Istri Gilig Crita cekak ”Ajur” Sinta Crita cekak ”Apel”

4.1.11 Cengeng a. Siti Amidah Crita cekak

” Reformasi” Tokoh ini juga banyak dimunculkan dalam pengisahan cerita. Apalagi ia berperan sebagai tokoh utama yaitu Siti Amidah. Tokoh ini diceritakan sedang mengalami kesedihan karena adanya suatu masalah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kutipan di bawah ini. ”Nanging, Bu...tega tenan Mas Pras marang aku. Marang keluargane dhewe Lan marang janji lan lumpahe? Apa janji lan sumpah sing wis katancepake ing atiku among lamis? Uhhh...” ”Reformasi” hlm 92 ”Tapi, Bu....kok tega sih Bu Mas Pras sama saya. Sama keluarga kita Dan janji-janji yang sudah kita sepakati? Apa janji dan sumpah yang sudah ada dihati itu hanya semu belaka? Uhhh...” Berdasarkan kutipan di atas menunjukkan bahwa tokoh Siti Amidah diceritakan adalah seorang yang lagi sedih. Ia sedih karena ada suatu masalah mengenai keluarganya dan pacarnya. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang adalah secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositoris.

b. Istri Gilig Crita cekak ”Ajur”

Tokoh cerita ini tidak disebutkan siapa namanya. Akan tetapi pembaca dapat mengetahui dengan jelas keberadaan dari tokoh yang menjadi istri tokoh utama yaitu Gilig. Istri Gilig dalam cerita ini diceritakan sedang sedih. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. ”Ngk...ngk...ngk...pakne Sabit...pak...Sabit ninggal awake dhewe. Njenengan sakmenika wonten griya sakit. Sampun sepulud dinten mboten sadar. Sabit tilar donya pitung dinten kepengker”.”Ajur” hlm 142 ”Ngk...ngk...ngk...pak Sabit...pak...Sabit sudah meninggalkan kita. Bapak sekarang berada dirumah sakit. Sudah sepuluh hari bapak tidak sadarkan diri. Sabit meninggal tujuh hari kemarin. Berdasarkan kutipan di atas, pengarang menggambarkan tokoh Istri gilig sedang sedih. Ia bercerita kepada Gilig kalau anaknya sudah meninggal tujuh hari kemarin. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang adalah secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositori.

c. Sinta Crita cekak ”Apel”

Sinta adalah seorang anak dari Pak Mukmin. Ia mengeluh dan sedih karena pekerjaan yang harus ia kerjakan sangat banyak. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kutipan di bawah ini. ”Lho aku ora nggresula Mas. Aku mung ngomong gaweyan kok tumpuk undhung” ”Apel” hlm 18 ”Lho saya tidak mengeluh Mas. Saya cuma bilang kalau pekerjaannya sangat banyak banget. Berdasarkan kutipan di atas menunjukkan bahwa Sinta sangat sedih dan mengeluh karena pekerjaannya sangat banyak. Ia harus menyelesaikan semua pekerjaannya. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang adalah secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositori. d. Ronggo Crita cekak ”AHH...” Ronggo merupakan tokoh sentral yang mendominasi jalannya cerita. Tokoh Ronggo ini diceritakan tokoh yang mempunyai sifat sedih dan mengeluh. Hal ini dapat ditunjukkan dengan kutipan di bawah ini. ...Ronggo uga sambat ngaru-ara, lambene suwek, bathuke pating prenjol. Abuh sak jempol tangan. ”AHH...” hlm 16 ...Ronggo juga mengeluh, bibirnya sobek, dahinya sakit. Bengkak seperti jempol tangan. Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa tokoh Ronggo diceritakan sedang mengeluh. Ia merasa sediih karena badannya kesakitan setelah berantem sama tetangganya. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang adalah secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositori.

e. Janu Crita cekak ”Judheg”