...Ronggo uga sambat ngaru-ara, lambene suwek, bathuke pating prenjol. Abuh sak jempol tangan. ”AHH...” hlm 16
...Ronggo juga mengeluh, bibirnya sobek, dahinya sakit. Bengkak seperti jempol tangan.
Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa tokoh Ronggo diceritakan sedang mengeluh. Ia merasa sediih karena badannya kesakitan setelah berantem
sama tetangganya. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang adalah secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositori.
e. Janu Crita cekak ”Judheg”
Janu merupakan tokoh sentral yang mendominasi jalannya cerita. Pada bagian awal cerita, Janu merupakan seorang pemimpin keluarga. Ia mengeluh dan
sedih dengan hidupnya yang serba kekurangan. Hal ini ditunjukkan dengan kutipan di bawah ini.
Esuk kuwi, gegambaran mau nemahi kaluargane Maria lan Janu. Saendhil piceg ora duwe dhuwit. Kamangka Tini anake pembarep lara.
Drini uga meler. Kawit wingi sore ngringik, nangis wae. Yen wong ketunggon bandha mesthi langsung digawa menyang dhokter, utawa
menyang Puskesmas sing pancen kagadhang kanggo paweh pambiyantu marang masyarakat cilik. Oglak-aglik. Linggih dhingklik Bayarane
miring. Jelas luwih murah tinimbang dhokter umum utawa spesialis. ”Judheg” hlm 50
Pagi itu, bentuk keluarga dari Maria dan Janu. Sedikitpun tidak punya uang. Padahal Tini anak yang pertama sakit. Drini juga flu. Dari kemarin
ngringik, nangis terus. Bila jadi orang kaya pasti sudah dibawa ke dokter, atau ke Puskesmas yang selalu membantu warga kecil. Goyang-goyang
duduk kursi Bayarnya lumayan murah. Lebih jelas murah daripada dokter umum atau spesialis.
Berdasarkan kutipan di atas, pengarang menggambarkan tokoh Janu merupakan seseorang yang sedih dan mengeluh karena nasibnya. Ia tidak
mempunyai uang sama sekali untuk membrobatkan kedua anaknya yang baru
sakit. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang adalah secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositori.
f. Gilig Crita cekak ”Ajur”
Gilig merupakan tokoh utama, karena frekuensi kemunculannya dalam cerita lebih banyak dibandingkan dengan tokoh yang lain. Tokoh Gilig ini
diceritakan sedang mengeluh. Ia merasakan sedih dan kesakitan setelah sepuluh hari tidak sadarkan diri. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.
”Oghh...ogh...kog lara kabeh. Aku ana ngendi?” ”Ajur” hlm 142 ”Ogh...ogh...kog sakit semua. Sekarang saya dimana?”
Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa Gilig sedang sakit sehingga ia mengeluh kepada dirinya sendiri. Kutipan diatas juga dapat diketahui
penggambaran tokohnya dapat dilihat secara tidak langsung atau menggunakan teknik dramatik yang dilihat berdasarkan perasaan yang terlintas dan dirasakan
pada tokoh.
g. Aku Crita cekak ”SSS”