Uji Hipotesis Analisis Statistik

73

d. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji asumsi analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas, maka untuk menjawab rumusan masalah dilanjutkan dengan uji hipotesis. 1 Uji hipotesis untuk menjawab rumusan masalah yang pertama Rumusan masalah yang pertama yaitu apakah model pembelajaran Problem- Based Learning efektif digunakan dalam pembelajaran matematika apabila ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis dan prestasi belajar siswa SMP. Uji pertama digunakan untuk menguji apakah model pembelajaran Problem- Based Learning efektif digunakan dalam pembelajaran matematika apabila ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis. Hipotesis ini diuji secara statistik menggunakan hipotesis dengan kriteria sebagai berikut. H : μ ч 60 model pembelajaran Problem-Based Learning tidak efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis siswa H 1 : μ ш 60 model pembelajaran Problem-Based Learning efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis siswa Pengujian hipotesis ini dilakukan menggunakan uji- t dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan kriteria keputusan H ditolak jika t hitung t tabel , yaitu t hitung 2,035. Pengujian hipotesis dibantu oleh SPSS dengan hasil sebagai berikut. 74 Tabel 19. Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kritis Problem Based Learning One-Sample Test Test Value = 60 t df Sig. 2- tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper postA 3.025 32 .005 11.98653 3.9154 20.0576 Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh dari perhitungan menggunakan bantuan SPSS, yaitu t hitung = 3,025. Berdasarkan kriteria pengujian, dapat diketahui bahwa H ditolak karena diperoleh hasil t hitung = 3,025 2,035. Karena ditolaknya H maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem-Based Learning efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Uji kedua digunakan untuk menguji apakah model pembelajaran Problem- Based Learning efektif digunakan dalam pembelajaran matematika apabila ditinjau dari prestasi belajar siswa SMP. Hipotesis ini diuji secara statistik menggunakan hipotesis dengan kriteria sebagai berikut. H : μ ч 70 model pembelajaran Problem-Based Learning tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa SMP H 1 : μ ш 70 model pembelajaran Problem-Based Learning efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa SMP Pengujian hipotesis ini dilakukan menggunakan uji-t dengan ta raf signifikansi α = 0,05 dengan kriteria keputusan H ditolak jika t hitung t tabel , yaitu t hitung 2,035. Pengujian hipotesis dibantu oleh SPSS dengan hasil sebagai berikut. 75 Tabel 20. Hasil Uji Hipotesis Prestasi Belajar Problem Based Learning One-Sample Test Test Value = 70 t df Sig. 2- tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper postA 3.514 32 .001 10.38961 4.3676 16.4116 Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh dari perhitungan menggunakan bantuan SPSS yaitu t hitung = 3,514. Berdasarkan kriteria pengujian, dapat diketahui bahwa H ditolak karena diperoleh hasil t hitung = 3,514 2,035. Karena ditolaknya H maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem-Based Learning efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa SMP. Dari dua uji tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem-Based Learning efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis dan prestasi belajar siswa SMP. 2 Uji hipotesis untuk menjawab rumusan masalah yang kedua Rumusan masalah yang kedua yaitu apakah model pembelajaran Scientific Method efektif digunakan dalam pembelajaran matematika apabila ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis dan prestasi belajar siswa SMP. Uji pertama digunakan untuk menguji apakah model pembelajaran Scientific Method efektif digunakan dalam pembelajaran matematika apabila ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis. Hipotesis ini diuji secara statistik menggunakan hipotesis dengan kriteria sebagai berikut. 76 H : μ ч 60 model pembelajaran Scientific Method tidak efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis siswa H 1 : μ ш 60 model pembelajaran Scientific Method efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis siswa Pengujian hipotesis ini dilakukan menggunakan uji- t dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan kriteria keputusan H ditolak jika t hitung t tabel , yaitu t hitung 2,032. Pengujian hipotesis dibantu oleh SPSS dengan hasil sebagai berikut. Tabel 21. Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Brpikir Kritis Scientific Method One-Sample Test Test Value = 60 t df Sig. 2- tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper postE .007 33 .995 .03268 -9.5441 9.6095 Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh dari perhitungan menggunakan bantuan SPSS, yaitu t hitung = 0,007. Berdasarkan kriteria pengujian, dapat diketahui bahwa H ditolak karena diperoleh hasil t hitung = 0,007 2,032. Karena diterimanya H maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Scientific Method tidak efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Uji kedua digunakan untuk menguji apakah model pembelajaran Scientific Method efektif digunakan dalam pembelajaran matematika apabila ditinjau dari prestasi belajar siswa SMP. Hipotesis ini diuji secara statistik menggunakan hipotesis dengan kriteria sebagai berikut. 77 H : μ ч 70 model pembelajaran Scientific Method tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa SMP H 1 : μ ш 70 model pembelajaran Scientific Method efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa SMP Pengujian hipotesis ini dilakukan menggunakan uji- t dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan kriteria keputusan H ditolak jika t hitung t tabel , yaitu t hitung 2,032. Pengujian hipotesis dibantu oleh SPSS dengan hasil sebagai berikut. Tabel 22. Hasil Uji Hipotesis Prestasi Belajar Scientific Method One-Sample Test Test Value = 70 t df Sig. 2- tailed Mean Difference 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper postE -.348 33 .730 -1.38656 -9.4859 6.7128 Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh dari perhitungan menggunakan bantuan SPSS yaitu t hitung = -0,348. Berdasarkan kriteria pengujian, dapat diketahui bahwa H ditolak karena diperoleh hasil t hitung = -0,348 2,032. Karena diterimanya H maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Scientific Method tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa SMP. Dari dua uji tersebut dapat disimpulkan bahwa uji hipotesis kedua ditolak dan model pembelajaran Scientific Method tidak efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis dan prestasi belajar siswa SMP. 3 Uji hipotesis untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga Rumusan masalah yang ketiga yaitu apakah model pembelajaran Problem- Based Learning lebih efektif digunakan dalam pembelajaran matematika 78 dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan Scientific Method apabila ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis dan prestasi belajar siswa SMP. Pada bab sebelumnya telah dinyatakan bahwa pengujian hipotesis ketiga akan dilakukan jika H uji hipotesis pertama dan kedua diterima. Pada uji hipotesis pertama H diterima dan disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem-Based Learning efektif digunakan dalam pembelajaran matematika apabila ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis dan prestasi belajar siswa SMP. Sedangkan pada uji hipotesis kedua H ditolak. Maka tidak dapat dilakukan pengujian hipotesis ketiga secara statistik dan tidak dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem-Based Learning lebih efektif digunakan dalam pembelajaran matematika dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan Scientific Method apabila ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis dan prestasi belajar siswa SMP. Setelah dilakukan uji hipotesis, dapat disimpulkan bahwa: 1. Model pembelajaran Problem-Based Learning efektif digunakan dalam pembelajaran matematika apabila ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis dan prestasi belajar siswa SMP. 2. Scientific Method tidak efektif digunakan dalam pembelajaran matematika apabila ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis dan prestasi belajar siswa SMP. 3. Tidak dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem-Based Learning lebih efektif digunakan dalam pembelajaran matematika dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan Scientific Method apabila 79 ditinjau dari kemampuan berpikir kritis matematis dan prestasi belajar siswa SMP.

