Suka Menolong a. Aku Crita cekak

Sore kuwi dina Kemis malem Ju’mat Kliwon, jam setengah pitu bengi. Niat ingsun ketemu calon pacar lan mertua. Mesthine Tina ultah sinambi memplokamirkan yen dheweke saiki wis duwe pacar. Uhhhhh...hemmmmm. seneng aku mangkat. Alon-alon. ”Suwung” hlm 125 Sore itu hari Kamis malam Jum’ at Kliwon, jam setengah Tujuh malam. Berniat untuk menemui calon pacar dan orang tua menantu. Pastinya Tina ulang tahun terus memberikan pengumuman pada semua orang kalau dirinya sudah mempunyai pacar. Uhhhhh...hemmmmm. senang saya langsung berangkat. Pelan-pelan. Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa Lusianto sangat senang dengan ajakan Tina. Ia merasa ceria sekali dan hatinya berbunga-bunga semenjak kenal dengan Tina. Tokoh Lusianto diceritakan ingin mengenal Tina dengan lebih dekat, dengan cara menghadiri suatu cara ditempatnya Tina. kutipan diatas penggambaran tokoh yang dilakukan pengarang adalah secara tidak langsung atau disebut dengan teknik dramatik yang dilihat berdasarkan perasaan, pikiran, yang terlintas dan dirasakan pada tokoh.

4.1.2 Suka Menolong a. Aku Crita cekak

“SSS” Aku merupakan tokoh utama, karena frekuensi kemunculannya dalam cerita lebih banyak dibandingkan dengan tokoh yang lainnya. Peristiwa dari awal cerita sampai akhir cerita menceritakan tentang tokoh Aku. Tokoh Aku selain suka menolong ia merupakan seseorang yang baik terhadap siapa saja. Hal ini dapat dilihat dari kutipan di bawah ini. “Mas” “Ana apa?” “Sesuk jam sanga mbengi ngancani aku ya” “Menyang ngendi, kog bengi-bengi” pitakonku nlesih. Sebab ora biasane Lidya ngajak ketemu tekan mbengi. Kamangka dudu malem Minggu. Biasane yen janjian tekan rada mbengi kuwi mung pas malem Minggu. Nanging aku emoh mikir jero-jero. Sidane tak iyani wae. “Ya…ya…ya, ana ngendi? “Biasa. Mpun njih Mas. Sugeng siaran” “SSS” hlm 3-4 “Mas” “Ada apa?” “Besuk jam sembilan malam temani saya ya” “Mau kemana, kok malam-malam”tanyaku pelan. Sebab tidak biasanya Lidya mengajak bertemu sampai malam. Padahal tidak malam Minggu. Biasanya bila janjian sampai malam itu kalau pas malam Minggu. Tapi saya tidak mau berfikir dalam-dalam. Jadinya saya mau saja. “Ya…ya…ya, kemana?” “Biasa. Sudah ya Mas. Met siaran” Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat bahwa tokoh Aku merupakan orang yang suka menolong. Ia tidak pernah pamrih dalam menolong siapapun dan dia tidak berburuk sangka. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang dapat dilihat secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositori. b. Bapak Crita cekak “AHH…” Tokoh Pak RW merupakan tokoh tambahan, karena kemunculannya hanya beberapa kali saja. Tokoh Pak RW merupakan tokoh yang baik, ia selalu menolong siapa saja termasuk warganya. Hal ini dapat ditunjukkan dalam kutipan cerita di bawah ini. “Wis sing uwis, ya uwis. Saiki wancine bengi. Yen kena tak krenah, dha bali, dha mulih, dha ngeloni bojone Tur maneh yen masalahe bener kaya sing mbok kandhakake kuwi, kabeh salah, kabeh luput, kabeh kleru, kabeh padha edane. Karsa luput. Ronggo ya salah. Urip ana alam bebrayan iki, wajibe lung tinulung. Ora malah anteman. Na saiki tatu kaya ngono kuwi sapa sing rugi? Awakmu dhewe ta? Saiki dha bali. Tatune ditambani dhewe-dhewe Wis…”“AHH…” hlm 15 “Sudah yang sudah, ya sudah. Sekarang sudah malam. Jika mau dibilangin, sekarang balik, pulang, terus nemenin istrinya Lagi pula jika masalahnya benar apa yang kamu omongkan tadi, semuanya salah, semuanya tidak benar, semuanya sama gilanya. Karsa salah. Ronggo juga salah. Hidup di masyarakat, harusnya tolong menolong. Bukan malah bertengkar. Nah sekarang luka siapa yang rugi? Kamu sendiri ta? Sekarang pulang. Lukanya diobati sendiri-sendiri Sudah…” Berdasarkan kutipan di atas menunjukkan bahwa Pak RW menolong warganya. Ia sangat peduli sama warganya dan mau membantu siapa saja. Penggambaran tokoh yang dilakukan oleh pengarang dilakukan secara langsung atau disebut dengan teknik ekspositori.

4.1.3 Sopan a. Lusianto Crita cekak