerintah Swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi, antara lain : 1 Transportasi Perkeretaapian sebanyak 1 proyek. 2 Transportasi Laut sebanyak 2 proyek. 3 Transportasi Udara sebanyak 1 proyek. 2. Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan khususnya wilayah timur Indonesia, dengan target pada tahun 2016 : a. Jumlah lintasanrute angkutan perintis, antara lain : 1 Angkutan Jalan sebanyak 227 trayeklintasrute. Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 75 2 Angkutan Penyeberangan sebanyak 225 trayeklintasrute. 3 Angkutan Kereta Api sebanyak 5 trayeklintasrute. 4 Angkutan Laut sebanyak 113 trayeklintasrute. 5 Angkutan Udara sebanyak 228 trayeklintasrute. b. Jumlah lintasan rute angkutan perintis menjadi komersial : Angkutan Penyeberangan sebanyak 48 trayeklintasrute. 3. Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan, dengan target pada tahun 2016: a. Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis jalan dan kereta api, dengan pelaksanaan pengadaan bus BRT pada 23 lokasi Transportasi Darat dan pembangunan listrik aliran atas KA di 6 lokasi Transportasi Perkeretaapian. b. Modal share pangsa pasar angkutan umum perkotaan di Kota MegapolitanMetropolitan Besar khusus BRT sebesar 6 . 4. Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan, dengan target pada tahun 2016 berdasarkan jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan dengan menggunakan teknologi informasi ATCS di seluruh ibukota provinsi kota besar kota metropolitan. Target 2016 sebanyak 27 lokasi melalui Pengadaan dan Pemasangan ATCS di Ibukota Provinsi Kota-Kota Besar Kota – Kota Metropolitan. 3.4. TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015 - 2019 Untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja penyelenggaraan transportasi sebagai salah satu persyaratan terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, dibutuhkan pengukuran kinerja kegiatan untuk menilai tingkat keberhasilan pencapaian sasaran Kementerian Perhubungan. Pengukuran kinerja Kementerian Perhubungan merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematis serta didasarkan pada indikator kinerja kegiatan, meliputi masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Tingkat keberhasilan suatu kegiatan ditandai dengan indikator kinerja utama Kementerian Perhubungan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 85 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 76 lingkungan Kementerian Perhubungan yang telah disempurnakan melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2012 dengan tambahan indikator kegiatan yang bersifat strategis. Indikator Kinerja Utama IKU Kementerian Perhubungan tahun 2015-2019 disusun sebagai indikator outcome dan bukan merupakan indikator output, yang dikelompokkan dalam 3 tiga aspek utama, yaitu : 1 Keselamatan dan keamanan transportasi, 2 Pelayanan transportasi, dan 3 Kapasitas transportasi. Tiap aspek memiliki sasaran dan kebijakan, sebagai berikut: 3.4.1. KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI Dalam rangka mewujudkan keselamatan dan keamanan transportasi, Kementerian Perhubungan mempunyai dua sasaran, yaitu : 1 Menurunnya angka kecelakaan transportasi; dan 2 Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi selama kurun waktu 2015-2019.

