Munyuk Crita cekak ”Jaring” Kancil Crita cekak ”Jaring” Lusianto Crita cekak ”Suwung”

yang dilakukan oleh pengarang adalah secara tidak langsung atau disebut dengan teknik ekspositori.

c. Marjan Crita cekak ” judeg”

Marjan merupakan tokoh utama, karena frekuensi kemunculannya dalam cerita lebih banyak dibandingkan dengan tokoh yang lainnya. Peristiwa dari awal hingga akhir cerita menceritakan tentang Marjan. Tokoh Marjan diceritakan seorang kepala rumah tangga yang baik. Ia sabar mengahadapi hidupnya yang serba kekurangan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Petugas banjur mlebu ing ruangan njero. Rada sautara. Janu kudu gelem sabar lan pasrah. Bathine mung nggedumel mangkel, apa ya ngene iki rasane wong ora duwe. Banjur kaya ngapa ya rasane wong sugih? ”Judeg” hlm 56 Petugas lalu masuk ke dalam ruangan. Seketika. Janu harus mau sabar dan pasrah. Hatinya mangkel, apa seperti ini rasanya orang yang tidak punya. Lalu bagaimana rasanya jadi orang kaya? Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa Marjan itu orang yang sabar menerima nasib. Namun dalam hatinya selalu bertanya-tanya mengenai bagaimana rasanya menjadi orang kaya. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang adalah secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositori.

d. Munyuk Crita cekak ”Jaring”

Munyuk merupakan tokoh utama, karena frekuensi kemunculannya dalam cerita lebih banyak dibandingkan dengan tokoh yang lain. Peristiwa dari awal hingga akhir cerita menceritakan tentang munyuk. Tokoh Munyuk diceritakan ia sebagai tokoh yang sabar. Hal ini dapat ditunjukkan dalam kutipan cerita di bawah ini. ”Alah wis ta awake dhewe iki mung rakyat cilik Padha nasibpe karo Ula, Semut lan Cacing. Awake dhewe iki ora bisa suwala. Kudu mung nrima. Wis rasah neka-neka” celathune Munyuk. ”jaring” hlm 31 ”Sudah ta kita itu rakyat kecil Nasibnya sama dengan Ular, Semut dan cacing. Kita semua itu tidak bisa berontak. Harus menerima apaadanya. Sudah tidak usah yang macam-macam lagi” Berdasarkan kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh Munyuk sedang sabar mengahadapi nasibnya. Ia seolah-olah memikirkan teman-temannya untuk belajar pasrah. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang adalah secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositori.

e. Kancil Crita cekak ”Jaring”

Kancil merupakan tokoh sentral yang memenuhi penceritaan dalam crita cekak ”Jaring”. Tokoh Kancil ini sabar dengan keadaan yang sudah terjadi saat ini. Hal ini ditunjukkan dengan kutipan di bawah ini. ”Gusti, kenging menapa masalah negari Klawu menika tansah jejel uyel. Lumintu, dereng ngantos setunggal masalah purna, kasusul masalah sanesipun. Menapa menika pacoban? ”Jaring” hlm 38 ”Tuhan, kenapa masalah negara klawu itu semakin rumit. Padahal, satu masalah saja belum selesai, ditambah masalah lagi. Apakah itu suatu ujian? Berdasarkan kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh Kancil diceritakan sedang sabar. Ia meminta petunjuk supaya masalah negara Klawu cepat selesai. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang adalah secara tidak langsung atau disebut dengan teknik ekspositoris.

f. Lusianto Crita cekak ”Suwung”

Tokoh Lusianto merupakan tokoh utama. Diawal cerita sampai akhir cerita menceritakan tentang Lusianto. Ia adalah seorang penyiar radio. Ia pasrah dan sabar ketika mengetahui kalau sebenarnya orang yang telah dicintainya sudah meninggal. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. Suwung rasane pangrasa. Anyep njejet, pindha es ing kutub lor. Ora krasa andharane wong tuwanealmarhum Tina, kodal ndhodok ati. Mataku mbrabak tuwuh rasa trenyuh lan getun ohhh Tina, jenengmu wis kacathet ing atiku. Muga-muga sliramu tinampa ing ngayunane Gusti Amin ”Suwung” hlm 126-127 Sepi rasanya. Dingin banget rasanya, seperti es yang ada dikutub utara. Tidak terasa perkataan orang tua Tina, bisa membuka hatiku. Mata memerah dan timbul rasa sedih dan kecewa ohhh Tina, namamu sudah tercatat dalam hatiku. Mudah-mudahan kamu dapat diterima disisi Tuhan. Berdasarkan kutipan di atas, menunjukkan bahwa tokoh Lusianto sabar dan pasrah dengan kenyataan yang seperti ini. Ia sangat sedih dan berserah diri ternyata orang yang dicintainya sudah meninggal. Kutipan diatas penggambaran tokoh yang dilakukan pengarang adalah secara tidak langsung atau disebut dengan teknik dramatik yang dilihat berdasarkan perasaan, pikiran, yang terlintas dan dirasakan pada tokoh.

g. Gilig Crita cekak