B. Pembahasan

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai keefektifan model pembelajaran Problem-Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dan prestasi belajar siswa SMP. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 12 Yogyakarta pada kelas 7A sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang menerapkan model pembelajaran Problem-Based Learning dan kelas 7E sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang menerapkan pembelajaran Scientific Method. penelitian ini dilakukan dalam 6 kali pertemuan dengan rincian satu kali pretest yaitu tes yang dilakukan sebelum dilakukannya perlakuan, empat kali pemberian materi yang berupa persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel, dan satu kali posttest yaitu tes yang dilakukan setelah dilakukannya perlakuan. Analisis uji normalitas yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa seluruh data yang diperoleh dalam penelitian ini normal. Uji homogenitas menunjukkan bahwa hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki matriks varian-kovarian yang homogen sedangkan hasil posttest nya heterogen. Uji kesamaan kemampuan awal menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Penelitian ini memiliki tiga rumusan masalah, 1 keefektifan model pembelajaran Problem-Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dan prestasi belajar siswa SMP 2 keefektifan model pembelajaran Scientific Method

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

6 42 56

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Project Based Learning Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Kreativitas Bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1

0 4 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Project Based Learning Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Kreativitas Bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1

0 2 13

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP melalui Model Problem-Based Learning dan Project-Based Learning.

0 4 39

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK.

0 0 1160

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

0 0 16