3.4.1.1. MENURUNNYA ANGKA KECELAKAAN TRANSPORTASI

Untuk mencapai sasaran menurunnya angka kecelakaan transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu: 1. Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional : a. Perkeretaapian yang diukur dengan angka kecelakaan kumulatif, dengan baseline tahun 2014 sebesar 0,65 rasio kecelakaan1 juta km, dan ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 0,55 rasio kecelakaan1 juta km, dengan kegiatan strategis diantaranya Peningkatanrehabilitasi jalur KA sepanjang 1225 Kmsp, Peningkatanrehabilitasi jembatan KA sepanjang 269 Unit, Peningkatanrehabilitasi persinyalan, dan telekomunikasi KA sebanyak 41 Paket, Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, Pembinaan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 22 paket, Pengamanan perlintasan sebidang, Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 95 paket; b. Transportasi Laut yang diukur melalui rasio kejadian kecelakaan yaitu jumlah kecelakaan yang terjadi pada setiap 10.000 freight pada 48 Pelabuhan sesuai SK Dirjen Hubla Nomor UM.0023818DJPL-11 dengan baseline tahun 2014 sebesar 1,080, ditargetkan sampai tahun 2019 rasio kejadian kecelakaan transportasi laut menjadi sebesar 0,638; c. Transportasi Udara yang diukur dengan angka kecelakaan, dengan baseline tahun 2014 sebesar 6,56 rasio kejadian 1 juta flight, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 2,45 rasio kejadian 1 juta flight melalui pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan penerbangan. 2. Jumlah pedoman standar keselamatan dan keamanan transportasi, dengan target capaian sd 2019 sebanyak 141 dokumen : Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 77 a. Transportasi Darat dengan baseline 1 dokumen pada tahun 2014, ditargetkan menjadi 19 dokumen studikajiandesainnormastandar pedomankriteriaprosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Darat sampai pada tahun 2019; b. Transportasi Perkeretaapian dengan baseline 1 dokumen pada tahun 2014, ditargetkan menjadi 2 dokumen studikajiandesainnormastandar pedomankriteriaprosedur terkait keselamatan dan keamanan bidang Perkeretaapian sampai pada tahun 2019; c. Transportasi Laut dengan baseline 3 dokumen pada tahun 2014, ditargetkan menjadi 58 dokumen pedoman dan standar keselamatan dan keamanan transportasi laut sampai pada tahun 2019. Dalam rangka menurunkan angka kecelakaan Ditjen Hubla menerbitkan pedomanstandar terkait keselamatan dan keamanan pelayaran dalam bentuk surat edaran dan surat keputusan baik yang ditetapkan oleh Dirjen Hubla maupun Direktur Teknis terkait; d. Transportasi Udara dengan baseline 2 dokumen pada tahun 2014, dan ditargetkan sebanyak 62 dokumen studikajiandesainnormastandar pedomankriteriaprosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Udara sampai pada tahun 2019. 3. Jumlah sarana dan prasarana keselamatan dan keamanan transportasi : a. Transportasi Darat meliputi penyediaan Fasilitas Keselamatan Jalan, dan fasilitas dan peralatan keamanan dan keselamatan angkutan SDP : 1 Jumlah Ketersediaan Marka Jalan dengan baseline tahun 2014 sepanjang 400.000 m 2 , ditargetkan menjadi 13.900.000 m 2 sampai pada tahun 2019; 2 Jumlah Ketersediaan Rambu Lalu Lintas dengan baseline tahun 2014 sebanyak 800 Unit, ditargetkan menjadi 9.800 Unit sampai pada tahun 2019; 3 Jumlah Ketersediaan APILL dengan baseline tahun 2014 sebanyak 50 Unit, ditargetkan menjadi 1.645 Unit sampai pada tahun 2019; 4 Jumlah Ketersediaan Alat Penerangan Jalan Umum dengan baseline tahun 2014 sebanyak 2.500 Unit, ditargetkan menjadi 47.500 Unit sampai pada tahun 2019; 5 Jumlah Ketersediaan Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan Fasilitas UPPKB dengan baseline tahun 2014 sebanyak 0 Unit, ditargetkan menjadi 68 Unit sampai pada tahun 2019; 6 Jumlah Ketersediaan Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan dengan baseline tahun 2014 sepanjang 20.000 m ’, ditargetka e jadi . m’ sampai pada tahun 2019; 7 Pembangunan SBNP dan Rambu Sungai LLASDP dengan baseline tahun 2014 sebanyak 130 Unit, ditargetkan sebanyak 7.958 Unit SBNP dan rambu sungai sampai pada tahun 2019; Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 78 b. Transportasi Perkeretaapian yaitu pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keamanan perkeretaapian berupa : 1 Fasilitas dan peralatan peningkatan keselamatan SDM perkeretaapian dengan baseline tahun 2014 sebanyak 29 Unit, ditargetkan menjadi 124 Unit sampai pada tahun 2019; 2 Perangkat Automatic Train Protection ATP ditargetkan menjadi 17 Unit sampai pada tahun 2019; c. Transportasi Laut meliputi pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keamanan transportasi laut: 1 Pembangunan SBNP dengan baseline tahun 2014 sebanyak 2.269 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 3.023 Unit; 2 Pembangunan dan upgrade GMDSS dengan baseline tahun 2014 sebanyak 73 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 216 Unit; 3 Pembangunan dan upgrade VTS dengan baseline tahun 2014 sebanyak 34 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 69 Unit; 4 Pembangunanlanjutanpenyelesaian kapal patroli dengan baseline tahun 2014 sebanyak 315 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 599 Unit; 5 Pembangunanlanjutanpenyelesaian kapal negara kenavigasian dengan baseline tahun 2014 sebanyak 64 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 105 Unit. d. Transportasi udara berupa fasilitas keamanan penerbangan dan PK-PPK melalui pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keamanan penerbangan, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 312 paket, dan ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 1.157 pengadaan fasilitas pelayanan darurat dan peralatan bidang keamanan penerbangan.

