2.6 Kerangka berpikir
Pembelajaran fisika di sekolah pada umumnya hanya menekankan pada ranah kognitif yang meliputi pengetahuan, ingatan, dan hafalan. Padahal hakikat
belajar adalah suatu proses perilaku dan interaksi individu untuk menuju arah yang lebih baik. Interaksi individu menuntut adanya pengalaman fisik dan
keaktifan siswa, bukan hanya kegiatan menghafal. Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran fisika, bahwa sains atau fisika merupakan aktivitas sosial yang
menggabungkan nilai-nilai kemanusiaan seperti rasa ingin tahu, kreativitas, imajinasi, dan keindahan. Belajar fisika harus dapat membuat siswa merasakan
nilai-nilai itu sebagai bagian dari pengalamannya. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi siswa. Pada pembelajaran kooperatif, siswa belajar melalui kegiatan penyelidikan berkelompok yang akan membantu siswa meningkatkan interaksi
individu dan menghasilkan pengalaman yang membuat pengetahuan mudah diingat dan bertahan lama.
Permasalahan pembelajaran yang lain adalah guru biasanya tidak mendorong siswa mengajukan pertanyaan dan menggunakan daya imajinasinya,
mengajukan masalah-masalah sendiri, mencari jawaban-jawaban terhadap masalah atau menunjukkan banyak inisiatif. Apabila hal ini terus berlangsung
maka kreativitas siswa dikhawatirkan tidak dapat berkembang. Guru harus mengupayakan pembelajaran yang memungkinkan siswa memahami dan
menguasai pelajaran fisika, meningkatkan interaksi siswa, serta meningkatkan kreativitas dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Model pembelajaran
yang memenuhi kriteria ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.
Model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok merupakan model pembelajaran berkelompok. Setiap kelompok bekerja memecahkan suatu
permasalahan berdasarkan metode investigasi yang telah mereka rumuskan dan mempresentasi hasil masing-masing kelompok. Pada akhir pembelajaran guru
bersama siswa melakukan evaluasi pembelajaran. Pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok, kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dioptimalkan dengan pemberian kesempatan dan kebebasan dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi. Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara sehingga mengharuskan siswa untuk membentuk kombinasi dan merakit kembali gagasan
baru dengan gagasan yang telah dimilikinya sejak semula. Berpikir kreatif dalam pemecahan masalah dapat dilakukan dengan cara berpikir lancar, berpikir luwes,
berpikir rasional, keterampilan elaborasi dan keterampilan menilai. Pada proses diskusi terjadi interaksi antar siswa dan lingkungan yang
dapat membentuk sikap dan kepribadian kreatif siswa. Siswa yang bersikap dan berkepribadian kreatif merupakan siswa yang memiliki kebebasan dalam
ungkapan diri, kepercayaan terhadap gagasan sendiri, kemandirian dalam memberi pertimbangan, kelenturan dalam berpikir, minat terhadap kegiatan
kreatif. Minat siswa pada kegiatan kreatif ditumbuhkan melalui kegiatan laboratorium, sehingga bukan hanya sikap kreatif siswa namun keterampilan
kreatif siswa dapat dikembangkan. Keterampilan kreatif siswa yang
dikembangkan meliputi menyusun tujuan praktikum, menyusun langkah kerja, menggunakan peralatan praktikum kreatif, membaca hasil praktikum
pengukuran, kelengkapan data yang diukur dan kesesuaian dengan tujuan praktikum, kecepatan mengerjakan praktikum.
Model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok sesuai bila diterapkan dalam pembelajaran fisika pada sub pokok bahasan fluida dinamis. Hal
ini karena materi fluida dinamis merupakan materi yang konsep dan fenomenanya dapat langsung diamati dalam kehidupan sehari-hari. Jika permasalahan yang
diungkap dekat dengan kehidupan siswa, maka siswa merasa mudah untuk menyelidiki dan menjawab permasalahan. Selain itu, banyaknya persamaan
matematis pada materi fluida dinamis biasanya membuat siswa bingung dan jenuh sehingga perlu suatu pembelajaran yang membangkitkan semangat dan keaktifan
siswa dalam belajar. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok
dalam pembelajaran materi fluida dinamis ditunjang dengan RPP, tugas mandiri, lembar diskusi, angket, lembar observasi dan soal evaluasi di akhir topik yang
disesuaikan dengan model pembelajaran. Kreativitas siswa dilatih dalam model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok melalui kegiatan penyelidikan
pemecahan masalahan yang tertuang dalam lembar diskusi. Kreativitas siswa dalam aspek kognitif diamati melalui tes tertulis di setiap akhir topik. Kreativitas
siswa dalam aspek afektif dapat diketahui berdasarkan angket yang dibagikan kemudian diisi siswa. Kreativitas siswa dalam aspek psikomotorik dilatih melalui
kegiatan laboratorium kemudian diamati melalui observasi.
38
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pemalang dengan alamat Jalan Jend Gatot Subroto no 51, Kabupaten Pemalang. Subjek penelitian adalah siswa
kelas XI IPA 3 tahun pelajaran 20112012 berjumlah 40 siswa, terdiri dari 16 laki- laki dan 24 perempuan.
3.2. Faktor yang Diteliti
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah : - Pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok pada sub pokok bahasan fluida dinamis dalam melatih kreativitas siswa.
- Peningkatan kreativitas siswa, meliputi dimensi kognitif yaitu berpikir kreatif, dimensi afektif yaitu sikap dan kepribadian kreatif dan dimensi psikomotor
yaitu keterampilan kreatif. Dimensi kognitif diukur menggunakan tes uraian, dimensi afektif diukur menggunakan angket dan dimensi psikomotor diukur
menggunakan lembar observasi.