Kemampuan Berpikir Kritis Analisis Deskriptif

60 eksperimen. Meskipun demikian, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen sama-sama mengalami peningkatan persentase ketuntasan yang cukup signifikan. Jumlah siswa pada kelas kontrol yang memiliki klasifikasi tuntas pada nilai pretest nya berjumlah 5 siswa, dan 18 siswa pada nilai posttest. Jumlah siswa pada kelas eksperimen yang memiliki klasifikasi tuntas pada nilai pretest nya berjumlah 1 siswa, dan 28 siswa pada nilai posttest.

b. Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan Berpikir Kritis siswa diukur menggunakan instrumen tes yang sama yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa yang berupa soal pretest dan posttest yang maisng – masing berjumlah lima butir soal uraian. Soal pretest diberikan pada awal penelitian sebelum siswa diberikan perlakuan, sedangkan soal posttest diberikan pada akhir penelitian setelah siswa diberikan perlakuan. Berikut merupakan tabel data nilai pretest dan posttest siswa: Tabel 9. Data Nilai Pretest dan Posttest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Data Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Pre-Test Post-Test Kenaikan Pre- Test Post- Test Kenaikan Banyak Siswa 34 34 33 33 Nilai Terendah 14,44 22,22 7.78 10 23,33 13,33 Nilai Tertinggi 76,67 94,44 17.78 92,22 100 7,78 Rata - Rata 36,63 60,03 23,40 35,83 71,99 36,16 Varians 294,0131 753,3472 537,12 518,11 61 Dari tabel di atas diketahui bahwa rata-rata nilai pretest pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai pretest kelas kontrol, selain itu rata-rata nilai posttest pada kelas eksperimen juga lebih tinggi daripada rata-rata nilai posttest pada kelas kontrol. Selain itu dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa rata-rata nilai siswa pada kedua kelas mengalami peningkatan, namun kelas eksperimen mengalami peningkatan rata-rata nilai yang cenderung lebih tinggi dibandingkan peningkatan rata-rata pada nilai kelas kontrol. Kelas eksperimen mengalami peningkatan rata-rata nilai sebesar 36,16 sedangkan kelas kontrol mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 23,40. Jika dilihat dari persentase masing-masing aspek berpikir kritis siswa, peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 10. Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Aspek Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Pre- Test Post- Test Kenaikan Pre- Test Post- Test Kenaikan Memberikan Argumen 45,06 71,24 26,18 44,12 76,85 32,73 Melakukan Deduksi 45,06 71,24 26,18 44,12 76,85 32,73 Melakukan Induksi 38,32 56,68 18,36 39,70 67,53 27,83 Melakukan Evaluasi 45,06 71,24 26,18 44,12 76,85 32,73 Memutuskan dan Melaksanakan 36,63 60,03 23,40 35,83 71,99 36,16 Berdasarkan tabel di atas, persentase rata-rata tiap aspek berpikir kritis pada kedua kelas mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Peningkatan persentase 62 masing-masing aspek berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen cenderung lebih tinggi daripada peningkatan persentase masing-masing aspek berpikir kritis siswa pada kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, peningkatan persentase masing- masing aspek kemampuan berpikir kritis siswa tertinggi terletak pada aspek memutuskan dan melaksanakan dengan kenaikan sebesar 36,16, sedangkan peningkatan persentase masing-masing aspek kemampuan berpikir kritis siswa tertinggi pada kelas kontrol terletak pada aspek memberikan argumen, melakukan deduksi, dan melakukan evaluasi dengan kenaikan sebesar 26,18. Persentase tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram batang seperti gambar di bawah ini: Gambar 4. Diagram Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Seperti yang disajikan pada diagram batang di atas dapat dilihat persentase aspek berpikir kritis siswa pada kedua kelas dalam pre-test tidak memiliki perbedaan yang mencolok, hal ini menunjukkan bahwa siswa pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen memiliki kemampuan berpikir kritis awal yang setara. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Memberikan Argumen Melakukan Deduksi Melakukan Induksi Melakukan Evaluasi Memutuskan dan Melaksanakan 63 Namun setelah dilakukannya perlakuan terhadap masing-masing kelas, terdapat peningkatan pada setiap aspek kemampuan berpikir kritis yang signifikan terjadi pada kedua kelas, hal ini dibuktikan dengan persentase aspek berpikir kritis post- test kedua kelas yang jauh lebih tinggi dibandingkan persentase pre-testnya. Ditunjukkan pula pada diagram batang di atas bahwa kelas ekperimen mengalami kenaikan yang lebih tinggi pada semua aspek kemampuan berpikir kritis dibandingkan kelas kontrol.

3. Analisis Statistik

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

6 42 56

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Project Based Learning Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Kreativitas Bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1

0 4 19

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Project Based Learning Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Kreativitas Bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1

0 2 13

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP melalui Model Problem-Based Learning dan Project-Based Learning.

0 4 39

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK.

0 0 1160

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

0 0 16