3.4.1.2. MENURUNNYA

JUMLAH GANGGUAN KEAMANAN DALAM PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI Untuk mencapai sasaran menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 yaitu jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi perkeretaapian, laut dan udara, dengan target capaian tahun 2015-2019 sebanyak 221 kejadiantahun, meliputi: a. Transportasi Perkeretaapian melalui Kegiatan Sosialisasi Peningkatan Keselamatan Perkeretaapian dengan target sampai tahun 2019 sebanyak 211 kejadiantahun. b. Transportasi Laut melalui pelaksanaan patroli dan pengawasan pada jalur lalu lintas pelayaran dengan baseline tahun 2014 sebanyak 8 kejadian, dan ditargetkan sampai tahun 2019 menurun menjadi 5 kejadian gangguan keamanantahun; Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 79 c. Transportasi Udara melalui pembangunan fasilitas keamanan penerbangan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 8 kejadian, dan ditargetkan sampai tahun 2019 menurun menjadi 5 kejadian gangguan keamanantahun. 3.4.2. PELAYANAN TRANSPORTASI Dalam rangka peningkatan pelayanan transportasi, Kementerian Perhubungan mempunyai 7 sasaran, yaitu : 1 Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, 2 Meningkatnya kompetensi SDM transportasi, meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan diklat SDM perhubungan, 3 Meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dalam mendukung pembangunan bidang transportasi, 4 Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance, 5 Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan, 6 Menurunnya emisi gas rumah kaca RAN-GRK dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi, dan 7 Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance.

3.4.2.1. MENINGKATNYA KINERJA PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA

TRANSPORTASI Untuk mencapai sasaran meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu : 1. Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi, dengan target capaian sd 2019 sebanyak 102 dokumen : a. Transportasi Darat melalui Penyusunan dokumen studikajiandesain normastandarpedomankriteriaprosedur bidang Perhubungan Darat dengan baseline tahun 2014 sebanyak 3 dokumen, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 24 dokumen; b. Transportasi Perkeretaapian melalui Penyusunan dokumen studikajian desainnormastandarpedomankriteriaprosedur bidang lalu lintas dan angkutan kereta api terkait SPM penyelenggaraanpengoperasian Sarana dan Prasarana Perkeretaapian yang senantiasa mengikuti tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan yang ditargetkan sampai dengan tahun 2019 sebanyak 4 dokumen; c. Transportasi Laut melalui penyusunan pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi laut dalam bentuk surat edaran dan surat keputusan baik yang ditetapkan oleh Dirjen Hubla maupun Direktur Teknis terkait, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 4 dokumen, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 telah tersusun 34 dokumen pedoman dan standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi laut; d. Transportasi udara melalui Penyusunan dokumen studikajiandesain normastandarpedomankriteriaprosedur bidang Perhubungan Udara dengan Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 80 baseline tahun 2014 sebanyak 10 dokumen, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 40 dokumen. 2. Kinerja Pelayanan transportasi di Unit Pelayanan Teknis Perhubungan Laut UPT, dengan target capaian sd tahun 2019 sebesar 73,33 persen : a. Pencapaian waiting time WT melalui pengawasan operasional bongkar muat di pelabuhan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar 36,80, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 pencapaian waiting time sebesar 70; b. Pencapaian approach time AT melalui pengawasan operasional bongkar muat di pelabuhan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar 43,70, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 pencapaian approach time sebesar 70; c. Pencapaian effective time ET melalui pengawasan operasional bongkar muat di pelabuhan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar 69,70, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 pencapaian effective time mencapai 80;

