Trisni Crita cekak ”Ning” Temannya Bedul Crita cekak ”Brewu Nguntal Tengu”

membongkar ketidakadilan yang ada di negara Klawu. Bila terdiam saja hanya akan menerima apa adanya? Akan jadi apa negara Klawu nanti? Pertanyaan yang seperti itu yang menggoda kancil. Pusing berpikir mengenai negara Klawu yang jadi tempat pertumpahan darah. Saat ia lahir. ...Dhus...arepa kepriye wae, aku dadi kewan sing duwe kaluwihan kepinteran, ora trima marang kahanan iki” Mak brabat, Kancil mlayu. Embuh ngendi papan sing dituju. Wedhus lan Munyuk mung mlongo....”Jaring” hlm 34 ...Dus...kamu mau gimana aja, saya hewan yang mempunyai kepinteran, tidak terima dengan keadaan yang seperti ini” lalu, Kancil berlari. Tidak tahu tempat yang ia tuju. Kambing dan Munyuk hanya bengong. Kutipan di atas menggambarkan sifat Kancil yang cerewet. Ia terdiam hanya untuk memikirkan sesuatu bahkan ia mau menerapkan suatu cara untuk membasmi rasa ketidak adilan di negara Klawu. Tokoh Kancil ini merasa dirinya pintar jika mau dibohongi tidak mau, oleh sebabnya ia mempunyai karakter cerewet. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang dilakukan secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositori.

d. Trisni Crita cekak ”Ning”

Tokoh ini juga banyak dimunculkan dalam pengisahan cerita. Apalagi ia berperan sebagai istri tokoh utama yaitu Trisna. Peristiwa diawal cerita diceritakan Trisni diceritakan adalah tokoh yang cerewet dan ia tidak terima kalau ia dimarah-marahi suaminya tanpa sebab. Hal ini ditunjukkan dengan kutipan di bawah ini. Salahku apa? Dosaku apa? Kok... mangkono jatining pitakonan yekti kang kumanthil-kanthil ana ing pikirane Trisni. Panungkane tan karewes dening Trisno. Kepara malah meh ditrunjang. Mbok menawa yen Trisni luput anggone gujengan lawang mesthi klumah. ”Ning” hlm 67 Salah saya apa? Dosa saya apa? Kok... begitu pertanyaan yang melekat dipikirannya Trisni. Pertanyaannya tanpa diperhatikan oleh Trisno. Malah mau dipukul. Mungkin Trisni salah saat memegang pintu Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa Trisni tidak terima dengan perlakuan suaminya yang seperti itu kepadanya. Ia merasa tidak diperhatikan ketika ia bertanya kepada suaminya. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang dilakukan secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositori.

e. Temannya Bedul Crita cekak ”Brewu Nguntal Tengu”

Tokoh cerita ini tidak disebutkan siapa namanya. Akan tetapi pembaca mengetahui dengan jelas keberadaan dari tokoh yang menjadi temannya Bedul.tokoh ini diceritakan sangat cerewet Hal ini dapat ditunjukkan dengan kutipan di bawah ini. ”Wis...mas kok malah padudon dhewe-dhewe. Bedul mbengok sora. Ora ana gunane padha padu. Awake dhewe iki dadi korban. Sing penting awake dhewe, kudu gelem bersatu. Gawe strategi kanggo ngadepi para Brewu kae. Yen pancen ana penyimpangan awake dhewe gugat. Demonstrasi” ”Brewu nguntal Tengu” hlm 26 ”Sudah Mas Kok malah ribut sendiri. Bedul berteriak. Tidak ada gunanya memperdebatkan sendiri. Kita semua itu jadi korban. Yang penting kita semua, harus bersatu. Membuat strategi untuk menghadapi para karuptor itu. Demonstrasi” Kutipan di atas adalah percakapan antara Bedul dengan temannya. Walaupun secara singkat tapi pembicaraannya sangat mengena. Akan tetapi dalam pembicaraannya mereka berbeda pendapat. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang adalah secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositori.

f. Kancil Crita cekak ”Jaring”