kebutuhan dan minat siswa; 5 pendidikan harus mencakup kegiatan belajar dengan prinsip saling memahami dan saling menghormati satu sama lain, artinya
prosedur demokratis sangat penting; dan 6 kegiatan belajar hendaknya berhubungan dengan dunia nyata Santyasa, 2007: 13.
Menurut Rusman 2010: 223, asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation,
yaitu 1 untuk meningkatkan kreativitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan proses kreatif menuju kesadaran dan pengembangan alat bantu
yang secara eksplisit mendukung kreativitas; 2 komponen emosional lebih penting daripada intelektual, yang tak rasional lebih penting daripada yang
rasional; dan 3 untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan suatu masalah harus lebih dahulu memahami komponen emosional dan irrasional.
2.3.2 Ciri-ciri Investigasi kelompok
Model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
- Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan memilki independensi terhadap guru. Siswa tidak terikat dengan satu cara memecahan
masalah yang diberikan oleh guru. Siswa bebas menentukan cara memecahkan masalah masalah berdasarkan diskusi kelompok. Siswa juga bebas
menentukan sumber belajar yang digunakan. - Kegiatan-kegiatan siswa terfokus pada upaya menjawab pertanyaan yang telah
dirumuskan. Seluruh kegiatan yang dilakukan dalam kelompok dilakukan
dengan satu tujuan yaitu memecahkan masalah dan pertanyaan yang diperoleh kelompok tersebut.
- Kegiatan belajar siswa akan selalu mempersyaratkan mereka untuk mengumpulkan sejumlah data, menganalisis data, dan mencapai beberapa
kesimpulan. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dilaksanakan yaitu memecahkan permasalahan yang dihadapi.
- Siswa akan menggunakan pendekatan yang beragam di dalam belajar. Siswa diberikan kebebasan dalam menentukan cara pemecahan masalah sehingga
berbagai perspektif dari tiap siswa dapat muncul. - Hasil-hasil dari penelitian siswa dipertukarkan di antara seluruh siswa. Hal ini
dilakukan pada saat presentasi di kelas. Siswa lain diberi kesempatan menanggapi, bertanya dan mengajukan pendapat terhadap hasil diskusi
kelompok.
2.3.3 Pelaksanaan Investigasi Kelompok
Menurut Sharan, langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran model investigasi kelompok meliputi enam fase, yaitu:
- Memilih topik Siswa memilih sub topik khusus di dalam suatu daerah masalah umum
yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota kelompok yang berorientasi tugas.
Komposisi kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnis.
- Perencanaan kooperatif Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan
khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama. - Implementasi
Siswa menetapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan
keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam maupun di luar sekolah. Guru
secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan.
- Analisis dan sintesis Siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh pada tahap
ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan
kepada seluruh kelas. - Presentasi hasil final
Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas dengan tujuan agar siswa yang lain
saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Kegiatan presentasi dibimbing oleh guru.
- Evaluasi Siswa dan guru mengevaluasi tiap peran kelompok terhadap kerja kelas
sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individu atau kelompok Trianto, 2007: 59-61.
2.4 Kreativitas