3.4.2.2. TERPENUHINYA SDM TRANSPORTASI DALAM JUMLAH DAN KOMPETENSI

SESUAI DENGAN KEBUTUHAN Untuk mencapai sasaran meningkatnya kompetensi SDM transportasi, meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan diklat SDM perhubungan serta tenaga pendidik transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu peningkatan jumlah lulusan sumber daya manusia transportasi yang bersertifikat melalui terbangunnya Kampus Terpadu SDM Transportasi ATKP Makassar, Kampus Terpadu SDM Transportasi PIP Makassar, Kampus BP2TD di Bali, dan Kampus Baru Akademi Perkeretaapian di Madiun. Melalui terbangunnya kampus- kampus tersebut, ditargetkan percapai peningkatan jumlah SDM aparatur dan SDM lulusan diklat, meliputi: a. Baseline SDM aparatur pada tahun 2014 sebesar 35.925 orang, ditargetkan menjadi 108.493 orang sampai pada tahun 2019; b. Baseline SDM lulusan diklat tahun 2014 sebesar 890.518 orang, ditargetkan menjadi 2.238.159 orang sampai pada tahun 2019.

3.4.2.3. MENINGKATNYA KUALITAS DAN KUANTITAS PENELITIAN DALAM

MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG TRANSPORTASI Untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dalam mendukung pembangunan bidang transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 berupa persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi kebijakan dengan target pada tahun 2019 sebesar 80 , melalui : perencanaan transportasi dengan menyusun dokumen perencanaan yang menjadi kebutuhan Ditjen, seperti penyusunan Rencana Induk Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 81 TerminalBandaraPelabuhanStasiun dan TatrawilTatralok, Pengembangan klinik transportasi dengan memberikan pelayanan penelitian dan pengembangan kepada daerah yang memerlukan kajian dalam menyelesaikan permasalahan transportasi di daerah, sehingga dapat menjadi masukan dalam perumusan kebijakan oleh Pemerintah Daerah, dan Penyusunan NSPK dilakukan dalam memenuhi amanat turunan peraturan- perundangan.

3.4.2.4. MENINGKATNYA KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DALAM

MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE Untuk mencapai sasaran meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu : 1. Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi dengan baseline pada tahun 2014 mencapai 42 C , dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 100 A melalui Pelaksanaan penilaian mandiri reformasi birokrasi, penyusunan roadmap reformasi birokrasi, dan sosialisasi pelaksanaan reformasi birokrasi; 2. Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan BMN melalui penyusunan SIMAK BMN Tahunan dengan baseline pada tahun 2014 sebesar Rp. 162,6 Triliun, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar Rp. 721,5 Triliun; 3. Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan dengan target mempertahankan opini BPK berupa WTP sampai pada tahun 2019 melalui kegiatan strategis diantaranya :  Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan berbasis akrual yang tepat waktu, relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami;  Sosialisasi kegiatan akuntansi dan sistem prosedur keuangan berbasis akrual;  Tindak lanjut hasil pemeriksaan dari aparat internal maupun eksternal yang cepat dan tepat;  Pembekalan pengelola anggaran di lingkungan Kementerian Perhubungan;  Pengelolaan dan penatausahaan BMN di lingkungan Kementerian Perhubungan; 4. Nilai AKIP Kementerian Perhubungan dengan baseline nilai AKIP B tahun 2014, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 memperoleh nilai AKIP AA, melalui pelaksanaan e-performance di lingkungan Kementerian Perhubungan; 5. Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Kementerian Perhubungan, dengan target capaian sd tahun 2019 sebesar 100 persen : a. Transportasi Darat melalui pengawasan penerbitan perizinan sesuai ketentuan yang ditetapkan, yang ditargetkan sampai dengan tahun 2019 mencapai 100 persen; Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 82 b. Transportasi Perkeretaapian: melalui penyederhanaan prosedur perizinan bidang perkeretaapian sesuai ketentuan yang ditetapkan, dengan target sampai dengan tahun 2019 sebanyak 100 persen; c. Transportasi Laut melalui penyederhanaan perizinan baik dalam bentuk pengurangan waktu pengurusan perizinan maupun pengalihan dari manual menjadi online, dengan target sebesar 100 persen sampai dengan tahun 2019; d. Transportasi Udara melalui pengawasan penerbitan perizinan sesuai ketentuan yang ditetapkan, dengan target sebesar 100 persen sampai dengan tahun 2019; 6. Keterbukaan informasi publik melalui pengembangan sistem basis data yang dapat diakses oleh publik, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 95,2 KIP, dengan target sampai pada tahun 2019 mencapai nilai 100 KIP.

