Berdasarkan kutipan di atas, pengarang menggambarkan tokoh Gilig merupakan seseorang yangtidak bersyukur. Ia sering merenungi nasibnya yang
selalu serba kekurangan. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang dilakukan secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositori.
4.2.2 Mata Kranjang a. Aku Crita cekak
“SSS” Berdasarkan isi crita cekak “SSS” tokoh Aku merupakan tokoh utama,
karena frekuensi kemunculannya paling banyak daripada tokoh-tokoh lain. Tokoh Aku merupakan seseorang yang baik. Pada bagian awal cerita, tokoh Aku
diceritakan sedang jatuh cinta kepada seorang wanita yang menurutnya sangat cantik. Selain cantik wanita itu seperti wanita sholehah. Karena itulah yang
membuat ia semakin jatuh cinta. Hal ini ditunjukkan dengan kutipan di bawah ini. …pancen yen tak gagas, durung tau aku ditatoni dening Lidya. Mbuh kuwi
swara apa tindak-tanduk sing bisa nyuda rasa tresna lan kapercayaanku marang dheweke, minangka wanita sing sholehah. Mula rasa tresnaku
sansaya suwe tansaya raket. Rumaket. Lengket pindho prangko nempel amplop. “SSS” hlm 4
…memang menurutku, belum pernah saya disakiti Lidya. Entah suara apa tingkah laku yang membuat rasa sayangku sama dia, karena dia wanita
sholehah. Maka rasa sayangku semakin tambah. Nempel terus seperti prangko.
Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa tokoh Aku sedang jatuh cinta dengan Lidya. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang dapat
dilihat secara langsung atau menggunakan teknik dramatik dengan adanya percakapan yang dilakukan oleh tokoh.
b. Lus Crita cekak ”Oooooooo...”
Tokoh ini juga banyak dimunculkan dalam pengisahan cerita. Apalagi ia berperan sebagai tokoh utama yaitu Lus. Tokoh Lus ini adalah salah satu siswa
SMP Negeri yang ada di kabupaten Gunung Kidul. Ia sedang jatuh cinta sama teman sekolahnya namanya Heny. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.
...... Sidane, kaya adat saben aku bareng Heny mangkat sekolah. Ing pamikir
aku kepingin blaka, marang Heny. Blaka menawa aku tresna marang dheweke. Nanging? Embuh kenapa tutugku kaya dilem wae. Angel dak
bukak. Rasane kraket, rapet banget. Swasana, mung swara motor war, wer, war, wer. Ora nganti seprapat jam, aku lan Heny tekan ing
sekolahan. ”Oooooooo...” hlm 76
...... Jadinya, seperti biasanya saya bersama Heny kalau berangkat sekolah.
Dipikiranku saya ingin jujur, kepada Heny. Jujur jika saya itu jatuh cinta sama dia. Tapi? Entah kenapa mulutku rasanya tidak bisa bicara. Susah
untuk mengucapkan. Rasanya lengket, tidak bisa bicara. Keadaannya cuma terdengar suarawar, wer, war, wer. Tidak sampai lima belas menit,
saya dan Heny tiba di sekolahah.
Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa tokoh Lus sedang jatuh cinta sama teman sekolahnya. Ia mau mengatakan sesuatu kepada temannya yang
bernama Heny akan tetapi susah sekali bicaranya. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang dapat dilihat secara langsung atau disebut dengan
teknik ekspositori.
4.2.4 Cerewet a.