Kesiapan Psikis Kesiapan Belajar

61

b. Kesiapan Psikis

Kesiapan psikis merupakan kesiapan yang bersumber dari diri siswa sendiri. Kesiapan psikis anak dipengaruhi dari kesadaran diri anak mengenai pentingnya pelajaran dan pendidikan. Jika anak menyadari betapa pentingnya pendidikan anak akan mempersiapkan terlebih dahulu materi-materi yang akan dipelajari di sekolah atau mengulang materi yang sudah dipelajari di sekolah. Mempersiapkan materi yang akan dipelajari di sekolah merupakan kesiapan awal sebelum menerima materi yang diberikan oleh guru. Namun tidak banyak anak yang melakukan persiapan materi sebelumnya. Hal ini didukung dengan hasil wawancara AN dan WL yang menyatakan bahwa tidak pernah mempersiapkan materi yang akan dipelajari di sekolah sebelumnya, hanya mempersiapkan jadwal pelajaran saja sebelum berangkat sekolah. Wwcr. 1 hal. 137 dan Wwcr. 2 hal. 146. Hal ini juga sejalan dengan hasil wawancara dengan orang tua AN dan WL yang menyatakan bahwa anak tidak mempersiapkan materi sebelum sekolah, mempersiapkan jadwal saja masih diingatkan. Wwcr. 3 hal. 156 dan Wwcr. 4 hal. 163. Hal yang sama juga didukung dengan hasil observasi yang dilakukan di rumah anak Obsr. 7 hal. 124, anak tidak mempersiapkan materi yang akan diberikan guru keesokan harinya di sekolah, namun anak hanya mempersiapkan jadwal pelajarannya saja. Belajar merupakan salah satu cara mempersiapkan materi yang akan dipelajari di sekolah maupun mengulang kembali pelajaran yang telah diajarkan di sekolah. Banyak anak yang belum memiliki kesadaran betapa pentingnya belajar 62 setiap harinya. Anak masih banyak yang belajar hanya ketika memiliki tugas atau pekerjaan rumah PR saja. Hal ini didukung dengan hasil observasi yang dilakukan di rumah anak Obsr. 6 hal. 123, belajar bukan merupakan kegiatan rutin anak yang dilakukan setiap hari. Belajar hanya ketika memiliki tugas pekerjaan rumah PR saja. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan orang tua WL yang menyatakan bahwa anak hanya belajar ketika memiliki tugas pekerjaan rumah PR saja, dan anak masih suka bohong apabila memiliki tugas pekerjaan rumah PR dari guru dan mengatakan kepada orang tua apabila tidak memiliki tugas pekerjaan rumah PR. Wwcr. 3 hal. 156. Hal ini juga diungkapkan AN dan WL dalam wawancaranya yang menyatakan bahwa belajar bukan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan di rumah dan hanya belajar hanya ketika ada tugas pekerjaan rumah PR saja. Orang tua hanya sekedar mengingatkan tanpa menemani atau memperhatikan ketika belajar, yang menjadikan anak susah untuk belajar setiap hari. Wwcr. 1 hal. 137 dan Wwcr. 2 hal. 147. Ilmu pengetahuan tidak hanya didapat dari buku, namun ilmu pengetahuan juga didapat dari mana saja. Banyak anak yang mengalami kesulitan ketika belajar dan membutuhkan bantuan orang lain untuk mengajari. Hal ini didukung dengan hasil wawancara orang tua AN dan WL yang menyatakan bahwa anak disuruh untuk mencari bantuan untuk mengajari ketika mengalami kesulitan dalam belajarnya kepada tetangga, karena orang tua tidak ada waktu untuk memberikan bantuan pengajaran. Wwcr. 3 hal. 156 dan Wwcr. 4 hal. 164. Hal ini didukung dengan hasil observasi yang dilakukan di rumah anak Obsr. 3 hal. 119, orang tua 63 tidak memberikan bantuan ketika anak mengalami kesulitan dalam belajarnya karena orang tua juga kurang memiliki ilmu pengetahuan yang memadai untuk mengajari anaknya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh AN dan WL dalam wawancaranya yang menyatakan bahwa orang tua tidak pernah memberikan bantuan ketika mengalami kesulitan dalam belajarnya karena orang tua juga tidak bisa dan orang tua menyuruh untuk meminta bantuan teman atau tetangganya. Wwcr. 1 hal. 137 dan Wwcr. 2 hal. 147 Berdasarkan triangulasi data didapatkan kebenaran bahwa anak tidak memiliki kesiapan psikis. Kesiapan psikis anak didapatkan dari anak mempersiapkan materi yang akan diajarkan di sekolah sebelumnya. Selain itu kesiapan psikis juga didapatkan dari anak belajar setiap hari sehingga anak dapat memahami setiap materi yang diajarkan oleh guru. Namun pada kenyataannya anak akan belajar jika sedang memiliki tugas pekerjaan rumah PR saja. Anak jarang belajar di rumah karena anak merasa tidak ditemani setiap belajar sehingga tidak ada yang dapat dimintai bantuan ketika mengalami kesulitan belajar. Orang tua tidak pernah menemani belajar karena kesibukannya yang setiap hari berjualan sate dari sore hingga larut malam. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak kurang dalam kesiapan psikinya. Hal tersebut terbukti dengan anak tidak pernah mempersiapkan materi terlebih dahulu sebelum ke sekolah karena belajar bukan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan anak ketika di rumah, anak hanya akan belajar ketika ada tugas pekerjaan rumah PR yang diberikan oleh guru bahkan 64 terkadang anak tidak mengerjakan tugas maupun pekerjaan rumah PR yang diberikan. Orang tua juga kurang mendukung dalam kesiapan psikis anak karena orang tua tidak dapat memberikan bantuan ketika anak mengalami kesulitan dalam belajar dikarenakan keterbatasan ilmu yang dimiliki orang tua dan kurangnya waktu yang diberikan orang tua kepada anaknya. Orang tua hanya akan memberikan saran untuk meminta bantuan teman atau tetangganya apabila mengalami kesulitan dalam belajar.

c. Kesiapan Materil

Dokumen yang terkait

DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA PADA ANAK HIPERAKTIF

0 3 21

DUKUNGAN ORANG TUA, MOTIVASI DAN SARANA Dukungan Orang Tua, Motivasi Dan Sarana Transportasi Belajar Terhadap Kedisiplinan Siswa SMK Negeri 2 Purwodadi.

0 3 15

PERAN KONSEP DIRI, DUKUNGAN ORANG TUA DAN PENYESUAIAN SOSIAL TERHADAP OPTIMISME Peran Konsep Diri, Dukungan Orang Tua dan Penyesuaian Sosial Terhadap Optimisme Siswa SMK Negeri 2 Klaten.

0 2 21

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA Hubungan Antara Efikasi Diri Dan Dukungan Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMA.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA Hubungan Antara Efikasi Diri Dan Dukungan Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMA.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA AWAL Hubungan Antara Dukungan Sosial Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja Awal.

0 3 15

Hubungan antara Efikasi Diri dan Dukungan Sosial Orang Tua dengan Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII SMK Negeri 5 Surakarta.

0 0 19

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN KESIAPAN MENJADI ORANG TUA PADA REMAJA YANG MENIKAH DINI DI DUSUN TANUDITAN TRIRENGGO BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Orang Tua dengan Kesiapan Menjadi Orang Tua pada Remaja yang Menikah Dini di Du

0 0 13

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS AKSELERASI - Unika Repository

0 0 14

PENGARUH TONSILITIS, INTELEGENSI, DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP PRESTASI BELAJAR

0 0 117