3.4.2.5. MENINGKATNYA PENETAPAN DAN KUALITAS REGULASI DALAM

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN BIDANG PERHUBUNGAN Untuk mencapai sasaran meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 berupa jumlah peraturan perundang- undangan di sektor transportasi yang ditetapkan selain Keputusan Menteri melalui perencanaan, persiapan, dan pembahasan rancangan peraturan; pengesahan oleh Menhub; pengundangan oleh Menkumham; penyebarluasan peraturan yang telah diundangkan melalui portal Kemenhub dan kegiatan sosialisasi; dan evaluasi peraturan melalui uji petik dan rapat koordinasi teknis. Dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 100 peraturan, dan ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 300 peraturan.

3.4.2.6. MENURUNNYA EMISI GAS RUMAH KACA RAN-GRK DAN MENINGKATNYA

PENERAPAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN PADA SEKTOR TANSPORTASI Untuk mencapai sasaran menurunnya emisi gas rumah kaca RAN-GRK dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu : 1. Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional yang dapat diturunkan, dengan target capaian sd tahun 2019 sebesar 18,962 Juta ton CO 2 e: a. Transportasi Darat melalui kegiatan smart driving, pengadaan bus BRT, pengadaan bus pemadu moda, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar 0,172 juta ton CO 2 e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 1,330 juta ton CO 2 e merupakan capaian angka kumulatif; b. Transportasi Perkeretaapian melalui pembangunan listrik aliran atas KA sepanjang 300 Kmsp, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar 0,042 juta ton CO 2 e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 1,127 juta ton CO 2 e merupakan capaian angka kumulatif; Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 83 c. Transportasi Laut melalui pengadaan SBNP bertenaga genset menjadi solar cell, efisiensi operasional bongkar muat di pelabuhan, dengan baseline tahun 2014 mencapai 0,280 juta ton CO 2 e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 0,560 juta ton CO 2 e merupakan capaian angka kumulatif; d. Transportasi Udara melalui penggunaan pesawat yang lebih hemat bahan bakar dan penerapan ecoairport, dengan baseline tahun 2014 sebesar 4,252 juta ton CO 2 e, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 15,945 juta ton CO 2 e merupakan capaian angka kumulatif. 2. Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan, dengan target capaian sd tahun 2019 sebanyak 16.305 lokasiunit : a. Transportasi Darat melalui : 1 Penerangan Jalan Umum listrik yang dilengkapi dengan sensor, dengan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 13.000 unit; 2 Pembangunan SBNP, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 18 unit, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 223 unit; b. Transportasi Perkeretaapian melalui Pembangunan listrik aliran atas KA Jabodetabek, Yogyakarta - Solo, Bandung, Surabaya, Medan sepanjang 300 Kmsp, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 1 lokasiunit, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 5 lokasiunit merupakan elektrifikasi; c. Transportasi Laut melalui pembangunan SBNP Sollar Cell, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 2.269 unit, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 3.023 unit; d. Transportasi Udara melalui penerapan bandara dengan konsep Eco Airport, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 25 lokasi, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 50 lokasi.

