Hakikat Investigasi kelompok Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok

berdasarkan kompetisi, yaitu siswa atau kelompok yang bekerja dengan hasil terbaik akan mendapatkan hadiah.

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok

2.3.1 Hakikat Investigasi kelompok

Model pembelajaran investigasi kelompok termasuk dalam pembelajaran kooperatif dengan metode spesialisasi tugas Finding Out atau Discubrimiento yang secara eksplisit menekankan bahwa tidak ada anak yang memiliki rangkaian kemampuan yang setara. Sebaliknya, tiap anak memiliki sesuatu yang unik dan khas untuk dijadikan kontribusi terhadap tugas kelompok Slavin, 2010: 213. Menurut Trianto 2007: 59, model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Thelan. Dalam perkembangannya model ini diperluas dan dipertajam oleh Sharan dari Universitas Tel Aviv. Model pembelajaran investigasi kelompok dilandaasi oleh filosofi belajar John Dewey. Pandangan Dewey terhadap kooperasi di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa menghadapi berbagai masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat demokrasi. Kelas adalah sebuah tempat bekerja sama secara kreatif antara guru dan murid untuk membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual dari berbagai pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan mereka masing-masing Slavin, 2010: 215. Pemikiran Dewey yang utama tentang pendidikan adalah: 1 siswa hendaknya aktif, learning by doing; 2 belajar hendaknya didasari motivasi intrinsik; 3 pengetahuan adalah berkembang, tidak bersifat tetap; 4 kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa; 5 pendidikan harus mencakup kegiatan belajar dengan prinsip saling memahami dan saling menghormati satu sama lain, artinya prosedur demokratis sangat penting; dan 6 kegiatan belajar hendaknya berhubungan dengan dunia nyata Santyasa, 2007: 13. Menurut Rusman 2010: 223, asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, yaitu 1 untuk meningkatkan kreativitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan proses kreatif menuju kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung kreativitas; 2 komponen emosional lebih penting daripada intelektual, yang tak rasional lebih penting daripada yang rasional; dan 3 untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan suatu masalah harus lebih dahulu memahami komponen emosional dan irrasional.

2.3.2 Ciri-ciri Investigasi kelompok

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik investigasi kelompok (group investigation) terhadap hasil belajar biologi siswa

0 30 71

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA.

2 3 51

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK.

0 2 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MENGETAHUI PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA.

1 2 38

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA.

0 0 47

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA.

0 0 38

Keefektifan Penggunaan Metode Pemberian Tugas dan Resitasi dengan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Pemalang -

0 2 128

View of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

0 1 7