Bertanggung Jawab a. Pak Giras Crita cekak

Aku tansaya ora bisa mikir. Aku dadi kaya wong linglung. Aku bingung. Oalah Pakne...pakne...ana ngendi sliramu. Durung nganti gantalan suwe gagang telpon dak selehke telpon muni kaping telu. ”Oalah pakne...Pakne...” hlm148 Saya semakin tidak bisa berpikir. Saya seperti orang yang sedang kebingungan. Saya bingung. Oalah...bapak....bapak....kamu ada dimana. Tidak lama telepon saya taruh terus berdering lagi sampai tiga kali. Kutipan di atas menunjukkan bahwa Ibu Giras orangnya sangat bingung. Karena sangat pedulinya ketika suaminya belum sampai tempatnya ia langsung kebinggungan. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang dilakukan secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositori.

4.1.8 Bertanggung Jawab a. Pak Giras Crita cekak

”Oalah Pakne...Pakne...” Pak Giras merupakan tokoh sentral yang memenuhi penceritaan dalam cerita ini. Apalagi tokoh Pak Giras ini merupakan tokoh utama. Pak Giras ini diceritakan orang yang baik dan tanggung jawab, ia sedang berusaha meminta maaf kepada istrinya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. ”Anu dhik, aku njaluk ngapura. Aku saiki mampir ana masjid cangkruk Tulungagung. Ngaso lan sholat shubuh. Sorry SMS lan bel mu ora dak bales. Amarga sadalan dalan udan deres. Hand phone dak selehke njeron tas lan mung tak getar, dadi ora krungu blas. Sing gedhe pangapuramu. Mesthine wae mau bengi kowe ora bisa turu. ”Oalah Pakne...Pakne...” hlm 148 ”Gini dik, saya minta maaf. Saya sekarang di masjid cangkruk Tulungagung. Istirahat dan salat subuh. Maaf SMS lan teleponmu tidak saya balas. Karena dijalan hujan deras. Hand phone saya masukkan didalam tas dan cuma tak getar, jadi tidak terdengar sama sekali. Yang besar terima maafku. Pastinya semalam kamu tidak bisa tidur. Berdasarkan kutipan di atas menunjukkan bahwa Pak Giras adalah orang yang bertanggung jawab, ia berusaha meminta maaf kepada istrinya. Karena selama perjalanan Pak Giras tidak ngasih kabar dan sudah membuat bingung istrinya. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang adalah secara tidak langsung atau disebut dengan teknik ekspositori. b. Pak RW Crita cekak “AHHH…” Tokoh Pak RW merupakan tokoh tambahan dimana hanya muncul beberapa kali saja dalam cerita. Tokoh Pak RW merupakan tokoh yang bijaksana terhadap warganya dan bertanggung jawab. Di tengah-tengah cerita Pak RW memisah dan mendamaikan pertengkaran Karsa dan Ronggo. Hal ini dapat ditunjukkan beberapa kutipan di bawah ini. Krunggu tembunge Tukiyem mak prepet, Pak RW kaya nglilir seka turune. Nuli cincing sarung banjur mbengok tandha aweh prentah. “Ronggo Karsa Leren…leren… Leren…” ujare Pak RW. “AHH…” hlm 15 Terdengar ucapannya Tukiyem terkejut, Pak RW seperti baru bangun dari tempat tidurnya. Lalu menyingkap sarung terus teriak member tanda. “Ronggo Karsa Berhenti…berhenti… Berhenti”ucapannya Pak RW. Berdasarkan kutipan di atas, pengarang menggambarkan tokoh Pak RW adalah seseorang yang bijaksana dan bertanggung jawab terhadap kedamaian warganya. Secara tegas ia melerai pertengkaran Ronggo dengan Karsa yang sangat serius. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang dilakukan secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositori.

c. Polisi Crita cekak ”Selingkuh”