3.4.2.7. MENINGKATNYA KUALITAS KINERJA PENGAWASAN DALAM RANGKA

MEWUJUDKAN CLEAN GOVERNANCE Untuk mencapai sasaran meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance, Kementerian perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, berupa : 1. Persentase rekomendasi hasil audit yang ditindaklanjuti melalui pelaksanaan monitoring tindak lanjut hasil pengawasan, dengan baseline pada tahun 2014 sebesar 25,70, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 75; 2. Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat JFA melalui pelaksanaan pelaksanaan diklat JFA bekerja sama dengan Instansi terkait, dengan baseline pada tahun 2014 sebanyak 116 orang, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 190 orang merupakan capaian angka kumulatif. Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 84 3.4.3. KAPASITAS TRANSPORTASI Dalam rangka meningkatkan kapasitas transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan 5 lima sasaran, yaitu : 1 Meningkatnya kapasitas sarana sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antarmoda untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana transportasi dan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau sesuai dengan sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda, 2 Meningkatnya produksi angkutan penumpang dan barang, 3 Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan negara, pulau terluar, dan wilayah non komersial lainnya, 4 Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan, dan 5 Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan.

3.4.3.1. MENINGKATNYA KAPASITAS SARANA SARANA DAN PRASARANA

TRANSPORTASI DAN KETERPADUAN SISTEM TRANSPORTASI ANTARMODA MULTIMODA Untuk mencapai meningkatnya kapasitas sarana sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmodamultimoda, Kementerian perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, berupa: 1. Peningkatan kapasitas prasarana, meliputi: a. Jumlah pembangunan dan peningkatanrehabilitasi terminal penumpang tipe A, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 17 terminal dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 58 terminal; b. Jumlah pembangunan dermaga sungai dan danau, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 38 dermaga dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 131 dermaga; c. Jumlah pembangunanpengembangan dermaga penyeberangan untuk menghubungkan seluruh lintas penyeberangan Sabuk Utara, Tengah, dan Selatan serta poros – poros penghubungnya, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 210 dermaga dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 275 dermaga; d. Panjang jalur kereta api yang pada baseline tahu sepa ja g . K ’sp da ditargetka sa pai pada tahu sepa ja g . K ’sp elalui pembangunan jalur kereta api sepanjang 3.258 Kmsp; e. Jumlah pembangunanlanjutanpenyelesaian dan pengembangan Pelabuhan Laut non komersial sebagai sub feeder tol laut, ditargetkan sampai dengan tahun 2019 sebanyak 100 Pelabuhan; f. Jumlah rute angkutan laut tetap dan teratur dalam mendukung Tol Laut sampai pada tahun 2019 ditargetkan mencapai 13 rute; g. Pembangunan pengembangan bandara berupa pengembangan bandara eksisting pada tahun 2014 sebanyak 100 bandara hingga tahun 2019 sebanyak 100 bandara eksisting, pembangunan bandara baru yang pada baseline tahun 2014 sebanyak 2 bandara dan target pada sampai tahun 2019 sebanyak 17 bandara baru. Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 85 2. Peningkatan kapasitas sarana, dengan target capaian sd tahun 2019 sebesar 3.955 BusUnitKapal, meliputi: a. Jumlah pengadaan bus BRT yang pada baseline tahun 2014 sebanyak 303 bus dan ditargetkan sebanyak 3.473 bus sampai tahun 2019; b. Jumlah pengadaan sarana kereta api untuk peningkatan kapasitas angkutan oleh Pemerintah APBN yang pada baseline tahun 2014 sebanyak 42 unit dan ditargetkan menjadi sebanyak 204 unit sampai tahun 2019; c. Jumlah pembangunanlanjutanpenyelesaian armada kapal negara angkutan laut perintis dengan baseline tahun 2014 sebanyak 54 kapal dan ditergetkan sampai dengan tahun 2019 sebanyak 157 kapal; d. Jumlah pembangunanlanjutanpenyelesaian kapal penyeberangan yang pada baseline tahun 2014 sebanyak 71 kapal dan ditargetkan menjadi 121 kapal sampai pada tahun 2019. 3. Terselenggaranya proses Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur transportasi, dengan target capaian sd tahun 2019 sebanyak 19 Proyek, meliputi: a. Pembinaan penyelenggaraan prasarana, sarana dan lalu lintas dan angkutan kereta api sebanyak 6 proyek sampai pada tahun 2019; b. Penyelenggaraan kerjasama pemerintah dan badan usaha pada sektor Transportasi Laut ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 10 proyek; c. Penyiapan dokumen terhadap infrastruktur transportasi udara yang siap ditawarkan kepada swasta sampai pada tahun 2019 sebanyak 3 proyek;

