Penggambaran Tokoh LANDASAN TEORETIS

Dalam hal ini pengarang menguraikan pula secara rinci perilaku, latar belakang, keluarga, kehidupan tokoh pada bagian awal cerita, gambaran yang agak utuh tentang tokoh sudah dimiliki pembaca. Model pertama ini dalam telaah sastra sering disebut istilah analitik artinya tokoh sudah diekspresikan sendiri oleh pengarang. Dengan kata lain pengarang sendiri yang mengekspresikan watak tokoh-tokohnya.

2.5 Penggambaran Tokoh

Penggambaran tokoh dalam karya sastra ada dua macam yaitu teknik ekspositori dan teknik dramatik Abrams dalam Nurgiyantoro 2002:194. Teknik ekspositori adalah penggambaran watak tokoh secara langsung. Dalam hal ini pengarang menyebutkan secara langsung watak tokoh dalam sebuah cerita. Teknik dramatik adalah penggambaran watak tokoh secara tidak langsung, sehingga pembaca harus menyimpulkan sendiri watak tokoh di dalam sebuah cerita. Sumito A. Sayuti 1988:44 menyebutkan bahwa untuk menggambarkan watak tokoh dengan metode dramatik dapat ditempuh dengan sepuluh macam cara, yaitu 1 teknik naming ’pemberian nama tertentu’, 2 teknik cakapan, 3 teknik pikiran tokoh atau apa yang melintas dalam pikirannya, 4 teknik ’stream of consciousness’arus kesadaran’, 5 teknik penulisan perasaan tokoh, 6 teknik perbuatan tokoh, 7 teknik sikap tokoh, 8 teknik pandangan seorang atau beberapa tokoh terhadap tokoh lain, 9 teknik lukisan fisik, dan 10 teknik penulisan latar. Sumardjo 1986: 65-66 mengungkapkan beberapa cara yang digunakan pengarang untuk menggambarkan cerita. Cara tersebut adalah sebagai berikut: 1. Melalui apa yang diperbuatnya, tindakan-tindakannya terutama bagaimana ia bersikap dalam situasi kritis. Watak seseorang memang kerap kali tercermin dengan jelas pada sikapnya dalam menghadapi situasi gawat penting karena ia tidak bisa berpura-pura, ia akan bertindak spontan menurut karakternya, situasi di sini tidak perlu yang berbahaya tetapi situasi yang mengharuskan dia mengambil keputusan dengan segera. 2. Melalui ucapan-ucapannya, dari apa yang diucapkan oleh seorang tokoh cerita. Kita dapat mengenali apakah ia orang tua, orang dengan pendidikan rendah atau tinggi, sukunya, wanita atau pria, orang berbudi halus atau kasar dan sebagainya. 3. Melalui penggambaran fisik tokoh, penulis sering memuat deskripsi mengenai bentuk tubuh dan wajah tokoh-tokohnya, yaitu tentang cara berpakaian, bentuk tubuhnya dan sebagainya. Tetapi dalam cerpen modern cara ini sudah jarang dipakai. Dalam cerita fiksi lama penggambaran fisik kerap kali dipakai untuk memperkuat watak tokohnya. 4. Melalui pikiran-pikirannya, melukiskan apa yang dipikirkan oleh seorang tokoh adalah salah satu cara penting untuk membentangkan perwatakannya. Dengan cara ini pembaca dapat mengetahui alasan- alasan tindakannya. 5. Melalui penerangan langsung, dalam hal ini penulis membentangkan panjang lebar watak tokoh secara langsung. Hal ini berbeda sekali dengan cara tidak langsung yang mengungkapkan lewat perbuatannya, apa yang diungkapkannya menurut pikirannya dan sebagainya. 22

BAB III METODE PENELITIAN