80 terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dan prestasi belajar siswa SMP 3
model pembelajaran Problem-Based Learning lebih efektif dibandingkan pembelajaran dengan Scientific Method ditinjau dari kemampuan berpikir kritis
matematis dan prestasi belajar siswa SMP.
1. Keefektifan Model Pembelajaran Problem-Based Learning
Berdasarkan hasil uji hipotesis pada taraf signifikansi 0,05 yang telah dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa model Problem-Based Learning efektif
ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis dan prestasi belajar siswa. Keefektifan model pembelajaran Problem-Based Learning dikarenakan adanya
tahapan-tahapan dalam pembelajaran yaitu : 1. Orientasi masalah
Tahapan pertama ini adalah tahap dimana guru menjelaskan apa yang akan dipelajari oleh siswa pada hari tersebut. Pada proses pembelajaran siswa akan
membentuk pengetahuan mereka sendiri lewat permasalahan-permasalahan yang mereka pecahkan secara berkelompok, dengan adanya orientasi masalah siswa
akan lebih mudah untuk menemukan arah kemana mereka harus membangun pengetahuannya karena siswa telah mengetahui tujuan yang akan mereka capai
pada pembelajaran tersebut. 2. Organisasi penelitian siswa
Dalam tahapan kedua ini siswa menganalisis dan memahami masalah yang diberikan secara berkelompok. Siswa bekerjasama memberikan motivasi untuk
secara berkelanjutan terlibat dalam tugas – tugas dan untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan keterampilan berpikir Nurhadi, 2003: 55. Sebelum
81 mencari solusi, Problem-Based Learning mengharuskan siswa untuk dapat
memahami permasalahan secara mendalam sebelum mencari solusinya, solusi apa yang diharapkan dalam permasalahan tersebut, informasi apa yang telah diketahui
dari permasalahan dan hal-hal apa yang perlu untuk ditemukan untuk menemukan solusi. Hal ini mengajarkan siswa untuk bekerja lebih cepat, cermat, dan teliti.
Dalam Problem-Based Learning siswa diharuskan bekerja secara berkelompok. Mendorong siswa untuk bekerja secara kelompok tidak hanya membantu siswa
untuk dapat bekerja sama dalam tim dan lebih memahami materi dengan adanya pertukaran pikiran antar siswa, tetapi juga juga membantu mereka
mengembangkan kemampuan dalam menyampaikan gagasan dan argumen yang disertai alasan-alasan dan pembuktian yang logis.
3. Investigasi siswa Pada tahap ketiga siswa mengeksplorasi cara-cara serta melakukan berbagai
eksperimen untuk menemukan solusi permasalahan. Dengan tidak memberikan konsep dan jawaban benar secara langsung siswa dituntut untuk mencoba
berbagai macam konsep yang mereka temukan dalam tahapan sebelumnya. Proses trial and error
ini melatih siswa untuk memahami materi lebih dalam dengan mendorong mereka untuk mengeksplorasi berbagai metode penyelesaian yang
membuat mereka mengeksplorasi lebih dalam tentang materi tersebut, serta melatih sikap pantang menyerah dalam menghadapi masalah. Tahap ini
merupakan tahapan pokok yang ada di dalam model pembelajaran Problem-Based Learning
yang merupakan model pembelajaran yang menerapkan paham konstruktivisme dan dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran
82 yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara
ilmiah Wina Sanjaya, 2006:214 4. Pengembangan artefak dan ekshibit
Tahap dimana siswa mempersiapkan media untuk mempresentasikan hasil pekerjaan siswa secara berkelompok.
5. Presentasi artefak dan ekshibit Adalah tahap dimana siswa mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di
depan kelas dimana guru mengobservasi dan membimbing jalannya presentasi. Problem-Based Learning
melatih kepercayaan diri siswa dengan mendorong mereka untuk tampil dan mempresentasikan ide dan hasil kerja keras mereka di
depan siswa lain. 6. Analisis dan evaluasi
Tahap dimana siswa menganalisis hasil pekerjaan kelompok lainnya disertai tanya-jawab yang akan membantu mereka memahami materi lebih dalam dan
pada akhir presentasi siswa akan menyimpulkan materi yang mereka pelajari pada hari tersebut. Proses tanya jawab mendorong siswa untuk bersikap kritis dalam
menganalisa ide yang ditampilkan sehingga mereka dapat mengemukakan pendapat serta argumen ataupun pertanyaan mengenai ide tersebut. Di sisi lain
proses tanya jawab juga meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan mendorong mereka untuk berpikir kritis dalam mempertahankan dan memperkuat
ide mereka dari kritik maupun pertanyaan yang mereka terima dalam proses tersebut.
83 Pada akhirnya seluruh tahapan dan proses yang mereka lalui dalam
pembelajaran Problem-Based Learning tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis dan prestasi belajar mereka yang akan
bermanfaat bagi akademis siswa, tetapi juga kemampuan sosial dan kemampuan lainnya yang dapat berguna bagi siswa dalam rancah akamedik maupun non-
akademik. Keunggulan – keunggulan yang didapat menurut Wina Sanjaya 2006:
220 diantaranya adalah: a
Merupakan teknik yang bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. b
Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata. e
Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping
itu, pemecahan masalah dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
f Memperlihatkan kepada siswa bahwa mata pelajaran matematika pada
dasarnya merupakan tentang cara berpikir. g
Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa. h
Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis matematis dan mengembangkan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
84 i
Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
j Dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian terdahulu yang relevan
dan telah dikaji yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Dan Kreatif Matematis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kasihan Bantul Pada Pembelajaran Matematika Melalui Pembe
lajaran Berbasis Masalah PBM” oleh Nurina Happy 2011. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis masalah pada pembelajaran matematika secara signifikan lebih baik daripada pembelajaran konvensional dalam hal meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif matematis siswa kelas X SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul. Hasil yang sama juga ditunjukkan dalam jurnal penelitian oleh Orhan
Akınoğlu dan Ruhan Özkardeş Tandoğan, 2006 yang berjudul The Effects of Problem-
Based Active Learning in Science Education on Students’ Academic Achievement, Attitude and Concept Learning
dimana penelitian tersebut menunjukkan bahwa kelas yang menggunakan Model Pembelajaran Problem
Based Learning menunjukkan kenaikan nilai yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas yang menggunakan metode tradisional.
2. Keefektifan Model Pembelajaran Scientific Method