3.4.3.2. MENINGKATNYA LAYANAN TRANSPORTASI DI DAERAH RAWAN BENCANA,

PERBATASAN NEGARA, PULAU TERLUAR, DAN WILAYAH NON KOMERSIAL LAINNYA Untuk mencapai sasaran untuk meningkatkan pelayanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan negara, pulau terluar, dan wilayah non komersial lainnya, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 yaitu: 1. Jumlah lintasanrute angkutan perintis, dengan target capaian sd tahun 2019 sebanyak 984 trayeklintasrute, melalui: a. Kegiatan strategis angkutan jalan berupa subsidi operasional angkutan perintis jalan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 205 trayek, dan ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 257 trayek ; b. Kegiatan strategis angkutan penyeberangan berupa subsidi operasional angkutan perintis penyeberangan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 178 lintas, dan ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 230 lintas; Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 86 c. Kegiatan strategis angkutan KA berupa penyelenggaraan subsidi angkutan kereta api dengan baseline tahun 2014 sebanyak 1 rute, dan ditargetkan tahun 2019 menjadi 8 rute; d. Kegiatan strategis angkutan laut berupa penyelenggaraan angkutan laut perintis dengan baseline tahun 2014 sebanyak 84 rute, dan ditargetkan tahun 2019 menjadi 193 rute; e. Kegiatan strategis angkutan udara berupa penyelenggaraan angkutan udara perintis dengan baseline tahun 2014 sebanyak 164 rute, dan ditargetkan pada tahun 2019 menjadi 265 rute; 2. Jumlah lintasanrute angkutan perintis menjadi komersial, dengan target capaian sd tahun 2019 sebanyak 56 trayeklintasrute, yaitu: a. Angkutan penyeberangan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 48 rute, dan ditargetkan pada tahun 2019 menjadi 50 rute; b. Angkutan KA ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 2 rute; c. Angkutan udara dengan baseline tahun 2014 sebanyak 1 rute, dan ditargetkan pada tahun 2019 menjadi 4 rute.

3.4.3.3. MENINGKATNYA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM MASSAL PERKOTAAN

Untuk mencapai sasaran untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum massal perkotaan, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu: 1. Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis jalan dan kereta api, dengan target capaian sd tahun 2019 sebanyak 47 lokasi, melalui: a. Transportasi darat melalui pengadaan bus BRT dengan baseline tahun 2014 sebanyak 18 lokasi, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 34 lokasi; b. Transportasi perkeretaapian melalui pembangunan jalur ganda kereta api termasuk listrik aliran atas KA dengan baseline tahun 2014 sebanyak 5 lokasi, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebanyak 13 lokasi; 2. Modal share pangsa pasar angkutan umum perkotaan di Kota Megapolitan Metropolitan Besar melalui kegiatan pengadaan bus BRT dengan baseline tahun 2014 sebesar 2, dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 12.

