Prestasi Belajar Analisis Deskriptif

57 1 orientasi masalah, penjelasan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta konsep dan materi apa yang akan dipelajari 2 pembentukan kelompok dan pembagian LKS 3 organisasi penelitian siswa 4 investigasi siswa 5 pengembangan artefak dan exhibit 6 presentasi artefak dan exhibit 7 analisis dan evaluasi. Hasil keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen rata-rata mencapai persentase sebesar 89,71 dengan kriteria baik . Rincian persentase keterlaksanaan pada pertemuan pertama sebesar 94,12 , keterlaksanaan pada pertemuan kedua sebesar 82,35 , keterlaksanaan pada pertemuan ketiga sebesar 94,12 , keterlaksanaan pada pertemuan keempat sebesar 88,24 Siswa pada kelas eksperimen memiliki antusiasme yang cukup tinggi dalam proses pembelajaran. Meskipun demikian terdapat beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan melakukan kegiatan lain seperti mengobrol, berjalan dan berpindah-pindah tempat saat seharusnya mereka berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing, dan melakukan kegiatan lainnya yang dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa lain.

2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran umum pencapaian siswa mengenai data yang diperoleh, yaitu pencapaian prestasi belajar dan kemampuan berpikir krtis siswa.

a. Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa diukur menggunakan instrumen tes yang berupa soal pretest dan posttest yang masing – masing berjumlah lima butir soal uraian. Soal pretest diberikan pada awal penelitian sebelum siswa diberikan perlakuan, 58 sedangkan soal posttest diberikan pada akhir penelitian setelah siswa diberikan perlakuan. Berikut merupakan tabel data nilai pretest dan posttest siswa: Tabel 7. Data Nilai Pretest dan Posttest Prestasi Belajar Siswa Dari tabel di atas diketahui bahwa rata-rata nilai pretest pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai pretest kelas kontrol, selain itu rata-rata nilai posttest pada kelas eksperimen juga lebih tinggi daripada rata-rata nilai posttest pada kelas kontrol. Selain itu dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa pada kedua kelas mengalami peningkatan, namun kelas eksperimen mengalami peningkatan rata-rata nilai yang cenderung lebih tinggi dibandingkan peningkatan rata-rata pada nilai kelas kontrol. Kelas eksperimen mengalami peningkatan rata-rata nilai sebesar 43.21789 sedangkan kelas kontrol mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 21.89076. Bentuk diagram batang rata-rata nilai pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen : Data Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Pre-Test Post-Test Kenaikan Pre-Test Post-Test Kenaikan Banyak Siswa 34 34 33 33 Nilai Terendah 21.42857 30 8.571429 20 40 20 Nilai Tertinggi 82.85714 95.71429 12.85714 74.44444 100 25.55556 Rata –Rata 46.72269 68.61345 21.89076 37.17172 80.38961 43.21789 Varians 241.2529 538.8355 180.4854 288.4276 59 Gambar 3. Diagram Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa selisih rata-rata nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terlalu besar. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Diagram di atas juga menunjukkan bahwa terdapat tingkat kenaikan nilai rata-rata yang signifikan terjadi pada kedua kelas, namun kelas eksperimen mengalami tingkat kenaikan nilai rata-rata yang jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan nilai rata-rata pada kelas kontrol. Persentase kenaikan tingkat prestasi belajar siswa juga dapat disajikan dalam tabel berikut : Tabel 8. Persentase Klasifikasi Tingkat Prestasi Belajar Siswa Klasifikasi Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test Tuntas 14.71 52.94 3.03 84.85 Belum Tuntas 85.29 47.06 96.97 15.15 Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan dalam persentase klasifikasi ketuntasan pada nilai posttest kelas kontrol dan kelas 10 20 30 40 50 60 70 80 Pre Test Post Test 60 eksperimen. Meskipun demikian, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen sama-sama mengalami peningkatan persentase ketuntasan yang cukup signifikan. Jumlah siswa pada kelas kontrol yang memiliki klasifikasi tuntas pada nilai pretest nya berjumlah 5 siswa, dan 18 siswa pada nilai posttest. Jumlah siswa pada kelas eksperimen yang memiliki klasifikasi tuntas pada nilai pretest nya berjumlah 1 siswa, dan 28 siswa pada nilai posttest.

b. Kemampuan Berpikir Kritis

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

6 42 56

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Project Based Learning Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Kreativitas Bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1

0 4 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Project Based Learning Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Kreativitas Bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1

0 2 13

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP melalui Model Problem-Based Learning dan Project-Based Learning.

0 4 39

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK.

0 0 1160

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

0 0 16