4 Model pembelajaran kooperatif tipe TAI mudah dipelajari baik
oleh guru maupun siswa. Sedangkan kelemahan dari Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Assisted Individualization TAI yaitu jika jumlah siswa di dalam kelas terlalu banyak maka guru akan mengalami kesulitan dalam
memberikan bimbingan pada siswa. Serta akan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pelaksanaanya. Pada penelitian ini jumlah
siswa di kelas sebesar 16 siswa, sehingga kesulitan guru yang berasal dari jumlah siswa akan dapat lebih diminimalisasi.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Maryati 2015 yang berjudul
“Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization TAI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi
Siswa Kelas XI Akuntansi 3 SMKN 1 Godean Tahun Ajaran 20142015”. Hasil penelitian disimpulkan bahwa implementasi Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe
Team Assisted
Individualization TAI
dapat meningkatkan
Hasil Belajar
Akuntansi Kompetensi
Dasar Mendeskripsikan Pengelolaan Kartu Aktiva Tetap, Mengidentifikasi Data
Mutasi Aktiva Tetap, serta Mengidentifikasi Penyusutan dan Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap Siswa Kelas XI Akuntansi 3 SMKN 1 Godean
tahun ajaran 20142015 yang dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar afektif dan kognitif. Peningkatan hasil belajar afektif meningkat
sebesar 11,28 atau pada siklus I sebesar 73,18 menjadi 84,46 pada
siklus II. Peningkatan nilai rata-rata kelas hasil belajar kognitif melalui pre test dan post test pada siklus I meningkat sebesar 3,58 atau dari 72,48
menjadi 76,06. Sementara itu pada siklus II meningkat sebesar 12,78 atau dari 68,94 menjadi 81,72. Peningkatan ketuntasan klasikal pada siklus I
sebesar 19,36 atau dari 45,16 menjadi 64,52. Sementara pada siklus II meningkat sebesar 34,375 atau dari 46,875 menjadi 81,25.
Penelitian yang dilakukan oleh Maryati ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan Model
Pembelajaran Tipe Team Assisted Individualization TAI untuk meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi, sedangkan perbedaannya terdapat
subjek, materi, dan tempat penelitian. 2.
Penelitian yang dilakukan oleh Tri Jayanti 2015 yang berjudul “Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization TAI dan Penggunaan Modul guna Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi 4 SMK Negeri 1 Klaten
Tahun Ajaran 20122013”. Hasil penelitian disimpulkan bahwa implementasi
Pembelajaran Kooperatif
Tipe Team
Assisted Individualization TAI dan penggunaan modul mampu meningkatkan
Hasil Belajar Akuntansi siswa, yang dibuktikan dengan Hasil Belajar Akuntansi siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan
dengan siklus I. Pada siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 29 siswa 70,73 dan pada siklus II naik menjadi 38 siswa 92,68.
Penelitian yang dilakukan oleh Tri Jayanti ini memiliki kesamaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan Model Pembelajaran Tipe Team Assisted Individualization TAI untuk
meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi, sedangkan perbedaannya terdapat pada subjek, materi, tempat penelitian, dan dalam penelitian ini peneliti
tidak menggunakan Modul. 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Herlina Permatasari 2012 yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Team Assisted
Individualization untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI AK 1 SMK Abdi Negara Muntilan Tahun Ajaran 20122013
”. Hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TAI dapat meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi siswa kelas XI AK 1 SMK Abdi Negara Muntilan Tahun Ajaran 20122013 yang
dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar pada ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Pada siklus I, rata-rata hasil belajar
siswa pada ranah kognitif meningkat sebesar 21,2 dengan rata-rata nilai pre test 68,62 dan post test 89,82 serta diperoleh persentase ketuntasan
klasikal 93,11. Hal ini juga diikuti dengan peningkatan hasil belajar siswa pada ranah afektif dan ranah psikomotorik dengan rata-rata klasikal
masing-masing adalah 84,17 dan 79,17. Pada siklus II, rata-rata hasil belajar siswa pada ranah kognitif juga mengalami peningkatan sebesar
7,66 dengan rata-rata nilai pre test 80,67 dan post test 88,33 serta diperoleh persentase ketuntasan klasikal 83,33. Hal ini juga diikuti
dengan peningkatan hasil belajar siswa pada ranah afektif dan ranah
psikomotorik dengan rata-rata klasikal masing-masing adalah 90,56. Penelitian yang dilakukan oleh Herlina Permatasari ini memiliki kesamaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan Model Pembelajaran Tipe Team Assisted Individualization TAI untuk
meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi, sedangkan perbedaannya terdapat subjek, materi, dan tempat penelitian.
C. Kerangka Berpikir