3.4.3.4. MENINGKATNYA APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN SKEMA SISTEM

MANAJEMEN TRANSPORTASI PERKOTAAN Untuk mencapai sasaran meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu Jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan dengan menggunakan teknologi informasi ATCS di seluruh ibukota Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 87 provinsi dengan baseline tahun 2014 sebanyak 20 lokasi, dan ditargetkan tahun 2019 menjadi 50 lokasi dengan kegiatan strategis pengadaan dan pemasangan ATCS. 3.5. TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2016 Adapun target Kinerja Kementerian Perhubungan tahun 2016 merupakan target tahunan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis 2015-2019 yang ditetapkan guna menmenuhi target pencapaian kinerja Kementerian Perhubungan pada tahun 2019. Rincian rumusan target kinerja pada Rencana Strategis Kementerian Perhubungan untuk tahun 2016 adalah seperti tabel 3.2 berikut: Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 88 Tabel 3.16 Rumusan Indikator Kinerja Utama pada Renstra Kemenhub Untuk Tahun 2016 NO. SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME SATUAN 2015-2019 TAHUN 2016 I. Keselamatan dan Keamanan 1 Menurunnya angka kecelakaan transportasi 1 Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional a. Transportasi Perkeretaapian Ratio kecelakaan 1 juta km 0,55 0,55 b. Transportasi laut Ratio kejadian kecelakaan10.00 0 Freight 0,638 0,875 c. Transportasi udara Rasio kejadian 1 juta flight 2,45 3,92 2 Jumlah pedoman standar keselamatan Dokumen 134 26 3 Jumlah sarana dan prasarana keselamatan Meter2 13.500.000 3.266.250 m1 350.500 30.000 unit paket 65.704 13.322 2 Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan dalam Penyelenggaraan Transportasi 4 Jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi Jumlah Kejadian Tahun 221 299

II. Pelayanan

3 Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi 5 Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi Dokumen 83 15 6 Kinerja Prasarana Transportasi UPT 73,33 59,37 4 Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah kompetensi sesuai dengan kebutuhan 7 Peningkatan Jumlah Lulusan SDM Transportasi Bersertifikat: Orang 1.420.209 284.304 5 Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan 8 Persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi kebijakan 80 75 Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 89 NO. SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME SATUAN 2015-2019 TAHUN 2016 6 Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance 9 Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi Nilai RB 100 A 74 BB 10 Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan BMN 558,9 266,5 11 Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan Opini BPK WTP WTP 12 Nilai AKIP Kementerian Perhubungan Nilai AKIP AA A 77,5 13 Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Kementerian Perhubungan Prosentase 100 27,5 14 Keterbukaan Informasi Publik Nilai KIP 100 97 7 Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan 15 Jumlah peraturan perundang-undangan di sektor transportasi yang ditetapkan selain keputusan menteri Peraturan 300 50 8 Menurunnya emisi gas rumah kaca RAN- GRK dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi 16 Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional yang dapat diturunkan Juta ton CO2e 18,962 5,303 17 Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan LokasiUnit 13.992 1.171 9 Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance 18 Persentase Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti 75 30 19 Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat JFA Orang 190 145

III. Kapasitas Transportasi

10 Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya wilayah timur Indonesia 20 Peningkatan kapasitas prasarana TerminalDermag a Bandara 414 209 Kmsp 3.258 409,65 Rute 13 7 21 Peningkatan kapasitas sarana: BusUnitKapal 3.485 654 22 Terselenggaranya Proses Kerjasama Pemerintah Swasta dalam penyediaan infrastruktur transportasi Proyek 17 4 Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 90 NO. SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA OUTCOME SATUAN 2015-2019 TAHUN 2016 11 Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya wilayah timur Indonesia 23 Jumlah lintasan rute angkutan perintis Trayek Lintas Rute 984 798 24 Jumlah lintasan rute angkutan perintis menjadi komersial Trayek Lintas Rute 55 48 12 Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan 25 Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis jalan dan kereta api Lokasi 47 30 26 Modal share pangsa pasar angkutan umum perkotaan di Kota MegapolitanMetropolitan Besar khusus BRT 12 6 13 Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan 27 Jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan dengan menggunakan teknologi informasi ATCS di seluruh ibukota provinsi kota besar kota metropolitan Lokasi 50 27 Sumber : Renstra Kemenhub 2015-2019 Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 91

BAB 4 PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN